BREBES-JATENG, ExtraNews – Gerakan mendukung kotak kosong di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Brebes 2024 kian menggema.
Tokoh masyarakat Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Muhammad Nur Ayin selaku pengurus relawan Gerakan Kotak Kosong (Gertak) Brebes Selatan, menjadi sosok kunci dalam gerakan ini.
Ayin mengatakan bahwa Gertak muncul sebagai bentuk kekecewaan terhadap elit politik yang hanya menghadirkan satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Brebes 2024.
“Gerakan yang dipelopori oleh Gertak ini merespons ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi politik Brebes yang hanya menghadirkan satu pasangan calon,” kata Ayin kepada awak media, Kamis (10/10/2024).
“Kita ingin menyampaikan pesan jelas kepada elit politik bahwa demokrasi harus berjalan dengan pilihan yang layak.
Kotak kosong adalah simbol protes damai kita untuk mendorong perubahan politik yang lebih adil dan terbuka,” terangnya.
Saat ini, ungkap Ayin, dukungan masyarakat Brebes terhadap Gertak kian meluas. Hal tersebut, lanjutnya, membuka kemungkinan Pilkada Brebes bakal diulang jika pesta demokrasi lima tahunan itu dimenangkan oleh kotak kosong.
Sebagai informasi, sesuai Pasal 54D Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota atau UU Pilkada, pemilihan ulang akan digelar ketika kotak kosong menang.
Untuk Pilkada 2024, KPU sudah menyiapkan tahapan pilkada ulang di daerah dengan pemenang kotak kosong. KPU, DPR, dan pemerintah sudah menyepakati pilkada ulang akan digelar pada September 2025.
“Dalam beberapa pekan terakhir, dukungan terhadap kotak kosong terus meningkat, dan hasil sementara menunjukkan bahwa kotak kosong mendapatkan porsi suara yang signifikan, membuka kemungkinan Pilkada Brebes harus diulang,” bebernya.
Potensi kemenangan kotak kosong di Pilkada Brebes 2024, tambah Ayin, menjadi pukulan bagi pasangan calon tunggal Paramitha Widya Kusuma dan Wurja yang semula diprediksi akan menang mudah.
Lebih lanjut, Ayin menyampaikan bahwa pihaknya terus bergerak mengkampanyekan Gertak di berbagai kecamatan, desa dan kabupaten dengan mengandalkan kekuatan akar rumput dan keterlibatan masyarakat dari berbagai kalangan.
Ayin dan timnya secara aktif mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pilihan kotak kosong sebagai langkah strategis untuk menegaskan pentingnya kompetisi sehat dalam pemilu.
“Gerakan Kotak Kosong terus menggalang dukungan dan menyuarakan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses politik yang lebih terbuka dan adil,” bebernya.
Ayin menegaskan bahwa Gertak hadir bukan karena anti terhadap pasangan calon tunggal saat ini, tetapi sebagai bentuk keprihatinan terhadap nilai dan prinsip demokrasi yang dianggap direnggut oleh segelintir elit politik. “Kami bukan anti-calon, tapi kami menolak sistem yang hanya memberi kita satu pilihan.
Ini bukan demokrasi yang seharusnya. Dengan kotak kosong, kita ingin memastikan Pilkada ini memberikan ruang bagi kompetisi politik yang lebih baik,” tandasnya. (*)