ExtraNews – CINTA sering digambarkan sebagai emosi yang luar biasa, tetapi pernahkah Anda berpikir tentang apa yang terjadi di dalam otak saat merasakannya? Penelitian terbaru menunjukkan bagaimana hubungan romantis, khususnya, dapat memengaruhi fungsi otak dengan cara yang signifikan.
Salah satu studi yang diterbitkan di NeuroImage, menemukan bahwa pasangan romantis menunjukkan tingkat sinkronisasi yang lebih tinggi dalam perilaku dan aktivitas otak saat menonton video emosional bersama. Sinkronisasi ini terlihat di korteks prefrontal, area otak yang bertanggung jawab untuk mengatur emosi dan proses kognitif.
Dikutip dari timesofindia, Kamis (29/8/2024), penelitian ini, melibatkan 25 pasangan heteroseksual dan 25 pasangan teman dekat, semua mahasiswa universitas. Saat menonton klip video yang emosional, aktivitas otak peserta direkam menggunakan EEG hyperscanning, teknik yang memungkinkan pencatatan sinyal otak dari dua orang secara bersamaan.

Studi ini menemukan, bahwa pasangan menunjukkan tingkat sinkronisasi perilaku dan neural yang lebih tinggi, terutama dalam rentang frekuensi alfa, yang terkait dengan regulasi emosi. Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan neural yang mendalam antara pasangan romantis, yang lebih kuat dibandingkan dengan ikatan yang dimiliki dengan teman dekat.
Hal ini menekankan, betapa signifikan dan khususnya hubungan neural dalam hubungan romantis, serta bagaimana hubungan ini berbeda dari hubungan yang kita miliki dengan teman dekat.
Peran Emosi Negatif dalam Memperkuat Ikatan
Studi ini juga mengungkapkan bahwa emosi negatif, seperti kesedihan dan kemarahan, lebih sinkron antara pasangan dibandingkan emosi positif, seperti kebahagiaan.
Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa emosi negatif memainkan peran penting dalam mempertahankan ikatan emosional dalam hubungan romantis. Kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi ini sangat penting untuk menyelesaikan konflik dan memberikan dukungan selama masa masa sulit.
Sinkronisasi emosi negatif ini mungkin merupakan mekanisme yang membantu pasangan menavigasi pasang surut hubungan mereka.
Hubungan Kompensatori antara Sinkronisasi dan Kualitas Hubungan
Salah satu temuan paling mengejutkan dari studi ini adalah hubungan antara sinkronisasi neural dan kualitas hubungan. Berbeda dengan yang diharapkan, pasangan dengan kualitas hubungan yang lebih rendah justru menunjukkan tingkat sinkronisasi prefrontal yang lebih tinggi.
Hal ini mendorong para peneliti untuk mengusulkan adanya ‘hubungan kompensatori,’ di mana pasangan mungkin meningkatkan sinkronisasi prefrontal untuk menjaga sinkronisasi emosional ketika kualitas hubungan menurun. (*)