Mie Aceh Kepiting, hidangan yang sangat menggugah selera, Perpaduan bumbu kaya rempah dan cita rasa kepiting sangat membuat makanan ini sangat membekas di hati. |
Mengenal Mie Aceh, maka kita akan harus mengenal sejarah Aceh. Bagaimana ceritanya mie dengan kuah merah dengan cita rasa kaya rempah yang kuat, juga rasa pedas dengan tambahan perasan jeruk nipis yang membuat sedikit cita rasa asam ke dalam mie menjadikan hidangan ini menjadi icon jajaran masakan khas Aceh yang sangat diminati hingga seluruh Nusantara. Mungkin cita rasa ini dipengaruhi karena pada zaman dahulu Aceh adalah tempat singgah para pelancong dari Arab dan India yang meninggalkan sedikit banyaknya budaya yang kental dengan Budaya Arab, India dan Melayu.
Ditemani, Kerupuk dan Jus Jambu Biji, Cukup untuk menjadi penutup makan malam yang luar biasa. |
Sore itu saya memesan Mie Aceh Kepiting, dengan kepedasan yang sedang. Sambil menunggu Mie Aceh saya memerhatikan jejak-jejak Tsunami yang masih membekas di sekitar Pelabuhan ini, membayangkan betapa dahsyatnya Tsunami saat tahun 2004 membuat saya sadar betapa menakutkanya musibah saat itu. Rumah-rumah, pohon, mobil termasuk jasad manusia terbawa sampai kota Banda Aceh yang jaraknya sekitar 7.5 km. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kejadian itu antara lain adalah Redamnya konflik yang terjadi di Aceh saat itu.
Senja di wilayah pelabuhan Ulee Lheu, pengalaman bersenda gurau sambil menikmati matahari terbenam disini |
Menikmati Mie Aceh saat matahari terbenam disini cukup menyenangkan terlebih rasa Mie Aceh yang sangat nikmat, kalau saya boleh menilai Mie Aceh disini saya beri nilai 9 (3 Star). Setelah hidangan habis, saya pun menikmati sejenak sampai matahari benar-benar hilang dari ufuknya dan adzan magrib berkumandang. Jika ada kesempatan berkunjung ke Kota Banda Aceh silahkan mampir ke Pelabuhan Ulee Lheu untuk menikmati sajian Mie Aceh, sangat rekomen untuk dicoba.