Palembang, ExtraNews | Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumsel mendukung sepenuhnya pelaksanaan imunisasi campak rubella (MR) di Sumsel. Setelah dikeluarkannya fatwa MUI Pusat yang membolehkan imunisasi MR, maka MUI Sumsel menyatakan dukungan terhadap pelaksanaan imunisasi MR.
Demikian disampaikan oleh Ketua MUI Sumsel Prof. Dr. Aflatun Muhtar yang didampingi Sekretaris MUI Sumsel Ustadz Ayik Farid dalam acara sharing session bersama komunitas perangi rubella di Hotel Amaris Palembang, Selasa (28/8).
Hadir juga Ketua Pokja KIPI Palembang dr. Halimah SpA. Acara yang digelar Forum Kajian Jurnalisme Sumsel, menghadirkan Komunitas Jurnalis Kesehatan (KJK) dan Komunitas Mommy Hebat Ramah Rumah Rubella Palembang. Ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas yang anaknya terpapar Congenital Rubella Syndrome (CRS) hadir dan menyampaikan betapa beratnya dengan anak yang terpapar CRS. Selain besarnya biaya dan perlu waktu untuk menerima kondisi yang ada.
Acara makin menarik dengan hadirnya Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dr Lesty Nurainy dan Kepala Dinas kesehatan Kota Palembang dr Letiziah.
Aflatun dengan tegas menyatakan dan mengimbau masyarakat tak perlu khawatir karena imunisasi campak dan rubella berdasarkan fatwa MUI pusat diperbolehkan. “Karena, berdasarkan asas darurat dan membahayakan kesehatan,” ujar Aflatun.b
Menurut Aflatun, barangsiapa dalam keadaan terpaksa, tidak berlebih-lebihan, tidak melampaui batas, secukupnya, maka dibolehkan. Oleh karena itu MUI membolehkan karena darurat dan terpaksa. Apalagi dari ahlinya sudah menjelaskan, memang belum ditemukan obat campak rubella dan satu satunya jalan dengan vaksinasi.
Lanjut dia, bahwa fatwa tersebut baru diterimanya beberapa hari dari pusat dan secepatnya akan diinstruksikan ke kabupaten/kota di Sumsel. Selain itu, pihaknya akan berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumsel akan fatwa ini dan mendukung kampanye untuk memerangi campak dan rubella ini.
Acara sharing session makin menarik hadir Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dr Lesty Nurainy. Lesty mengatakan, bahwa saat kampanye imunisasi campak dan rubella dan rubella sudah dilakukan. Program pertama di Agustus adalah imunisasi di sekolah sekolah dan September dilakukan di puskesmas, kesehatan masyarakat dan lainnya hingga ke desa-desa.
“Sesuai arahan pusat target memang 95 persen dan saat ini baru 33,70 persen. Mudah-mudahan dengan kegiatan KJK ini bisa ikut mendorong kampanye imunusasi campak dan rubella dan bisa viral dan dibaca oleh masyarakat Sumsel khususnya,” jelasnya
Sementara itu dikatakan oleh Dokter RSUD Bari sekaligus Ketua Pokja KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) bagian infeksi dan tumbuh kembang, Dr Halimah mengatakan bahwa campak dan rubella sebetulnya tidak terlalu berbahaya bagi orang dewasa. Tapi akan berbahaya bagi wanita hamil dan anak-anak.
Menurutnya, jika wanita hamil menderita rubella maka akan berpengaruh pada janinnya sehingga berpotensi mengalami kecacatan pada calon anaknya. Pun juga bagi anak 9 bulan sampai 15 tahun harus dilakukan imunisasi agar terhindar dari virus campak dan rubella.
Halimah mengatakan bahwa gejala campak dan rubella umumnya berawal dari demam, dan penularan bisa lewat pernafasan, sebut saja bersin daan juga batuk. “Oleh karenya kami juga himbau agar masyarakat bisa ikut imunisasi campak dan rubella karena sangat berbahaya terutama bagi anak dan ibu hamil,” pungkasnya.
Rencana tindak lanjut acara ini, Forum Kajian Jurnalisme akan menggelar lomba pembuatan video pendek dan infografis , selain itu wartawan ditantang untuk ikut kompetisi media terkait imunisasi campak rubella. Lomba video dan infografis terbuka untuk umum dan selain wartawan , segera kirim hasil karya Anda dan tag ke #imunisasibisa dan #sumselbebascampakrubella . fkr