met puasa 350H

Berziarah ke Makam SMB 2 dan Menikmati Danau Tolire

14FB1733 7467 4BFB BF5D 55E315B84E94 scaled

SEJAK lama saya berkeinginan ziarah ke makam Sultan Mahmud Badaruddin 2. Beliau dimakamkan di Ternate, saat diasingkan oleh Belanda di pulau tersebut.

Niat dan keinginan itu terwujud, setelah mendapatkan kesempatan ke Maluku Utara (Malut). Kunjungan selama beberapa hari, Jumat-Minggu (28-30 Juni 2024) ke Ternate inilah salah satu agendanya adalah untuk berziarah ke makam sultan kebanggaan wong Palembang yang saat ini sudah diangkat menjadi pahlawan nasional.F65ABF70 71A9 459D B74F 9092CE548FBC scaled 25EA35E9 7D0C 4C73 9976 F427B3970D77 scaled 36F5ADC0 D76B 4452 83A5 605C9A82903C scaled BDF3FF6F 7A2D 4658 AF6E 65FFD4B4314F scaled

Tidak sulit untuk mendatangi lokasi pemakaman SMB 2, karena berada di Komplek pemakaman muslim di tengah kota Ternate. Hanya saja lokasi pemakaman Sultan dibuat satu bangunan yang berada satu Komplek dengan keluarga dan pengikutnya.

Dalam ziarah juga mengirimkan Alfatihah buat sang Sultan yang menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah yang datang ke Palembang.

Nilai-nilai perjuangan dari seorang Sultan Mahmud Badaruddin inilah seorang yang pemberani dan tidak mau diadu domba oleh penjajah. Bahkan beberapa kali memimpin perang melawan kolonialisme.

Sultan juga beberapa kali menjadi pemimpin pertempuran dalam melawan Inggris dan Belanda, salah satu yang paling terkenal adalah Perang Menteng.

Namun sayangnya, pada tanggal 14 Juli 1821, Belanda berhasil menguasai Palembang. Sehingga, Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarga ditangkap dan diasingkan ke Ternate.

Selain berziarah ke makam Sultan Mahmud Badaruddin 2, sayang kesempatan yang langkah berada di Pulau Ternate tidak menikmati obyek wisata yang masih alami.

Pulau Ternate yang dikenal dengan kota rempah-rempah tidak melewatkan datang ke Danau Tolire. Danau yang luar biasa menakjubkan ini

BACA JUGA INI:   Penjelasan Wings Air: Operasional dan Penerbangan IW-1513 pada Rabu 26 Mei 2021 Rute Fak-Fak Tujuan Sorong

Danau Tolire terlihat sangat indah mempesona. Air danau yang begitu tenang dan terlihat hijau seakan-akan menyatu dengan hutan perbukitan yang membelah danau tersebut. Ketika berada di ketinggian daratan danau Tolire, rasanya ingin menyentuh dan berenang dalam air danau.92A3D466 F5B5 431E B58D 2292AF4BF43A 4DEDBA73 03AF 4186 B929 8269CDD15ED6 IMG_7649 782988E4 45A5 4273 B008 D5484FB0489C scaled

Hamparan Danau seluas 5 hektar dengan kedalaman mencapai 50 meter memang menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Tidak hanya itu, bila sore menjelang, baik Danau Tolire Besar maupun kecil akan menjadi tempat sempurna menikmati matahari terbenam dengan latar lautan biru nan indah.

Sambil menikmati keindahan alam yang luar biasa, di sekitar danau terdapat warung warung yang menjual kelapa muda dan goreng-gorengan.

Di balik keindahan dan pesona danau ini, terdapat cerita yang menjadi legenda yang berkembang saat ini.

Asri Fabanyong, Ketua PWI Malut, menceritakan beberapa kejadian di danau itu seekor buaya putih yang memakan korban. Hal ini tidak terlepas dari kisah terbentuknya Danau Tolire.

Kisah tragis dari perbuatan yang tercelah adalah buah dari munculnya danau itu. Dari cerita mistis yang terjadi rakyat Ternate inilah hingga kini masih dipercaya ada buaya putih penghuni dalam danau. Uniknya, tempat-tempat yang menjadi bagian dari cerita ini masih dapat kita lihat wujudnya.

Diceritakan, ada seorang ayah yang berhubungan intim dengan putrinya sendiri hingga hamil. Padahal ayah itu adalah seorang pemimpin di desa yang terletak di kaki Gunung Gamalama. Konon ceritanya, sebagai pemimpin sangat dihormati oleh warganya.

BACA JUGA INI:   PANGDAM II/SRIWIJAYA SAMBUT KUNKER PRESIDEN RI JOKOWI DI LAMPUNG

Atas perbuatan sang ayah yang memalukan itu diketahui warga, tak ada ampun lagi, mereka ayah dan putrinya diusir dari kampung itu.

Dalam kondisi sangat malu, sang Ayah dan putrinya pun pergi dari desa tempat mereka tinggal. Namun belum sempat mereka pergi, sebuah gempa bumi dahsyat pun terjadi melanda desa tersebut.

Beberapa warga percaya bahwa gempa itu merupakan hukuman karena perbuatan maksiat antara Ayah dan putrinya tersebut. Desa itu pun terguncang dengan tanah yang retak, muncul air dan menenggelamkan seluruh desa beserta penduduknya ke dalam bumi. Akhirnya desa tersebut pun menjadi sebuah Danau raksasa yang dikenal sebagai Danau Tolire besar.

Peristiwa itu  tidak berhenti sampai disini, sang Putri yang mengetahui datangnya bencana pun sempat melarikan diri hingga ke tepian pesisir laut. Namun, kutukan gempa tersebut tetap terjadi dan melanda tanah tempat putri tersebut berpijak.

Musibah yang terjadi di desa mereka pun kembali terjadi dan menciptakan danau lainnya yang lebih kecil dan dikenal sebagai Danau Tolire kecil.

Hingga saat ini, masyarakat Ternate masih mempercayai kisah Legenda ini dan menganggap Danau Tolire Besar sebagai simbol dari sang Ayah terkutuk dan Danau Tolire Kecil sebagai simbol keberadaan Putri sang Ayah tersebut.

BACA JUGA INI:   Gubernur Ansar Resmikan Taman Migas Tun Telani Dompak

Sang ayah dan putri dikutuk menjadi buaya putih sebagai penjaga danau.

Legenda ini, menurut Asri sudah banyak yang membuktikan melihat sosok buaya putih muncul ke permukaan danau.

Terkait kutukan ini, warga setempat juga percaya bahwa tidak ada satupun orang yang mampu melemparkan batu hingga ke tengah danau. Saya pun mencoba melempar batu kerikil ke tengah danau, tapi anehnya batu tersebut kembali ke pinggir danau.

Bahkan, para penjual makanan yang ada di dalam kompleks obyek wisata Danau Tolire dapat menjual batu-batu kerikil untuk membuktikan bahwa tidak ada satupun yang dapat melempar batu hingga ke tengah danau.

Anehnya, hingga kini memang tidak ada satupun orang yang mampu melempar batu hingga ke tengah danau. Biasanya, sejauh apapun lemparannya,  lemparan itu hanya akan berakhir di pinggir danau, atau kembali ke tebing tempat berpijak. Firko

lion parcel