Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

Ilegal Loging Sebabkan Raja Harimau Turun, Dua Perusahaan Dicurigai

20191213110117 IMG 0193

LAHAT,EXTRANEWS- Akhir akhir ini warga Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat serta Kabupaten Muara Enim merasa was was terkait serangan hewan buas Harimau. Rasa cemas warga bukan tanpa sebab, karena hewan bermotif loreng tersebut sudah menimbulkan korban hingga meninggal dunia dalam kondisi yang mengenaskan.

Tindakan yang dilakukan pihak pemerintah Kabupaten Lahat sampai sekarang dinilai belum maksimal, faktanya kembali pada hari , Jumat (12/12) tepatnya di Hutan Ataran Seribu wilayah perbatasan Kabupaten Lahat dengan Kabupaten Muara Enim kembali korban jatuh hingga meninggal dunia akibat serangan hewan Carnivora ini.

Menanggapi hal tersebut, Wakil bupati Lahat H. Hariyanto SE mengatakan bahwasanya Harimau tersebut turun dan masuk ke pemukiman warga bukan tanpa sebab. Dijelaskan Wabup, adanya aktifitas Ilegalloging (perambahan hutan) yang dilakukan tangan tangan tak bertanggung jawab juga merupakan penyebab Harimau bebas berkeliaran.

“Pemerintah bersama KSDA, Polres Lahat dan TNI sudah melakukan upaya dengan memasang jerat. Tentunya kita menghimbau kepada warga agar untuk saat ini jangan dulu berada di daerah yang berdekatan dengan kawasan hutan lindung. Adanya aktifitas penebangan liar juga menjadi faktor harimau turun dan berkeliaran,”terang Wabup usai mengikuti Vidcon bersama Kapolri di ruangan rudal Polres Lahat.

BACA JUGA INI:   Dukung "Wajar" 12 Tahun Muratara akan Bangun Pusat Pendidikan non Formal

Senada Kapolres Lahat AKBP Ferry Harahap SIK menjelaskan kronologis kejadian semuanya dimulai dari ketidak patuhan warga terhadap aturan dan ketidakpedulian terhadap alam dengan merusak habitat satwa harimau ini. Dituturkan Ferry ketiga kejadian yg mengakibatkan jatuhnya korban semua terjadi di hutan lindung yang merupakan habitat harimau tersebut, yang mana menurutnya dimana ada masyarakat yang merusak hutan lindung dengan merambah membuka hutan untuk dijadikan kebun kopi, dan kesemuanya merupakan hasil dari pemeriksaan di tkp yang dilakukan Polri bersama pihak BKSDA.

“Jelas bahwa para korban ini mengganggu habitat hidup mereka sehingga harimaupun murka, sebagai Kapolres lahat saya mohon masyarakat agar patuh jangan lagi ada yg merambah merusak hutan lindung apalagi menjadikan lahan bercocok tanam jangan sampai ada korban yang berjatuhan lagi,” sampai Kapolres.

BACA JUGA INI:   Warga Resah Angkutan Batubara Parkir Sembarangan

Kapolres juga menghimbau kepada pengguna Medsos untuk kaitan kejadian adanya korban harimau untuk tidak menyebarkan foto korban, tujuannya menghargai keluarga korban dan juga untuk tidak menyebarkan rasa ketakutan pada masyarakat. Permasalahan ini terus dipantau Polres lahat bersama pihak pihak terkait lainnya.

“Kami bersama KSDA terus mengawasi harimau ini dan perlu diketahui masyarakat bahwa harimau adalah hewan yg dilindungi kita tidak dapat melumpuhkan harimau ketika berada dalam hutan lindung yang merupakan habitatnya dan apabila terpaksapun untuk melumpuhkan hanya dengan kondisi yang betul betul mengancam kalo tidak kitapun melanggar hukum dan dapat dituntut sanksi pidana,” tegasnya.

Terkait isu, adanya perusahan besar nakal yang berdekatan dengan wilayah hutan lindung dicurigai telah merusak habitat hingga si raja hutan turun dan sebabkan korban berjatuhan, Ferry mengatakan memang ada PT Supreme dan PT PN VII yang berdekatan. Namun pihaknya belum menemukan kalau kedua perusahaan tersebut juga ikut merusak hutan lindung dan melanggar undang undang yang ada.

BACA JUGA INI:   Cegah Radikalisme FKPT Sumsel Gelar Harmoni dari Sekolah

“Memang ada dua perusahaan yakni PT. PN VII dan PT. Supreme hingga sekarang kita belum menemui adanya pelanggaran dimaksud, namun kita minta bersama sama untuk ikut peduli dengan habitat harimau ini dan soaialisasi tetap kita lakukan agar masyarakat tidak merambah hutan apalagi membuk kebon di hutan lindung,” Pungkasnya.

lion parcel