Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

Keuntungan Tembus Rp42,8 Triliun, Kemanfaatan PTBA bagi Warga Sumsel Dinilai tidak Wajar

7DB53E46 AFA6 481F 94D2 C58D49E40110 scaled
Salah satu program CSR PTBA memberikan pelayanan berobat gratis.

Kontribusi Nyata Melalui Pilar CSR untuk Kesejahteraan Masyarakat
Palembang, Extranews — Terkait berita PTBA yang mengatakan, kontribusi nyata melalui pilar CSR untuk kesejahteraan masyarakat, mendapatkan tanggapan dan pertanyaan besar soal kontribusi PTBA ini bagi warga Sumsel.

Pengamat Sosial Politik Bagindo Togar dan anggota DPRD Sumsel H Toyeb Rakembang dihubungi terpisah, Minggu (25/5) sama sama mempertanyakan jika dikatakan program program PTBA melalui CSR telah menyejahterakan rakyat di Sumsel ini.

Seperti diberitakan di Extranews.id melalui siaran pers, 23 Mei 2025, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terus mempertegas komitmennya sebagai perusahaan energi yang bertanggung jawab, tidak hanya berfokus pada kinerja bisnis, tetapi juga pada pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasionalnya. Melalui berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) atau Sustainability, PTBA menunjukkan dedikasinya dalam menciptakan dampak positif yang nyata dan berkelanjutan.

Menurut Bagindo Togar, sangat tidak patut dana CSR yang diterima dan dinikamati warga Sumsel yang disampaikan oleh manajemen PTBA. Dengan pendapatan terakhir pada tahun 2024 tembus Rp42,8 triliun dari hasil mengekloprasi sumner  daya alam berupa batubara mencapai 42,9 juta ton pada tahun 2024.

41B47C19 6C36 4599 8547 D5072C20567A
Pengamat sosial politik, Bagindo Togar. Foto Ist

Dari bidang pendidikan saja, tegas Togar, dengan pendapatan sebesar itu seharusnya warga lokal di Muaraenim, Lahat dan sekitarnya menerima pendidikan gratis hingga jenjang S3 program doktor. Begitu pun bidang kesehatan, yang sampai saat ini rencana pembangunan rumah sakit di Muaraenim tidak kunjung jadi. “Anehnya CSR PTBA bangun Bandara di Provinsi Lampung,” ujar Togar.

Begitu pun kontribusi yang masuk di APBD seharusnya jelas dan lebih besar dari kondisi saat ini.

BACA JUGA INI:   SKK Migas Apresiasi Keberhasilan Medco E&P Grissik dalam Percepatan Proyek Dayung Facility Optimization

Togar juga menyayangkan, di tengah potensi ekonomi yang luar biasa dari tambang Batubara hingga saat ini, Pemerintah Daerah Sumsel  meresponsnya  dengan  kebijakan yang tidak signifikan, “Ya tidak ada kebijakan yang mendasar memikirkan rakyat, walhasil hanya  mendapatkan kontribusi “seadanya” oleh manajemen PT BA, sungguh perlakuan yangsangat tidakfair dan tidak pantas diterima oleh publik daerah ini. Sementara Provinsi Lampung dan DKI Jakarta menerima hasil serta manfaatnya secara berlebihan dengan nilai ekonomi sosial yang sangat fantastis.

Di tempat berbeda anggota DPRD Sumsel Toyeb juga mempertanyakan besaran kontribusi PTBA ini. “Justru saya itu mempertanyakan sebenarnya ada apa yang terjadi, di manajemen PTBA dan pengembil kebijakan di Pemprov Sumsel sehingga tidak mempedulikan secara signifikan dampak atau manfaat PTBA bagi warga Sumsel,” ujar Toyeb.

