Muara Enim, ExtraNews – Kabupaten Muara Enim juga merupakan daerah penghasil buah-buahan musiman salah satunya adalah duku. Namun produksi buah-buahan dari suku Meliaceae yang memiliki rasa manis dan menyegarkan ini sedikit menurun pada tahun ini, ini terjadi dampak dari cuaca ekstrem yang melanda beberapa bulan terakhir.
Meski mengalami penurunan produksi, tetapi tidak membuat petani duku merugi. Salah seorang petani duku, Badri (42), warga Desa Kepur, Kecamatan kota Muara Enim, mengakui hasil pertanian buah duku dikebun miliknya menurun dari tahun lalu. “Produksi buah duku tahun ini hanya berhasil panen sekitar 2 ton,lebih rendah jika dibadning tahun lalu menghasilkan hingga 4 ton. Ya pasrah saja mau diapakan lagi,”ungkap, Senin (24/1/2022).
Dirinya mengatakan penurunan hasil kebun buah duku dipengaruhi oleh cuaca. Menurutnya cuaca tak menentu seperti panas dan hujan membuat pohon duku sulit berbuah. “Kondisi saat ini malah cendurung minim curah hujan, sehingga buah tidak tumbuh maksimal,”ujarnya
Namun begitu, Kalbadri mengakui penurunan hasil tani buah duku tak sampai membuat ia merugi. Lantaran penurunan tak terlalu signifikan, dirinya masih mendapat untung dari biaya perawatan pohon hingga pupuk dan sebagainya.
Untuk penjualan hasil panen, ia mengaku dirinya biasa mengirim buah ke luar kota seperti Palembang dan sekitarnya. Harga jual ditingkat petani mulai dari harga Rp6 ribu sampai Rp10 ribu perkilo.
“Untuk masa panen bisa dalam rentan waktu lima bulan dari awal berbuah sampai panen terakhir. Sementara harga jual ditingkat pedagang saat ini banyak membuka dipinggir-pinggir jalan dan dipasar dijual seharga Rp15 ribu perkilo,”pungkasnya. [NH]