ExtraNews – Volodymyr Zelensky menjadi sosok sentral di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir. Terpilih sebagai Presiden Ukraina tiga tahun lalu, mantan komedian itu kini memimpin Ukraina menghadapi invasi dari pasukan Rusia.
Volodymyr Oleksandrovych Zelensky lahir di Kiev pada masa Uni Soviet, 25 Januari 1978 dari pasangan Yahudi Ukraina, Oleksandr Zelensky dan Rymma Zelenska.
Saat berusia 17 tahun, Zelensky mengikuti sebuah kompetisi komedi lokal yang kemudian merintis kariernya sebagai seorang aktor dan pelawak, membintangi sejumlah film laris di Ukraina. Pada 2015 dia membintangi serial televisi populer “Servant of the People” (Pelayan Rakyat), dimana dia berperan sebagai seorang guru sekolah yang terpilih menjadi presiden.
Berangkat dari kepopulerannya, pada Maret 2018 Zelensky terjun ke dunia politik, mendirikan partai politik Servant of People yang diambil dari nama serial televisi yang dibintanginya. Beberapa bulan kemudian, pada Desember 2018 dia maju sebagai calon presiden pada pemilihan umum Ukraina, menghadapi petahanan Petro Poroshenko yang tidak populer.
Pada April 2019 dia dinyatakan sebagai pemenang pemilu dan terpilih sebagai presiden Yahudi pertama Ukraina. Meski mengakui bahwa dirinya tidak religius, Zelensky beberapa kali merujuk identitas Yahudinya dan secara terbuka menyatakan solidaritas dengan Israel, menurut Times of Israel.
Zelensky mencoba menyelesaikan masalah ini dengan membangun kepercayaan dengan Rusia dengan sejumlah negosiasi terkait perjanjian gencatan senjata Minsk 2015 dan pertukaran tawanan. Namun, isu separatisme di Donetsk dan Luhansk, atau yang juga dikenal sebagai Donbass, tidak terselesaikan, dan Rusia terus memberikan dukungannya terhadap milisi di wilayah tersebut.
Situasi ini mendorong Zelensky berpaling ke Barat, mendekati Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa. Namun, langkahnya pada 2021, yang meminta Ukraina bergabung ke dalam NATO, memicu kemarahan dari Rusia dan meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
Moskow melihat bergabungnya Ukraina yang memiliki kedekatan geopolitik, sejarah dan budaya dengan Rusia, sebagai ancaman bagi keamanannya. Rusia telah menuntut jaminan dari NATO untuk tidak akan pernah menerima keanggotaan Ukraina, namun tuntutan itu telah ditolak Barat.
Ketegangan itu akhirnya pecah pekan ini setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina dengan dalih operasi militer khusus, yang salah satu tujuannya melindungi Republik Donbass, wilayah separatis di Ukraina timur yang pada Senin (21/2/2022) diakui Rusia sebagai negara merdeka. [*okezone]