SMB IV Ajak Masyarakat Kuatkan Kembali Identitas Bukit Seguntang Sebagai Ulu Melayu
PALEMBANG-SUMSEL, ExtraNews – Peluncuran Lagu dan Klip Bukit Seguntang Ulu Melayu Karya Fir Azwar, di Taman Bukit Seguntang Palembang, Selasa (9/11/2021) di halaman Taman Bukit Seguntang, Palembang, di apresiasi oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja,S.H.M.Kn.
“Tadi bagus sekali , mengenai inisiatif dari wong kito kak Fir Azwar yang menciptakan Lagu dan Klip Bukit Seguntang Ulu Melayu, itu merupakan identitas daripada wong kito, Sumatera Selatan,” katanya.
Sehingga menurut SMB IV dengan di kuatkan kembali identitas Bukit Seguntang sebagai ulu melayu ini akan memberikan efek kepada orang melayu dari segala penjuru akan datang ke Bukit Seguntang untuk melihat bahwa inilah jati diri mereka sebelumnya.
“Karena itu kedepan sebaiknya dipersiapkan ornamen-ornamen melayu dan juga kemelayuan di Sumatera Selatan sehingga tidak mengecewakan turis-turis ataupun orang yang berziarah ke Bukit Seguntang ,” Ujarnya SMB IV
Sebelumnya, dalam sambutan Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan meminta agar Sumsel terus memperkokoh identitasnya sebagai ulu melayu atau titik awal Melayu bermula sebelum menyebar ke seluruh Sumatera, Kalimantan, hingga Semenanjung Malaysia.
Herman Deru yang juga Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia mengungkapkan bahwa sejarah melayu yang bermula dari Palembang tepatnya di Bukit Seguntang mestinya menjadi kebanggaan masyarakat dan zuriat yang perlu terus dipertahankan.
“Makanya saya apresiasi sekali pada semua pihak yang menggagas acara peluncuran lagu dan klip ini. Kita perlu ingatkan ke zuriat bahwa kitalah asal muasal melayu sebelum Riau, Malaysia, Singapura dan lainnya,” jelas Herman Deru yang juga menjabat sebagai Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia tersebut.
Herman Deru meyakini dengan memperkuat identitas melayu dalam kehidupan sehari-hari maka semakin membentengi generasi muda dari beberapa pengaruh negatif budaya asing yang masuk.
Menurut Herman Deru kelestarian adat istiadat dan budaya melayu ini adalah tanggungjawab semua pihak bukan hanya pejabat, pengusaha, atau penggiat seni.
Upaya untuk mempertahankan budaya melayu ini kata Herman Deru tidak dengan implementasi penggunaan pakaian adat namun juga perlu dukungan kebiijakan dari pemerintah. Untuk itu Ia berkomitmen mendorong kegiatan serupa di seluruh kab/kota se Sumsel.
“Salah satu contohnya di Pemprov sekarang sudah lahir Perda kearifan lokal. Perlahan kita kuatkan budaya melayu ini dari ornamen tanjak di kantor-kantor dengan nuansa songket. Supaya anak cucu paham bahwa Sumsel ini punya peradaban yang luar biasa,” papar Herman Deru.