3A405389 0E8D 47BF 85C9 8CFBD2234C69
Anggota DPRD Sumsel, H Toyeb Rakembang. Foto Ist

Bayangkan dengan pendapatan keuntungan tembus Rp 42,8 triliun sudah seharusnya warga Sumsel yang merasakan manfaatnya. “Saya justru dalam realita saat ini muncul pertanyaan besar kaitan komitmen PTBA ini,” ujar Toyeb dengan geram.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kinerja positif sepanjang tahun lalu. Perseroan mencatat penjualan hingga 42,9 juta ton batu bara 2024 dengan total pendapatan Rp42,8 triliun.

Toyeb juga mempertanyakan kepatutan dana melalui CSR tersebut. Toyeb juga menduga secara personal ada permainan antara pengambil  kebijakan dengan bermain dalam aturan aturan yang disepakati.

Dalam release PTBA yang telah dimuat di Extranews , menyebutkan, program CSR PTBA dibangun di atas pilar-pilar strategis yang menyentuh berbagai aspek kehidupan masyarakat. Di sektor pendidikan, PTBA berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penyediaan beasiswa berjenjang untuk anak putus sekolah mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Salah satu program unggulan di bidang ini adalah Bidiksiba (Beasiswa Pendidikan Sekitar Bukit Asam), membantu siswa lulusan SLTA/sederajat dari keluarga prasejahtera di sekitar lokasi perusahaan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

BACA JUGA INI:   Mobil Listrik Jadi Kendaraan Resmi KTT G20, PLN Bangun 21 SPKLU di Bali

Sejak 2013 hingga 2024, sebanyak 367 putra-putri daerah sekitar wilayah operasi PTBA mendapatkan beasiswa ini. Sebanyak 121 orang di antaranya berstatus mahasiswa dan 246 orang berstatus alumni. Para alumni ini telah mendapatkan pekerjaan di berbagai bidang usaha. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan memberikan kesempatan akses pendidikan yang lebih merata bagi anak-anak generasi penerus di sekitar wilayah operasional perusahaan.

Bidang kesehatan juga menjadi prioritas utama. PTBA secara rutin menyelenggarakan layanan medis gratis, seperti pemeriksaan kesehatan, pengobatan massal, dan sunatan massal, yang menjangkau ribuan warga setiap tahun. Selain itu, perusahaan juga turut serta dalam peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, seperti pembangunan puskesmas pembantu atau penyediaan alat kesehatan, untuk memastikan masyarakat memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan yang berkualitas. PTBA juga aktif dalam program makanan bernutrisi, menyediakan asupan gizi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting dan meningkatkan kesehatan anak-anak di wilayah sekitar operasi.

7DB53E46 AFA6 481F 94D2 C58D49E40110 scaled
Salah satu program CSR PTBA memberikan pelayanan berobat gratis.

Tak kalah penting, PTBA berupaya dalam mewujudkan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program-program pelatihan keterampilan, seperti merajut, kerajinan tangan, atau pertanian modern, dirancang untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal agar mandiri dan memiliki daya saing. Salah satu contoh sukses adalah pengembangan Batik Kujur, sebuah inisiatif yang memberdayakan masyarakat lokal untuk memproduksi batik dengan motif khas dari Tanjung Enim yakni kujur yang menciptakan peluang ekonomi sekaligus melestarikan budaya. Selain itu, PTBA juga mendukung pengembangan produk lokal lain seperti kopi dari daerah sekitar, membantu petani dalam proses produksi hingga pemasaran. Bantuan modal usaha juga diberikan kepada kelompok-kelompok usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru.

BACA JUGA INI:   Terkuak! Lumpur Lapindo Mengandung Litium dan Stronsium Kadar Tinggi sebagai Material Energi Terbarukan

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyatakan, “Kami percaya bahwa keberlanjutan bisnis tidak bisa dilepaskan dari keberlanjutan masyarakat dan lingkungan sekitar. Program-program CSR yang kami jalankan adalah wujud nyata dari komitmen PTBA untuk tumbuh bersama masyarakat, menciptakan nilai tambah, dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Kami ingin memastikan bahwa kehadiran PTBA membawa manfaat yang nyata dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.” O Firko

lion parcel