Jakarta, Extranews —- Politikus PDIP dan mantan Menteri BUMN Kabinet Gotong Royong, Laksamana Sukardi, menggandeng seniman Harry Tjahjono untuk membuat konten youtube ramah anak.
Menurut Laks, demikian Laksamana Sukardi sering disapa, selama ini anak-anak menjadi terbiasa melihat tontonan di medsos, termasuk konten-konten yang tidak sesuai usia mereka. Konten-konten berisi kebencian, intoleransi, pertikaian pendapat dan hal tidak berguna lainnya, setiap detik ditonton dan bisa disebut meracuni akal sehat dan penalaran anak-anak.
“Perlu dicegah keracunan mental akibat media sosial yang tidak mendidik, seperti sifat materialistis, intoleransi, tidak santun dan lain-lain,” tegas mantan Bankir, Pendiri PDIP dan aktivis sosial itu.
Laks menambahkan, sosial media memiliki peran penting menggantikan media tradisional (koran, majalah dan TV) dalam menentukan kualitas anak bangsa melalui proses pendidikan. Melalui media sosial kita bisa membangun nasionalisme dan karakter bangsa. Dan itu harus dimulai dari anak anak,” papar Laks.
Laks dan Harry lalu sepakat untuk melakukan aksi, antara lain membuat konten klip lagu tentang tanah air, lingkungan hidup, toleransi, kasih sayang, patriotisme dan hal lain yang diperlukan untuk membangun karakter anak Indonesia.
“Pak Laksamana lalu mendorong dan mendukung saya untuk menerjemahkan hal tersebut dalam bentuk konten klip di YouTube dan medsos. Dan saya diberikan kebebasan kreatif untuk mengarang 100 lagu anak Indonesia, yang bermuatan kearifan lokal dan hal-hal positif lainnya,” turut Harry Tjahjono.
Sejak 23 Maret 2022, Harry mulai menulis lagu, membuat video klip secara sederhana, dan menguaplodnya ke youtube.
Konten tersebut kini telah hadir di kanal youtube Klip Klap Klub, yang berisi video klip sederhana, lagu-lagu ciptaan Harry Tjahjono.
Penulis lagu “Harta yang Paling Berharga” kelahiran Madiun, 5 Februari 1954 itu menuturkan, awal Februari 2022, diundang ngobrol di rumahnya, tentang banyak hal. Akhirnya obrolan masuk mengenai pengaruh media sosial terhadap dunia anak-anak Indonesia seperti TikTok, YouTube, Instagram dan game online.
“Saya bersyukur konsep tersebut diterima sebagian besar penonton. Salah satunya, klip _Jamu Leluhur_ , dalam delapan hari sudah dilihat 61.000 viewer.
“Memang diperlukan upaya melalui KlipKlapKlub untuk membangun mental dan karakter bangsa sejak dini. Dengan pendekatan edutainment (edukasi dan entertainment). Memperkenalkan kearifan dan karakter bangsa melalui lagu anak anak dan video klip yang menghibur dan mendidik,” kata Laks mengomentari tayangan KlipKlapKlub di kanal youtube.
Harry mengaku mengenal Laksamana Sukardi (LS) tahun 2008. “Saya menjadi komunikator budaya ketika LS mendirikan Partai Demokrasi Pembaruan,” ungkap lelaki yang pernah menulis skenario _Si Doel Anak Sekolahan_ itu. (HS/HSZ)
Komentar