Seorang Developer Asal Palembang Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang

PALEMBANG, ExtraNews – Developer asal kota Palembang ikut jadi korban pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet atau yang bernama asli Slamet Tohari, dukun pengganda uang dari Banjarnegara yang ditangkap polisi karena membunuh kliennya.

Korban asal Palembang atu adalah Mulyadi (47). Dia warga Lorong Bakti, Pakjo, Palembang seorang developer, pengusaha atau pengembang perumahan.

Menurut pengakuan keluarganya, Mulyadi sudah lama tidak pulang ke rumahnya, dia hilang tercatat sudah satu tahun ini.

Informasi terakhir yang diketahui keluarganya, Mulyadi pergi ke desa Balun dan desa Balum terletak di ladang milik pelaku Slamet tempat polisi menemukan 12 mayat korban pembunuhan yang dilakukan Slamet.

Atas temuan ini keluarga Mulyani beranggapan bahwa salah satu koran itu adalah Mulyadi, adik Mulyani yaitu Ahmad Hidayat bahkan sudah ke desa Balum itu. Dia sedang menanti kepastian dimana kakaknya.

BACA JUGA INI:   Apakah WhatsApp dari Pinjol Harus Dibalas? Simak Jawabannya ini!

Menurut Hidayat, kakaknya itu pergi pada bulan Oktober 2021.“ Dia pergi sudah satu tahun, keluarga sudah mencari kemana-mana namun tidak ditemukan dan informasi terakhir memang kakak saya ke desa Balum itu,” ujarnya.

Rumah Korban, Mulyadi

Ketua DPD REI Zewwy Salim mengatakan kalau pihaknya turut berduka dan prihatin, jika benar salah satu korban pembunuhan dukun Slamet bernama Mulyadi yakni seorang developer.“Dia memang anggota REI. Orangnya baik, humble,” katanya, Rabu (5/4/2023).

Menurut Zewwy, baik Mulyadi maupun adiknya memang anggota aktif REI Sumsel namun sejak pandemi Covid-19 melanda Sumsel, bisnis perumahan mengalami kesulitan.”Dia memang tidak ada kabar setahun terakhir. Kami sangat terkejut dan tidak menyangka kalau informasinya seperti ini,” ujarnya..

BACA JUGA INI:   Direktorat Samapta Polda Sumsel Gelar Razia Cipta Kondisi di Bulan Suci Ramadhan

Seingat Zewwy, empat tahun lalu Mulyadi pernah pula tertipu kasus serupa.“2018 itu di Jawa dengan badan terikat dan mulut kena lakban. Informasinya hilang uang Rp300 juta. Ini berarti kejadian kedua,” jelasnya.

Dia mengimbau kepada seluruh anggota DPD REI Sumsel untuk menjalankan usaha secara realistis.”Usaha pasti pasang surut, semangat dan sharing itu kuncinya karena tidak ada yang instan serta jangan percaya penggandaan uang,” pungkasnya. (Mella)

Komentar