Minuman Alfaone
OPINI  

DIMENSI SOSIAL DARI PERISTIWA ISRA’ MI’RAJ

Oleh Dra. Anisatul Mardiah, M.Ag, Ph.D Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

60412730 3AAC 4CF8 B718 62189E79F1AA

DIMENSI  SOSIAL  DARI PERISTIWA ISRA’ MI’RAJ, 

Oleh: Dra. Anisatul Mardiah, M.Ag, Ph.D, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang

Pendahuluan

Salah satu peristiwa penting dalam peradaban Islam adalah Isra’ Mi’raj yang dialami oleh Nabi Muhammad Rasulallah SAW (selanjutnya ditulis Rasulallah SAW). Isra Mi’raj merupakan peristiwa penting dalam risalah RasulallahSAW. Mukjizat Rasulallah SAW ini dapat dimaknai sebagai akar terbangunnya ikatan-ikatan keumatan dan kebangsaan di bawah panji Islam. Isra’ Mi’raj yang menurut akal sehat belum mampu dicerna, namun secara tidak langsung telah mengajarkan kepada umat Islam untuk mengesakan Allah SWT dengan cara yang paling baik. Peristiwa Isra’ Mi’rajselalu diperingati oleh umat Islam dan dijadikan momentum untuk mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Isra’ Mi’raj merujuk pada perjalanan Rasulallah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha di waktu malam, kemudian naik ke langit menuju Sidratul Muntaha dengan kendaraan bernama Buroq (para mufassirin memaknainya semacam burung yang mempunyai kecepatan di ataskecepatan cahaya). Dalam peristiwa IsraMi’raj, RasulallahSAW  menerima perintah untuk menunaikan shalat lima waktu  langsung dari Allah. Peristiwa IsraMi’raj wajibdiyakini oleh setiap muslim karena peristiwa tersebut terekamjelas dalam  Al-Qur’an dan Hadis.

Peristiwa Isra Miraj dilatarbelakangi oleh kondisi kotaMekkah yang tidak kondusif bagi dakwah Rasulallah SAW. Berbagai hambatan dan gangguan yang dihadapi RasulallahSAW makin meningkat pasca paman dan istrinya wafat. Peristiwa Isra dan Mi’raj merupakan salah satu keajaiban yang Allah SWT berikan sebagai penghormatan kepada utusan-Nya untuk menumbuhkembangkan kekuatan iman dalam diri Rasulullah SAW. Secara rinci Allah SWT memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya dengan tujuanuntuk menguatkan dan menetapkan iman dalam diri Rasulullah SAW. Dengan demikian, keimanan dalam diri Rasulullah SAW benar-benar berdasarkan bukti-bukti otentik, yang lahir dari penyaksian dan penampakan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya. Peristiwa ini juga menjadi penghibur bagi Rasulallah SAW setelah kehilangan dukungandari paman dan istrinya yang telah wafat dan   perlakuan  penduduk Thaif yang tidak baik kepadanya. Dengandemikian, latar belakang sebab utama terjadinya peristiwa Isra Miraj bukanlah kesedihan yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW atas meninggalnya kedua orang istimewa dalam kehidupannya, yaitu Abu Thalib dan Khadijah.

Dimensi Sosial IsraMi’raj

Peristiwa Isra Miraj adalah peristiwa luar biasa yang sulit dijangkau oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi sebagai orang yang beriman, kita wajib mempercayainya. Isra yakni perjalanan Nabi Muhammad SAW di malam hari dari masjidil-Haram di Makkah menuju masjid al-Aqsha di Palestina difirmankan Allah SWT dalam surah al-Isra’ (17):1 yang artinya: Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankanhamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari MasjidilHaram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda- tanda(kebesaran) Kami, Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha melihat. (QS. Al-Isra’ [17]: 1)

Isra’, sebuah perjalanan yang memiliki nilai-nilai sosialyang akan aktual sepanjang zaman. Isramelambangkan dimensi horizontal atau berkaitan dengan aspek sosial (hablumminannas). Dalam diri manusia memiliki sifatbawaan sebagai  makhluk sosial (Celina & Suprapto, 2020). Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mengembangkan sikap dan membangun kehidupan sosialnya. Isramelambangkan nilai-nilai sosial yang harus dimiliki oleh manusia

BACA JUGA INI:   Pers dan Refleksi Kemerdekaan

Sedangkan Mi’raj melambangkan dimensi vertikal yang berkaitan  dengan spiritual (hablumminallah) (Rahmati, 2020). Selain dituntut baik dalam segi sosialnya, setiap manusia juga harus menyeimbangkan dengan baik secara vertikal, yaitu dengan ibadah kepada Allah SWT. Kata mi’raj mengandung nilai-nilai spiritualitas manusia sebagai hamba Allah SWTjuga sebagai individu dan makhluk sosial. Manusia sebagaihamba Allah SWT harus dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya, menyejahterakan dirinya dan mampu memberi kontribusi untuk perubahan di lingkungan sekitarnya.

