Kepala BKKBN Minta Pers Menjadikan Isu Stunting sebagai Pengarusutamaan

Jakarta, Extranews —— Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), meminta kepada pers dan wartawan sebagai ujung tombak kerja-kerja jurnalistik untuk menjadikan isu stunting sebagai pengarusutamaan.

Demikian disampaikan oleh Hasto, saat pembukaan UKW PWI DKI Jakarta, angkatan 63, di kantor Indopos, Rabu (15/11).

Hasto menyampaikan sambutan, pada acara UKW yang diikuti 27 peserta, mengucapkan terima kasih karena sudah dilibatkan dalam kegiatan UKW.

Menurut Hasto, tugas berat yang dihadapi saat ini terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yaitu mengubah Mind set.

Misalnya mengubah mindset yang mengatakan banyak anak banyak rezeki, punya anak dua yang berkualitas.

BACA JUGA INI:   Bercinta Pakai Minyak Goreng Yang Meng'Asyikan!

Mantan Pj Bupati  Kulonprogo ini, mengharapkan tugas berat ini dibantu oleh media pers dengan memberikan tekanan untuk menggaungkan bahwa persoalan stanting  yang mesti menjadi isu arus utama.

Persoalan stunting  adalah masalah penting dalam pembangunan SDM. Ini menunjukkan Indikator kinerja jajaran masih  kurang fokus terkait revolusi mental.

Pada kesempatan itu juga dipasang pin bahwa dibentuk wartawan peduli stunting, yang diharapkan ke depan Wartawan dan media menjadikan isu ini penting dan wajib untuk diberitakan.

Menurutnya,?Pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen tahun 2024, dimana pada 2019 mencapai 27,6 persen (Riset Kesehatan Dasar 2019) dan di 2023 turun menjadi 21,6 persen.

BACA JUGA INI:   Ustaz Yusuf Mansur Ingin Wirda Mansur Nikah Muda: Cerai Itu Enggak Apa-apa

Target penurunan angka stunting pada 2024 tinggal 14 persen lagi, oleh karena itu perlu langkah pencegahan stunting pada anak yang dapat dilakukan orang tua.

Beberapa langkah yang patut dilakukan perhatikan nutrisi sejak dalam kandungan, perhatikan gizi 1000 hari pertama anak, berikan ASI eksklusif dan imunisasi, lakukan pemeriksaan rutin serta akses sanitasi dan kebersihan.

Sementara itu, Komisaris Utama Indopos,

Syarif Hidayatulloh menjelaskan, sebagai

wartawan bagaimana how to (bagaimana menulis) tapi bagaimana how read atau bagaimana tulisan dibaca.

Oleh karena itu UKW yang diperlukan bagaimana tulisan itu dibaca, mungkin itu menulis tentang pemilu.

Isu yang sangat ini juga penting soal Stunting dan bagaimana peran dari pers dalam bekontribusi kaitan pencegahan stunting.

BACA JUGA INI:   Presiden Resmikan Proyek Tangguh Train 3 dan Ground Breaking Proyek UCC, AKM dan Blue Amonia

Pada bagian lain lagi, Sekjen PWI Sayid Iskandarsyah, bahwa dalam UKW qgar peserta menguasai tiga faktor yaitu kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan.

Hal ini sejalan dengan peran wartawan, menurut Hasto yang diharapkan saat ini Wartwan lawan dapat memberikan edukasi, fungsi informasi dan mempertahankan ideologi.

Sementara itu, UKW yang digelar dua hari 15-16/November 2023, diiikuti lima kelas yang terdiri dari 4 kelompok wartawan muda dan satu kelompok wartawan madya.Firko

Komentar