Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

IALI Sumsel Tawarkan Konsep Menyeluruh Atasi Banjir di Palembang

38E31273 6C14 4B08 A32C 0B64DACA1B15

Palembang, Extranews—Melihat fenomena terbaru menunjukkan banjir di Kota Palembang pada tahun 2025, mengalami peningkatan yang signifikan, Ketua Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Provinsi Sumsel menawarkan konsep menyeluh penanganan mengatasi banjir di Palembang.

Sri Novi Adrianti, Ketua Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia/ IALI  Sumatera Selatan, Sabtu (22/3) menjelaskan, fakta saat ini, jumlah titik-titik banjir Desember 2023 hingga Januari 2024, terdapat 113 titik banjir. Dengan perkembangan kota Palembang saat ini bukan tidak mungkin titik banjir makin meluas.

Kawasan yang  terdampak banjir di antaranya di Dwikora, Papera, Kamboja, Simpang Polda, Basuki Rahmat, Sekip, Angkatan 66, Kapten A Rivai, Seduduk Putih, Panca Usaha Seberang Ulu 1, dan Macan Lindungan.

Makin meluasnga kawasan terdampak banjir karena curah hujan yang ekstrem. BMKG mencatat curah hujan yang tinggi sebagai pemicu utama banjir di Palembang, dengan intensitas hujan yang mencapai rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Yanti panggilan akrab Sri Novi Andriyanti, selama ini solusi pemerintah mencegah dan meminimalisir banjir, di antaranya yaitu, revitalisasI sistem drainase. Kemudian pemetaan kawasan rawan banjir, hal ini dimaksudkan pembuatan peta kawasan rawan bencana banjir membantu dalam identifikasi area kritis dan perencanaan mitigasi yang tepat. Selain itu pemerintah melakukan pendekatan  arsitektur sungai yang memadukan keindahan dan fungsi, seperti mitigasi banjir, pengelolaan air hujan, dan pelestarian keanekaragaman hayati, dapat diterapkan untuk meningkatkan resiliensi kota.

BACA JUGA INI:   Rapat Paripurna Istimewa Memperingati HUT Kota Palembang ke 1.339

Melalui IALI, Yanti memberikan solusi menyeluruh mengatasi banjir di Palembang. Strategi juga harus lebih adaptif dan inovatif.

Beberapa pendekatan baru yang bisa diterapkan meliputi:

a. Konsep Sponge City untuk Palembang

● Implementasi desain kota spons yang memungkinkan tanah menyerap air lebih banyak melalui fitur seperti jalan berpori, ruang hijau terhubung, dan waduk buatan.

b. Pilot Project Green & Blue Corridor

● Pembuatan jalur hijau (vegetated buffers) di sepanjang sungai untuk memperkuat daya tahan

lingkungan terhadap banjir.

● Pengembangan jalur biru (blue corridors) yang mengintegrasikan aliran air alami dalam

perencanaan kota.

c. Percontohan Eco-District yang Berorientasi Air

● Mengembangkan satu kawasan di Palembang sebagai kawasan tahan banjir berbasis nature- based solutions, sebagai model yang bisa direplikasi di area lain.

d. Program Komunitas untuk Resapan Air

BACA JUGA INI:   Kapolda Sumsel Bersama Forkompimda Sumsel Monitoring Malam Pergantian Tahun 2021 /2022

● Mendorong pemanfaatan taman komunitas sebagai bio-retention ponds (kolam resapan).

● Pelibatan masyarakat dalam gerakan “Adopt a Rain Garden” untuk memelihara sistem resapan alami.

Peran Arsitek Lanskap dalam mengatasi banjir

sebagai  bidang yang berada di persimpangan antara desain, ekologi, dan infrastruktur, Arsitek Lanskap memiliki peran penting dalam mitigasi banjir secara umum:

a. Perancangan Tata Kota yang Tahan Banjir

● Mengintegrasikan lanskap alami seperti hutan kota, taman resapan, dan jalur hijau untuk menyerap air hujan.

● Menyusun desain masterplan yang mempertimbangkan pola aliran air alami untuk mencegah genangan.

b. Pengembangan Infrastruktur Hijau

● Menerapkan low-impact development (LID) yang mengutamakan infiltrasi dan retensi air hujan.

● Membuat skema ruang hijau multifungsi yang tidak hanya sebagai estetika tetapi juga berfungsi sebagai sistem penahan banjir.

c. Restorasi Ekosistem Alami

● Revitalisasi ekosistem rawa-rawa dan hutan mangrove di sekitar daerah dataran rendah.

● Mengoptimalkan fungsi bantaran sungai sebagai area penampungan air sementara.

d. Kolaborasi dengan Stakeholder

● Bekerja sama dengan Pemkot, akademisi, dan komunitas dalam menyusun strategi

pengelolaan air yang holistik.

● Mengadvokasi proyek berbasis komunitas untuk penghijauan dan pengelolaan air berbasis partisipasi masyarakat.

BACA JUGA INI:   Launching Aplikasi Pak Tani

Dalam mitigasi banjir Palembang, arsitek lanskap memiliki peran penting melalui:

• Desain Lanskap sebagai Mitigasi Bencana: Penerapan desain lanskap yang

mempertimbangkan mitigasi bencana, seperti penggunaan vegetasi yang tepat dan perencanaan tata ruang yang baik, dapat mengurangi risiko banjir.

• Penataan Ruang Sepadan Sungai: Pendekatan arsitektural dalam penataan ruang sepadan sungai, seperti di Sungai Ciliwung, dapat menjadi referensi untuk pengendalian banjir melalui pengembangan ruang terbuka hijau dan infrastruktur penahan banjir yang ramah lingkungan.

• Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Arsitek lanskap dapat berperan dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya desain yang berkelanjutan dan resiliensi terhadap bencana. Firko

lion parcel