NIATNYA adalah ibadah umrah, namun demikian berkaitandengan paket perjalanan yang dapat disatukan dengankunjungan ke negara lain. Mengapa tidak? Bergantung dari minat dan kemampuan jemaah yang telah berniat umrah. Termasuk pilihan Jemaah umrah mengunjungi negara Turki. Asyiknya perjalanan yang dilaksanakan dari tanggal 4-19 November 2024 ini bersama biro travel Umroh Bareng Yuk dari Sultanah Tour Service, Jakarta. Berikut catatanperjalanan dari Firdaus Komar dan Anisatul Mardiah yangmengikuti perjalanan ibadah umrah plus jalan-jalan di Turki, dalam beberapa bagian tulisan.
Selanjutnya perjalanan dengan penerbangan dari Istanbul menuju Jeddah, sesampai di King Abdul Aziz tujuanrombongan umroh bareng menggunakan bus menuju Hotel Jawharat Al-Rosheed Kota Madinah.
Posisi hotel begitu dekat jaraknya dengan Masjid Nabawi, dari hotel lebih kurang 200 meter sudah masuk di pintu pagarmasjid Nabawi. Di Kota Madinah rombongan juga berkesempatan ziarah ke Masjid Ijabah, Masjid Bilal, Masjid Qubah, ke kebun Kurma dan ke jabal Uhud serta jaabl Rumat. Kami juga memanfaatkan kesempatan untuk ibadah shalatwajib di Masjid Nabawi. Sedangkan kesempatan ibadah kelokasi Raudha, namun untuk berada di sini diatur sesuaijadwal berdasarkan pendaftaran oleh muthawif Zainuddin atauakrab dipanggil ustadz Zen.
Raudhah diyakini salah satu tempat yang mustajab beribadahdi Masjid Nabawi. Jemaah haji dan umrah yang berkesempatan memasuki tempat ini bisa memanjatkan doadan mengerjakan sejumlah amalan lainnya, termasuk shalatsunnah.
Letak Raudhah ada di antara rumah Rasulullah SAW dan mimbar yang beliau gunakan untuk berdakwah. Rumahtersebut kini menjadi makam Rasulullah SAW.
Raudah ditandai dengan tiang-tiang putih yang luasnya sekitar330 meter persegi yang memanjang dari arah timur sampaibarat sepanjang 22 meter dan dari arah utara sampai selatansepanjang 15 meter. Di Raudhah inilah, Rasulullah SAW beribadah, memimpin shalat, dan menerima wahyu. Tempattersebut juga digunakan oleh para sahabat untuk beribadah.
Bagi Jemaah yang mendapat kesempatan ke Raudha, selain mengerjakan shalat, amalan di Raudhah lainnya yang bisaditunaikan umat Islam adalah berdoa dan berzikir.
Ketika di Raudhah, umat Islam juga dianjurkanmemperbanyak zikir kepada Allah SWT, memohon ampunandari-Nya, dan memperbanyak sholawat kepada Nabi muhammad SAW dengan penuh harap agar mendapatkansyafaat.
Tahapan berikutnya adalah memulai ibadah umrah denganmengambil miqat di Bir Ali atau Bi’rul Ali. Bagi jamaahumrah, tempat ini merupakan salah satu lokasi kaummuslimin yang hendak menunaikan ibadah haji atau umrah untuk memulai ihram. Tempat -tempat ini disebut sebagaimiqat. Setelah melewati batas miqat dengan niat berihram, maka seorang jamaah terikat pada berbagai aturan ihram selama menunaikan ibadah haji atau umrah.
Dikutip dalam catatan Sami bin Abdullah al-Maghlout dalamAtlas Haji dan Umrah dikemukakan bahwa Bir Ali dahuludikenal sebagai Dzul Hulaifah, sebuah desa yang berjarak 6 atau 7 mil dari Kota Madinah. Dari sana, penduduk Madinah mengambil miqat untuk berhaji. Daerah ini merupakansumber air bagi Bani Jusham dan Bani Khafajah dari Klan Uqail. Seiring dengan perkembangan zaman, Dzul Hulaifahdinamakan dengan Abyar Ali. Ada beberapa versi sejarahterkait dari mana nama Abyar Ali berasal.
Lokasi Bir Ali berada di 11 kilometer dari Masjid Nabawi, Madinah. Di masjid inilah tempat miqat atau tempat berniatumrah/haji bagi calon jamaah haji Indonesia yang berangkatdari Madinah menuju Masjidil Haram di Makkah. Rombongan kami umroh bareng juga diberangkatkan dariMadinah ke Makkah setelah menyelesaikan proses ibadah di Madinah.
Dahulu di zaman Rasulullah SAW, tempat berdirinya Masjid Bir Ali ini disebut Lembah Aqiq. Sebab, lokasi masjid tempatmengambil miqat ini agak turun ke bawah, menuju lembahyang menghijau. Di belakangnya sebuah bukit berbatu cadasmenjadi pemandangan lain yang juga menakjubkan mata.
Bangunan Masjid Bir Ali seperti bangunan kotak, sang arsitekAbdul Wahid al-Wakil terinspirasi oleh bentuk rumahmasyarakat di sekitar lembah ini dalam rancangannya. Sedangkan berdasarkan laman Kementerian Agama RI, Masjid Bir Ali ini dikenal dengan banyak nama. Disebut Bir Ali (bir berarti kata jamak untuk sumur), karena pada zaman dahulu Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA menggali banyaksumur di tempat ini. Sekarang, bekas sumur-sumur buatanSayyidina Ali bin Abi Thalib sudah tidak tampak lagi.
Masjid ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Syajarah yang berarti pohon karena masjid cantik dibangun di tempat di mana Nabi Muhammad SAW pernah berteduh di bawahsebuah pohon yaitu sejenis akasia.
Masjid yang semula kecil dan sederhana kini menjelmamenjadi bangunan indah. Keseluruhan areal masjid luasnyasekitar 9.000 meter persegi yang terdiri atas 26.000 meter persegi bangunan masjid, dan 34.000 taman, lapangan parkir, dan paviliun.
Dan dari sini, saya dan rombongan umroh bareng bersamabeberapa rombongan lain melakukan persiapan mengambilmiqat. Dari lokasi ini sudah memutuskan niat umrah dan berlaku larangan yang bagi yang telah berniat umrah.semuamengenakan pakaian ihram dan berlaku ketentuan yang melingkupinya. Rombongan kemudian bergerak menujuMakkah al-Mukarramah untuk melaksanakan rangkaianumrah dari mulai thawaf, sai dan tahallul. Selama perjalananmenuju Makkah diisi dengan memperbanyak talbiyah, shalawat dan membaca Al-Qur’an.
Jika Jemaah berniatmelaksanakan umrah selanjutnya, miqat bisa juga di Masjid tan,im, yang terdekat di lokasi perbatasan Kota Mekkah. Jaraknya dari Masjidil Haram sekitar 7,5 km. Bisa juga mengambil niat atau miqat di lokasi Masjid Ji’ranah, adalahmasjid yang digunakan untuk miqat dan berihram bagipenduduk Mekkah. (*)