Dalam perjalanan Mi’raj, Rasulallah SAW berjumpa dengan para Malaikat dan para Nabi pendahulu seperti Adam, Idris. Ibrahim, Yusuf,  Musa, Harun, Yahya dan Isa Cacatan penting dan istimewa dalam peristiwa Mi’raj Rasulallah SAWadalah perjalanannya menuju Sidratul Munthaha. SidratulMuntaha adalah tempat yang sangat istimewa dan tidak dapat dicapai oleh Jibril ataupun para Nabi yang lain. Hal ini mengindikasikan bahwa Rasulallah SAW adalah manusia terpilih dan istimewa di sisi Allah SWT. Selain itu, makna paling transendental dalam Mi’raj  adalah perintah salat lima waktu sebagai fondasi setiap manusia. 

Perintah salat diterima langsung oleh Rasulallah SAW dari Allah SWT. Salat yang diperintahkan kepada Muhammad melalui Isra’ Mi’raj bukan semata untuk kepentingan dan ketaatan hamba kepada Tuhannya, namun juga untuk hubungan  sosial yang akan tercipta antar individu dan masyarakat. Dalam syariat seseorang selesai dengan dirinya sendiri jika ia mampu menyempurnakan shalatnya setiap waktu.

Rasulallah SAW memilih untuk turun ke dunia, setelah ia naik ke langit tertinggi dengan segala ketentramannya. Seandainya Rasulallah SAW itu seorang mistikus atau sufi, maka tentu saja beliau tidak ingin kembali ke bumi, karena telah merasa tentram bertemu dengan Allah SWT dan berada di sisi-Nya. Namun, Rasulallah SAW turun dari langit kembali  ke bumi karena Rasulallah SAW sadar bahwa ia memiliki amanah sebagai pemberi peringatan dan pembawa kabar berita. Rasulallah SAW bertugas mengubah nilai sosial dan  tatanan sosial pada saat itu dengan nilai dan tatanan baru yang bersumber dari Allah SWT. Jadi, Rasulallah SAW memilih kembali ke bumi untuk menggerakkan perubahan sosial dan mengubah jalannya sejarah.

Peristiwa IsraMi’raj mengandung nilai sosial antar lain ketaatan pada perintah, komunikasi, dan mau menerima saran. Dalam peristiwa Mi’raj dikisahkan setelah dari langit ketujuh Rasulallah SAW diantar oleh malaikat Jibril naik ke SidaratulMuntaha, lalu ke Baitul Ma’mur. Dari sini Rasulallah SAW dibawa untuk bertemu dengan Allah yang Maha Besar. Allah SWT lalu memwahyukan kepada Rasulallah SAW apa yang Ia kehendaki dan menurunkan perintah salat fardu lima puluh waktu. Rasulallah SAW patuh saat diperintahkan, namun saat berjumpa dan berdiskusi dengan Nabi Musa,   RasulallahSAW disarankan oleh Nabi Musa untuk minta keringanankepada Allah SWT. Rasulallah SAW menerima saran itu dan memohon keringanan pada Allah SWT. Allah SWT mengabulkan permohonan Rasulallah SAW dan mengurangi hingga menjadi 5 waktu saja.

Shalat memiliki peran penting dalam memperkuat hubungan hamba dengan Allah SWT. Selain memperkuat hubungan dengan Allah (hablumminallah), shalat juga memberikan dampak positif bagi hubungan antar manusia (hablumminannas). Shalat  mengajarkan disiplin, ketenangan, dan rendah hati, yang menjadi landasan sikap jujur, peduli, dan adil dalam berinteraksi dengan sesama. Orang yang rutin salat akan lebih terlatih untuk mengendalikan emosinya, sehingga mampu menghindari konflik dan bertindak bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Dengan shalat, seseorang diingatkan untuk selalu berbuat baik, menjauhi hawa nafsu, dan mempererat hubungan dengan orang lain melalui sikap kasih sayang dan keadilan.

BACA JUGA INI:   Kesepakatan Jokowi-Xi Jinping Diam-diam Memiliki Potensi Risiko Laten Ekonomi Indonesia, Apa Saja?

Dengan demikian, shalat dapat mempererat hubungan dengan  sesama manusia dan lingkungan sekitar. Dalam shalat, seorang Muslim membangun koneksi pribadi dan mesra dengan Sang Khalik, mengungkapkan iman, cinta dan pengabdian yang tulus. Sebagai ibadah yang mengharuskan kebersihan fisik dan lingkungan, shalat bukan hanya sekadar kewajiban ritual. Akan tetapi, shalat  juga merupakan sarana refleksi untuk mengingat Allah, memohon ampunan, dan memantapkan kesadaran bahwa hidup sepenuhnya untuk-Nya.Jadi, shalat  bukan sekadar ibadah fisik, melainkan sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur. Melalui praktik shalat, seseorang belajar menjaga kesucian lahir dan batin,  kebersihan badan, pakaian, dan tempat, hingga kesucian jiwa dari penyakit hati.

