JAKARTA, ExtraNews – Usai lepas jabatan sebagai Panglima TNI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo mengaku nyaman dengan lakonnya kini tanpa bergabung dengan parpol. Dia lebih enjoy aktif mengkritik Pemerintah lewat Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI).
Setidaknya ada dua isu besar yang kerap digelorakan, yakni kaitannya dengan Pemerintah vs Islam dan penyusupan komunisme. Hal yang jadi pertanyaan umum banyak pihak tentu saja soal apakah Gatot hingga kini tak tertarik mengubah KAMI menjadi sebuah parpol, atau bergabung dengan parpol untuk memperjuangkan isu yang kerap digelorakan.
Menurut Gatot, dia sama sekali tak menyatakan ada misi politik, termasuk lewat program. Sebab dia hanya berusaha mengkritik. Dia juga mengaku kerap dirayu sejumlah parpol untuk bergabung dan ikut memimpin partai.
“Saya inin sampaikan, tidak ada program politik. Beberapa kali saya dirayu untuk gabung dan memimpin partai baru, bahkan partainya sudah dilahirkan sekarang. Saya lebih memilih milik publik saja,” katanya dalam wawancara di saluran Youtube Akbar Faizal, dikutip Hops.id, Jumat 29 Oktober 2021.
Soal sebutan sejumlah orang yang berkaitan dengan hasratnya maju di kontestasi Pilpres 2024, Gatot mengaku mengalir saja.
“2024 nanti-nanti saja, sebab kalau enggak takdir juga enggak bisa kan. Biarlah saya pakai format seperti sekarang ini,” katanya.
Gatot berjuang lewat jalur non parpol
Pada kesempatan itu, Gatot lalu disinggung soal format yang dimaksud. Menurut Gatot, pilihannya saat ini lantaran banyak parpol yang ada kini justru malah berkolaborasi dengan Pemerintah.
Bahkan tembus 80 persenan partai mesra dengan Pemerintah. Dari sanalah timbul pemikiran bahwa Pemerintah harus mendapat kontrol sosial dan tidak mesti dari suara Parpol.
“Trias politikanya bagaimana? Lihat saja sekarang. Makanya harus ada yang mengontrol, dan saya bergerak. Saya teriak-teriak biar orang tahu kondisi,” katanya lagi.
Menurut dia, organisasi KAMI yang ikut digagas bersama sejumlah tokoh termasuk Din Syamsuddin juga diklaim tidak akan diubah menjadi sebuah Parpol. “Sampai kapan pun kami tak akan berubah jadi partai.”
Soal keterangan adanya niatan gerakan untuk menurunkan Jokowi, Gatot membantahnya. Menurut dia, kritik yang dilakukan oleh KAMI sejauh ini masih konstitusional. Yakni berkutat pada perbaikan-perbaikan yang dikeluhkan oleh rakyat.
“KAMI sejak lahir sudah dibusukin. Bayangkan saat deklarasi, tahu-tahu di ujung-ujung jalan sudah ada spanduk turunkan Jokowi. Itu siapa yang sengaja masang? Kami enggak pasang itu.”
“Tidak pernah kami katakan turunkan Jokowi. Kami cuma kritik untuk perbaikan. Kalau DPR bergerak lah sesuai fungsinya, saya biar lewat cara yang lain. Biar kita saling mengisi,” katanya. [*hops]