Pilkada 2020 Seharusnya Dapat Meregenerasi Pemimpin ?
Palembang, Extranews — Pilkada yang digelar serentak di tujuh daerah di Provinsi Sumsel yang bakal digelar 23 September 2020, seharusnya bisa meregenerasi pemimpin.
Demikian terungkap dalam materi diskusi yang digelar Millenial Lawyers Club dan Kopi time pada acara ngopi bareng Bung FK, dikantor pengacara Yudi di Pakjo Palembang, Sabtu (18/1).
Diskusi menghadirkan empat pembicara yaitu, Anggota KPU Sumsel Hepriady, anggota Bawaslu Sumsel Syamsul Alwi, Bung Erza Ketua Parpol Gelora, dan Bung Firkom Ketua PWI Sumsel.
Hefriady menjelaskan, di Sumsel ada tujuh kabupaten yaitu di OKU raya, OKUT, OKUS, Ogan Ilir, Pali, Mura, dan Muratara.
Secara persiapan ada pengurangan dana di Ogan Ilir dan OKUT. Namun hal ini sudah dilakukan pendekatan melalui pemerintah. Kenaikan anggaran ada beban kenaikan honor penyelenggara ad hoc. Saat ini sudah membentuk PPK pada 15 Januari ini. Proses ini tidak kalah penting dalam penyelenggaraan Pilkada . Banyak masalah yang ditemui dalam pengalaman saat penyelenggaraan pemilu sebelumnya, justru muncul di penyelenggaran adhoc baik di PPK dan KPPS dan TPS. Masalah kelakuan kenakalan kode etik harus diberhentikan. PKPU rekrutmen KPK TPS dan KPPS monitoring diawasi secara serius ujung tombak dalam penyelenggaraan pemilu. Tema soal regenerasi kepemilikan dapat menawarkan pilihan yang beragam, sayangnya ketujuh majunya belum berani bertarung dengan incumben. Pilihan pilihan pemimpin yang beragam tidak didapatkan belum ada pesaing . Ada tiga LO calon perseorangan di Muratara , OKU, OKUT . Di pali memang sudah ada calon cuma belum perpasangan . Sudah terbentuk Panwascam di tujuh kabupaten penyelenggara Pilkada .
Menurut salah seorang peserta, bagaimana membangun kesadaran warga untuk memilih pada saat Pilkada .
Stagnasi dalam kepemimpinan karena orang potensial dak bisa maju dan patsun parpol yang masih mengukur dengan indikator mahar.
Syamsul Alwi, komisioner Bawaslu Sumsel, mengatakan, fungsi pengawasan dan saat ini telah membentuk Panwascam oleh karena itu perlu dukungan penyelenggara dari tingkat bawah.
Parpol Bertanggung Jawab
Ketua PWI Sumsel, Firdaus Komar, menyatakan, bahwa dalam yang proses regenerasi kepempinan dalam Pilkada Serentak 2020 adalah Partai Politik.
“Yang bertanggungjawab untuk regenerasi kepmimpinan itu partai politik, seberapa berani Partai Politik menawarkan calon-calon baru untuk regenerasi, kita menginginkan perubahan dalam penyelenggaraan, demi pemimpin yang berkualitas dan berintegritas,” ungkap Bung Firkom sapaan akrabnya saat berbicara dalam Bung Fk dan Milenial Lawyer Club mengelar Diskusi Kopi Times dengan tema Pilkada 2020 Dinamika Regenerasi Kepemimpinan.
Selain Partai Politik, lanjut Firkom juga penyelenggara yang bertanggung jawab untuk menghasilkan regenerasi kepemimpinan, karena penyelenggara harus proposional,
“Jadi perlu konsep yang jelas, apakah regenerasi ini menganti pemimpin lama atau yang baru, dalam hal peran media dalam pilkada harus tetap on the track, dari proses pilkada ini, pilkada ini jangan membentik demokrasi yang struktral,” jelasnya
Harapan media, lanjut Firdaus, media dapat berperan dalan hal sosialisasi ke masyarakat proses tahapan pilkada, dan terkait. Dengan pilkada, ada beberapa stage holder yang berperan.
Sedangkan Ketua Umum Partai Gelora, Erza Saladin, mengatakan, bahwa kita adalah pengiat demokrasi, dan demokrasi menghasilkan pemimpin yang demokrasi, jadi untuk menghasilan pemimpin yang demokrasiharus matang berdemokrasi.
Lebih lanjut, dia mengatakan selama 15 tahun menyelenggarakan pilkada, harusnya bisa berani memilih pemimpin yang mampu mensejahterakan masyarakat.
“Kami sepakat.kalau parpol bertanggungjawab mencari pemimpin yang di inginkan masyarakat, tapi tidak hanya parpol yang bertanggung jawab, tapi rakyak juga bertanggungjawab untuk memilih pemimpinnya,” ungkapnya.
“Partai Gelora sangat apresiasi calon pemimpin yang dikategori pemimpina milenial, karena Partai Gelora punya kenyakinan bahwa ditangan para Milenial regenerasi kepeminpinan akan terjadi, karena konten pilkada itu regenerasi kepemimpinn yang ada,” pungkasnya.
Sementara itu, Bawaslu Sumsel, Syamsul Alwi, isu regenerasu kepemimpinan saat ini sangat urgen, karena secara historis regenerasi kepimpinan memang sering terjadi di Indonesia.
“Untuk menwujudkan pilkada berkualitas, harus menjadikan sumsel untuk mendapat pemilihan yang cerdas, pemilih cerdas itu seperti apa, yaitu pemilih cerdas itu harus memilih dan mau memilih, tujuan regenerasu kepimpin, lalu harus tahu visi misi calon pemimpin, tahu track record calon pemimpin, paham soal tehnis dalam pemilihan,” paparnya. yf/fk