Pasang Iklan Murah Meriah

Simposium Nasional Pembelajaran Sejarah III Di Kota Palembang

Simposium Nasional Pembelajaran Sejarah III Di Kota Palembang
Simposium Nasional Pembelajaran Sejarah III , dengan tema “Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Dalam Konsep Ketahanan Budaya , Publikasi dan Sumber Belajar Pada Era Milenial” , dari tanggal 3 sampai 6 November 2021 di gelar di Hotel Swarnadwipa, Palembang, Kamis (4/11/2021).

SMB IV Harapkan Guru Sejarah Giatkan Pembelajaran Kepada Generasi Milenial

PALEMBANG-SUMSEL, ExtraNews – Simposium Nasional Pembelajaran Sejarah III , dengan tema “Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Dalam Konsep Ketahanan Budaya , Publikasi dan Sumber Belajar Pada Era Milenial” , dari tanggal 3 sampai 6 November 2021 di gelar di Hotel Swarnadwipa, Palembang, Kamis (4/11/2021).

Turut hadir Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn, Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (Agsi) Sumardiansyah Perdana Kusuma, staf ahli Gubernur Sumsel bidang kebudayaan Hidayat Comsu, Gubernur Sumsel di wakili Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Drs H Riza Fahlevi MM , Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (Agsi) Sumsel Merry Hamraeny, S.Pd, M.M dan perwakilan Agsi seluruh Indonesia.

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn berharap kedepan guru-guru sejarah bisa lebih mengiatkan pembelajaran sejarah kepada generasi milenial.

Karena menurut SMB IV dengan pembelajaran tersebut akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan juga menumbuhkan kebesaran bangsa Indonesia karena mengetahui masa lalu kita yang sangat besar dan harus diperjuangkan untuk dibesarkan kembali.

“ Terutama nilai-nilai yang terkandung didalamnya,” kata SMB IV yang juga menjadi nara sumber dalam simposium tersebut.

Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (Agsi) Sumardiansyah Perdana Kusuma mengatakan, berbicara sejarah dan budaya maka bangsa Indonesia memiliki segudang amunisi dan itu bisa menjadi tenaga bagaimana Indonesia bisa tegak di mata dunia internasional .

“ Pertanyaannya sejauh mana kebudayaan menjadi paradigma pembangunan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, jika kebudayaan dilupakan sebagai garis pembangunan pusat dan daerah maka bangsa ini menggali lubang kuburnya sendiri dan kebudayaan merupakan energi kekuatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan kebudayaan ada didalam diri kita sebagai sebuah bangsa ,” katanya.

BACA JUGA INI:   Kompak, Hari Pertama Masuk Sekolah di Muba Patuhi ProtokeS, Murid dan Guru Pakai Masker, Ventilasi Kelas Terbuka