Minuman Alfaone

Tantangan Guru dan Sejarawan di Era Society 5.0

Tantangan Guru dan Sejarawan di Era Society 5.0
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri)  menggelar  Kuliah Umum dengan tema Profesi dan Kompetensi Pendidikan Sejarah di Era Society 5.0. Kegiatan dipusatkan di Aula FKIP KM 5 Kamis (23/2).

PALEMBANG-SUMSEL, ExtraNews – Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri)  menggelar  Kuliah Umum dengan tema Profesi dan Kompetensi Pendidikan Sejarah di Era Society 5.0. Kegiatan dipusatkan di Aula FKIP KM 5, Palembang, Kamis (23/2/2023).

Pemateri utama adalah ketua Masyarakat Sejarawan Indonesian(MSI) Pusat yang juga Guru Besar Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof. Dr. Agus Mulyana, M.Hum.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih kurang 500 peserta baik luring maupun daring.

Dengan kurang lebih 150 orang langsung tatap muka dengan materi. Tentu ini adalah kegiatan pertama kuliah  umum tatap muka setelah pandemi yang program studi selenggarakan. Kita dapat menangkap  nuansa berbeda ketika kuliah umum ini diselenggarakan secara luring”, kata Koorprodi  Pendidikan Sejarah FKIP Unsri, M. Reza Pahlevi, M.Pd.

Menurutnya tema yang diangkat dalam kuliah umum ini sangat menarik sekali untuk dicermati oleh calon guru sejarah. Karena era Society 5.0 tersebut amerupakan sebuah konsep yang berpusat pada manusia dengan basis teknologi.

“Hal ini terkait pendidikan abad 21 yang memuat berbagai dinamika, tantangan dan harapan, tidak saja dalam pembelajaran, namun juga dalam profesi dan kompetisi Sarjana Pendidikan Sejarah yang dituntut memiliki kecakapan hidup”, ujar Drs. Syafruddin Yusuf, Ph.D, selaku Ketua pelaksana.

BACA JUGA INI:   Gubernur Sumsel Minta Aparat Usut Tuntas Dugaan Pelec*han  Mahasiswi  di Kampus Unsri

Sedangkan Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP, Dr.  Hudaidah, M.Pd. yang menyatakan kuliah umum ini tidak saja memberi materi. Namun juga  refleksi bagi mahasiswa kami. “Seorang sarjana pendidikan sejarah ke depan dalam era society 5.0 menghadapi dinamika dan tantangan yang sangat kompleks.

Di mana sangat dibutuhkan  berbagai perubahan paradigm.

“Terutama peran sarjana atau guru pendidikan sejarah ke depan sebagai pendidik. Mereka harus dapat menginspirasi bagi tumbuhnya kreativitas siswa ketika  mengajar sejarah di kelas”, kata  Dr. Hudaidah atas nama Dekan FKIP Unsri.

Sedangkan Ketua MSI pusat yang juga Guru Besar Sejarah UPI Bandung, Prof. Dr. Agus Mulyana, M.Hum, melihat  di era society 5.0. ini  sejarah bukan hanya sekedar ilmu pengetahuan semata. Namun juga menuntut guru sejarah atau para sejarawan yang dapat  mengembangkan minat dan bakatnya lebih jauh.

BACA JUGA INI:   Mestinya Pers Jadi Wasit Profesional Peliputan Pilkada 2024

“Menurut saya, dasarnya Sarjana Pendidikan Sejarah sebagai guru sejarah akan menemukan

situasi di mana para siswa belajar sejarah. Bukan saja bersumber dari buku. Namun dari berbagai sumber seperti internet. Tentu dengan menggunakan berbagai aplikasi. Seperti platform  teknologi dan informasi serta perkembangan kurikulum secara global. Ini yang masa kini disebut  dan dimaknai sebagai merdeka belajar”, katanya.

Menurutnya ke depan untuk meningkatkan daya saing global. Para calon guru sejarah harus

memiliki kecakapan berbagai kompetensi seperti memiliki kemampuan leadership, digital

literacy, communication, emotional intelligence, entrepreneurship, global citizenship, team working dan problem solving.

Agus mengingatkan calon guru sejarah juga tidak terfokus untuk mengajar semata, namun juga  bias menjadi penulis sejarah atau sejarawan. Karena sejarah itu seksi dan berguna untuk  keutuhan bangsa ke depan. Menurut beliau ke depan di era Society 5.0.

“Tantangan berat dihadapi guru sejarah dan sejarawan. Karena harus memiliki kompetensi dengan penguasaan teknologi, baik dalam mengajar sejarah maupun membuat narasi sejarah ketika menulis deskripsi sejarah. Harapan besar ke depan, para guru sejarah dan sejarawan harus melakukan berbagai

BACA JUGA INI:   Nekat Gelar Belajar Tatap Muka Di Masa PPKM, PAUD ini Disegel ...

inisiatif untuk mengisi ruang publik.,” katanya.

Salah satunya menurutnya menggalakkan kegiatan sejarah berbasis digital  culture dan sejarah publik.

“Ini penting karena Palembang dan Sumatera Selatan,  kaya akan peninggalan sejarah dari masa lalunya. Sehingga peluang besar, bagi mahasiswa sejarah FKIP Unsri misalnya menjadi youtuber, jurnalis, desain interior sejarah, dan penggalak  komunitas jelajah sejarah ke depannya sebagai kompetensi tambahan ditengah kompetensi akademik yang dimilikinya,” Tandasya. (oska)

lion parcel