Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

Dicemooh BRIN, Aryanto Misel Penemu Mengubah Air Menjadi Bahan Bakar Malah Diundang Ducati, Ferrari, Lamborghini ke Italia

Dicemooh BRIN, Aryanto Misel Penemu Mengubah Air Menjadi Bahan Bakar Malah Diundang Ducati, Ferrari, Lamborghini ke Italia
kolase foto/istimewa

Penemuannya yang paling menggegerkan adalah Nikuba. Alat tersebut bisa mengubah air jadi hidrogen sebagai bahan bakar. Melalui media sosial resminya, Aryanto mencuit bahwa satu tetes air rata-rata bisa untuk menjalankan motor sejauh 45-50 kilometer. Dia juga mengklaim pernah menggunakan 1 liter air untuk melakukan perjalanan Cirebon- Semarang pulang pergi

“Nikuba ini pernah diuji digunakan pulang-pergi dari Cirebon ke Semarang cuma menghabiskan 1 liter air. Bahkan sampai sekarang 31 unit Nikuba sedang digunakan oleh Kodim dan Koramil Lemahabang, dan hampir 3 bulan katanya tidak pernah isi bensin, hanya isi ulang air saja,” kata Aryanto.

Peneliti laboratorium motor bakar BRIN, Arifin Nur, menyangsikan bahwa gas hasil alat tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar utama suatu kendaraan. Arifin mengakui pihaknya belum pernah mencoba oxyhydrogen hasil elektrolisis untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar utama. Tetapi, kata dia, gas tersebut bisa digunakan untuk tambahan bakar utama. “Jika digunakan sebagai bahan bakar tambahan untuk bahan bakar utama itu bisa saja,” kata Arifin.

BACA JUGA INI:   Repsol Sakakemang Ambil Bagian Capai Target Vaksinasi Covid-19

Kolaborasi dan komitmen terhadap inovasi nikuba terus berjalan melalui rangkaian beberapa model uji coba. Banyak sepeda motor babinsa Kodam III/Slw yang telah operasional dengan Nikuba. Dari hal tersebut didapatkan data-data untuk terus dilakukan penyempurnaan terhadap inovasi tersebut.

“Tiba saatnya Nikuba sebagai alternatif solutif akan mencoba terbang untuk dipresentasikan pada dunia. Meski memerlukan proses, namun ide, tindakan, komitmen dan keyakinan terhadap Nikuba sebagai alternatif energi terbarukan dapat menjadi peluang di masa yang akan datang,” kata Mayjen Kunto. (*)

lion parcel