JAKARTA, ExtraNews – Pengembangan usaha minyak negara yang dikerjakan PT Pertamina (Persero) yang berdiri pada 20 Agustus 1968, tak terlihat di era kekinian.
Terakhir, pengelolaan minyak mentah oleh Pertamina dilakukan pada era Presiden Soeharto, tepatnya tahun 1994.
Minimnya kilang minyak yang dimiliki Pertamina hingga tahun 2021 ini, tepat di periode kedua Presiden Joko Widodo, dibahas oleh mantan anggota Panitia Khusus (Pansus) Century, Achsanul Qosasi.
Achsanul Qosasi yang juga pernah duduk sebagai Wakil Ketua Komisi XI DPR RI ini mengigatkan pemerintah tentang pengembangan usaha Pertamina, terkhusus di era kepemimpinan Jokowi.
“Dalam tujuh tahun ini sudah empat kali Direksi Pertamina berganti. Setiap Pergantian Pak Presiden (Jokowi) selalu instruksikan ‘Bangun Kilang’. Tapi belum ada yang berhasil,” ujar Achsanul dalam akun Twitternya, dikutip ExtraNews Rabu (24/11/2021).
Dlm 7 thn ini sdh 4x Direksi Pertamina berganti. Setiap Pergantian Pak Presiden sll instruksikan “Bangun Kilang”. Tapi belum ada yg berhasil.
Kilang kita cuma 6 (Dumai,Plaju, Balikpapn, Cilacap,Balongan, Sorong) dg Kapsitas 700 ribu bph.
Kita membangun kilang terakhir th 1994.
— Achsanul Qosasi (@AchsanulQosasi) November 23, 2021
Lebih lanjut, Achsanul mencatat hanya enam kilang minyak yang dimiliki Pertamina hingga kini, sejak terakhir dibangun pada era kepemimpinan Soeharto sebelum krismon.
“Kilang kita cuma enam (Dumai,Plaju, Balikpapn, Cilacap,Balongan, Sorong) dengan Kapasitas 700 ribu bph,” tuturnya.
“Kita membangun kilang terakhir tahun 1994,” demikian Achsanul. (red*)