Surat alAnkabut membawa pesan dari Allah SWT, seperti ayat-ayat lain dalam alQuran yang diturunkanNya. Salah satu ayat dalam surat alAnkabut juga menjelaskan amalan yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, yaitu shalat. Ini dijelaskan dalam firman-Nya yang artinya:

Bacalah Kitab (al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S al-Ankabut:45).


Perintah shalat yang diterima Rasulallah SAW langsung dari  Allah SWT dapat berfungsi sebagai sosial kontrol  dalamkehidupan. Firman Allah SWT benar adanya dan janji Allah pasti dipenuhi. Bila Allah SWT berfirmanSesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar”, makaumat Islam wajib percaya dan yakin  bahwa salat memangdapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Shalat memang dapat  mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar adalah shalat yang sempurna. Shalat yang sempurna adalah shalat yang memenuhi rukun, syarat, wajib, dan hal-hal yang menyempurnakan shalat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu.

Tujuan shalat adalah untuk mengingat dan memintapertolongan Allah SWT. Sebagai makhluk, manusia lemah dan tidak berdaya yang hanya bisa mengadu dan meminta pertolongan hanya kepada Sang Khalik, yaitu Allah SWT. Manusia sadar akan kelemahan dirinya oleh karena itumanusia tidak boleh sombong di atas bumi ini. Apa pun yang dimiliki manusia baik berupa kesehatan, harta, ilmu dan jabatan adalah atas pemberian Allah SWT. Dengan demikian, salat juga mengajarkan untuk rendah hati.

Shalat  merupakan media bagi manusia untuk mengenal potensi dirinya  baik potensi fisik maupun potensi psikisnya sehingga manusia itu memahami arah dan tujuan dia hidup di dunia ini. Potensi fisik yaitu sejumlah kemampuan yang ada pada diri manusia dan panca indra manusia, sedangkan potensi psikis individu mencakup minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap. Pemahaman yang dimaksudkan di sini tidak hanya terbatas pada pengenalan atas keunggulannya saja tetapi juga mencakup pengenalan atas kekurangan yang ada dalam dirinya. Ibadah shalat yang manusia kerjakan selain merupakan ibadah wajib dalam menyembah Sang Khaliq juga bertujuan menyadarkan diri manusia bahwa dia memiliki kekurangan dan hanya kepada Allah dia mengadu. Dengan kesadaran yang dia miliki bahwa dia hanya hamba Allah SWT.

BACA JUGA INI:   Soal Pengaduan ke Dewan Pers Catatan Hendry Ch Bangun

Salah satu cara agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya atau dapat mengontrol dirinya adalah dengan mengerjakan shalat . Dengan mengerjakan shalat manusia mengingat Allah dan merasa takut untuk berbuat kesalahan sehingga dia dapat mengendalikan dirinya dalam berbuat hal-hal buruk. Dengan shalat  manusia akan selalu ingat kepada Allah, ingat akan dirinya sebagai hamba yang harus selalu mengabdi kepada Allah. Sehingga mereka akan sadar akan dirinya dan selalu menjaga dirinya dari hawa nafsu.

Allah memerintahkan hamba-Nya untuk shalat dan sabar. Perintah ini terdapat dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat153 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S al-Baqarah ayat 153)

Firman Allah di atas berisi anjuran untuk taat kepadaNya dan menahan penderitaan dan mengendalikan diri terhadap cobaan yang menimpa dengan sabar dan shalat. Bila ada masalah yang dihadapi, maka bersabarlah sesuai perintah-Nya untuk sabar dan laksanakan shalat agar  tetap tenang dalam menghadapi masalah.

Tanpa shalat jiwa manusia mungkin tidak akan mampu menanggung beban dalam menjalani hidup. Bagi orang yang kerap mengalami penderitaan kesedihan hati dan rasa keluh kesah yang merupakan fitrah manusia, salatlah yang menjadi tempat menumpahkan segala permasalahan,  mengadu, memohon dan  mencurahkan harapan kepada Allah SWT. Umat Islam wajib bersyukur karena Allah SWT mewajibkan shalat  lima waktu dalam sehari. Dalam lima kesempatan itu manusia memperoleh masukan energi baru dan ketenteramanbatin. Pelaksanaan ibadah shalat yang telah ditentukan waktunya mengajarkan manusia untuk lebih disiplin waktu dan mengerjakan segala urusan di awal waktu, sehingga tidak ada risiko yang ditanggung karena perbuatan lalai tersebut.

Kesimpulan

Peristiwa IsraMi’raj hanya dapat kita diyakini oleh orang-orang yang beriman, Perjalanan yang menempuh jarak ribuankilometer dan sampai menembus langit ketujuh dalam waktukurang dari 12 jam adalah sesuatu yang mustahil, namun bilaAllah yang berkehendak maka mudah bagi-Nya.  

Peristiwa IsraMi’raj mengandung hikmah luar biasa, di antaranya adalah perintah salat. Perintah salat diterimalangsung oleh Rasulallah SAW dari Allah SWT dalamperistiwa Mi’raj. Ibadah shalat dapat berfungsi sebagai kontrol sosial karena shalat  dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.  @

lion parcel