JAKARTA, ExtraNews – Sosok mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan akhir-akhir ini tengah jadi sorotan publik, karena berbagai keputusan-keputusan politiknya.
Usai kalah dalam kontestasi Pilpres 2024, Anies Baswedan kemudian berpeluang maju kembali jadi Calon Gubernur Jakarta.
Anies awalnya kuat dikabarkan bakal diusung PDI Perjuangan sebagai Bakal Calon Gubernur Jakarta. Namun, ternyata PDIP batal mengusung Anies.
PDIP lebih memilih dua kadernya, yakni Pramono Anung dan Rano Karno untuk jadi pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta. Gagal maju di Pilkada Jakarta, Anies kemudian kuat diisukan maju di Pigub Jawa Barat.
Anies saat itu dikabarkan bakal diusung PDIP untuk maju di Pilgub Jabar. Namun, jelang penutupan pendaftaran Pilgub Jabar di KPU, Anies memutuskan untuk tidak maju di Pilgub Jabar.
Konon, salah satu alasan Anies tidak maju di Pilgub Jabar, karena tidak ingin berhadapan dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang juga maju di Pilgub Jabar berpasangan dengan Ilham Habibie.
Lantas, akan kemana Anies usai gagal memenangi Pilpres dan batal maju di Pilkada? Anies pun juga menjawab soal pertanyaan apakah dirinya bersedia jika ditawarkan menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Soal pertanyaan itu, Anies pun tidak menjawab secara pasti. Namun, jika dia ditawarkan secara resmi oleh Prabowo, maka dia akan memberikan jawaban.
“Kalau saya itu, menjawab iya bersedia, pertanyaannya, memang ditawarin? Oke saya bilang enggak, jawabnya, memang nawarin lu? enggak, lu ngapain geer gitu,” kata Anies Baswedan dalam program QnA di Youtube Metro TV yang tayang Minggu (8/9/2024).
Kendati demikian, meski kini berada di luar pemerintahan, Anies menegaskan dirinya bakal tetap memperjuangkan keadilan dan kesetaraan untuk rakyat.
“Saya terus akan bismillah tetap berada di dalam perjuangan untuk keadilan, kesetaraan dan nanti pada saatnya saya akan jawab, tapi kalau saya hipotetical, itu nanti malah jadi enggak enak gitu,” ujar Anies.
Anies kemudian bicara soal keputusannya tidak maju di Pilgub Jawa Barat. Anies yang sangat suka membaca buku biografi para pendiri bangsa itu mengaku mendapat pelajaran bahwa tidak semua keputusan itu baik dan benar.
“Kita ingin ambil keputusan itu, keputusan yang benar dan baik, benar secara moral baik secara konsekuensi, tapi dalam hidup ini kita enggak selalu ketemu situasi begitu, kadang-kadang kita ambil keputusan yang benar tapi konsekuensinya enggak baik, kadang-kadang kita ambil keputusan yang tidak benar tapi baik,” ujar Anies.
Soal pengambilan keputusan itu tentu saja bisa diperdebatkan. Namun, kata Anies, yang harus dihindari ialah keputusan yang tidak baik dan tak benar.
“Kalau saya ambil keputusan itu (maju di Pilgub Jabar), maka baik secara konsekuensi karena saya terlibat politik, tapi tidak benar secara moral atau pegangan,” ujar Anies. (*)