ExtraNews – Untuk kesekian kalinya, Presiden Joko Widodo meminta sumber daya manusia unggul Indonesia yang berada di luar negeri untuk pulang. Terutama mereka yang punya memang punya keunggulan dalam bidang teknologi digital.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi saat meresmikan Sea Labs Indonesia di Jakarta, Selasa (1/3/2022). Dalam kesempatan tersebut, Jokowi berkesempatan melakukan teleconference dengan beberapa diaspora. Salah satunya dengan Ainun Najib yang saat ini menjabat Head of Analytic Platform and Regional Business Grab Singapura.
Selain Ainun, Presiden juga berdialog dengan Director of Engineering Asana Veni Johanna yang berada di Amerika Serikat, Chairuni Aulia Nusapati selaku Software Engineer Google di Inggris, dan Rangga Garmastewira yang bekerja di Technology Lead SeoMoney Singapura.
Presiden Jokowi pun menanyakan syarat apa saja yang harus dipenuhi pemerintah agar para SDM unggul Indonesia itu mau pulang ke Tanah Air.
“Mas Ainun Najib, ini saya sudah kenal lama. Saya mau tanya, gimana sih agar Chai, Veni, Rangga, termasuk Ainun juga mau pulang ke Indonesia?” tanya Presiden Jokowi.
Ditanya seperti itu, Ainun pun memberikan jawaban lugas.
“Kuncinya dua mawon, Pak. Opportunity dan stability,” jelas Ainun.
Lanjut Ainun, opportunity atau kesempatan telah dimiliki oleh Indonesia sebagai salah satu pemain besar di bidang teknologi digital, bahkan terbesar di Asia Tenggara.
“Stability ini yang mungkin agak tricky, ada yang mungkin karena pertimbangan keluarga, pertimbangan karier. Saya pribadi pertimbangan pendidikan anak-anak, saya tidak mau kalah dengan putra-putra panjenengan yang pendidikan di Singapura juga,” tambahnya.
Mendengar jawaban Ainun tersebut, Presiden Jokowi pun tersenyum.
“Jadi stability itu yang masih belum diperbaiki di Indonesia. Sementara kami, diaspora, punya peran meski jauh. Ada tiga perannya, pertama inspirasi dan refleksi; jadi menjadi benchmark buat teman-teman di Indonesia, terutama yang lebih muda,” ungkap Ainun.
Fungsi kedua, sambungnya, adalah advokasi, dengan memberikan saran dari jauh untuk teman-teman yang ada di Indonesia.
“Ketiga eksekusi, eksekusi juga bisa dari jauh kami memadukan inisiatif-inisiatif dari diaspora, misalnya kawal-kawalan itu kan sebetulnya anak-anak diaspora juga (lakukan) walau tidak bisa kembali ke Indonesia,” pungkas Ainun. [*rmol]