Taman Eks Terminal Inderalaya Diduga Dibangun Asal-asalan, Memasuki Tahun Keempat Pengerjaan Telan Dana Rp18,1 M
Inderalaya, Extranews — Terminal yang disebut oleh Pemkab Ogan Ilir sebagai taman Pancasila, di lokasi eks terminal Inderalaya diduga dibangun asal-asalan. Memasuki tahun keempat pengerjaan yang telah menelan dana Rp18,1 miliar APBD Ogan Ilir, namun terkesan tidak layak disebut taman. Dari penelusuran kontributor Extranews, beberapa hari ini, kondisi taman gersang dan menandakan sebuah taman yang sejuk dan nyaman. Taman Kota Inderalaya yang persis berada di wilayah eks terminal Timbangan Kecamatan Inderalaya Utara Kabupaten Ogan Ilir (OI) kini sudah bisa digunakan oleh warga. Proyek berbiaya fantastis tersebut akan dikerjakan selama 4 tahun, mulai tahun 2017, 2018, 2019 bahkan 2020. Jika ditotal termasuk tahun 2020 maka nilainya diperkirakan tembus menjadi Rp18,1miliar. Taman seluas 1,5ha tersebut disebut warga bukan sebagai taman pancasila, namun sebagai taman gersang. Seperti yang diutarakan Rei, warga Kecamatan Inderalaya Utara, Rabu (8/7). Menurutnya sudah 3 tahun proyek taman kota dikerjakan namun hasilnya masih tidak maksimal. Hanya terlihat seperti lapangan yang diberi keramik dan ditanami puluhan batang pohon, tidak ada simbol, tugu atau tulisan yang menyatakan taman tersebut sebagai taman pancasila. Bahkan ia menyebut kalau taman tersebut gersang. ” Wah saya malah baru tahu kalau namanya taman pancasila, seharusnya lebih cocok sebagai taman gersang. Soalnya kalau siang terik sekali, panas karena pohonnya juga baru belum ada yang meneduhkan! Tidak ada plang atau spanduk, papan nama atau patung yang menyatakan bahwa taman ini sebagai taman pancasila. Jadi wajar kalau warga banyak tidak tahu namanya taman pancasila. Kalau hujan juga di beberapa titik lantai taman banyak genangan air dan membahayakan untuk warga karena saat berjalan dikhawatirkan terpeleset. Harusnya kalau sudah dibangun sampai 3tahun hasil pembangunan tamannya luar biasa, bukan cuma biaya pembangunannya yang fantastis. Ini kok tamannya begini aja?,”keluhnya. Warga Inderalaya Sof juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya karena fasilitas yang belum memadai banyak pedagang dan pengunjung taman juga membuang sampah sembarangan, akibatnya sepanjang selokan banyak sampah minuman atau makanan. Selain itu di beberapa titik keramik banyak yang sudah retak, grepes atau lepas. Iapun menduga keramik yang digunakan untuk pembangunan taman kota tersebut merupakan keramik lokal yang kualitaanya standar bukan premium, paling berkisar Rp50ribu-100ribuan/meter. Ditambahkannya, tidak adanya podium sehingga membuat warga kesulitan jika akan mengadakan kegiatan, belum adanya fasilitas pedagang untuk berjualan juga membuat pedagang berinisiatif meletakkan dagangannya di sembarang titik sehingga terlihat semrawut. ” Masih banyak spot-spot yang tidak diberi keramik, dibiarkan seperti tanah merah mungkin tahun ini akan dibuatkan apa? Kan proses pembangunan taman kota sudah 3 tahun, kita sayangkan hasilnya hanya seperti ini kurang maksimal, padahal harusnya bisa dijadikan sebagai icon ibukota kabupaten.Ini taman kan banyak dikunjungi warga mulai pukul 16.00wib-17.30wib. Mungkin Sabtu dan Minggu juga ramai. Namun saat malam hari taman ini gelap gulita, hanya mengandalkan pantulan cahaya rumah warga dan kendaraan yang hilir mudik melintas. Barangkali tahun 2020 dibangun lagi, saya juga kurang paham. Kalau tahun ini dibangun lagi diharapkan pihak yang melakukan proyek tersebut mengerjakan dengan baik jangan asal jadi! Karena inikan fasum yang dibangun menggunakan uang rakyat dan bisa dimanfaatkan warga,”ujar Sof mengingatkan. Pantauan taman kota tersebut terlihat gersang saat siang hari, dikala hujan beberapa titik banyak tergenang air, banyak keramik yang sudah lepas, retak. Tangga menuju taman juga dibuat asal jadi, karena bentuknya yang miring dan tak beraturan.
Informasi yang dihimpun, proyek Taman Kota Inderalaya dikerjakan sejak 2017 oleh PT Kenzo Putra Linas Jalan Temon No 259 RT 15 RW 06, Kelurahan Talang Semut Kecamatan Bukit Kecil Palembang. Nilai pagu dan HPS Rp3,7miliar. Bahkan ada juga biaya untuk Pengawasan pembangunan Taman Kota Inderalaya di tahun 2017 senilai Rp99,9juta. Sementara tahun 2018 proyek tersebut dikerjakan PT Unanti Multi Konstruksi Kompleks Perumnas Blok B No 75 RT 04, Sumsel. Nilai pagu Rp4.898.500.000 sementara HPS Rp4.892.850.000. Pada tahun 2019 dikerjakan oleh CV Sinar Mulia Agung LK I No 16 RT 01 Kelurahan Kota Raya OKI. Nilai Pagu Rp2,5miliar namun HPS Rp 2.499.459.574,9. Untuk 3 tahun saja, pembuatan taman tersebut menelan dana lebih dari Rp11miliar. Bahkan tahun 2020 diperkirakan proyek taman kota akan kembali dikerjakan senilai Rp7miliar, jika benar artinya diperkirakan pembangunan taman kota akan menelan biaya total senilai Rp18,1miliar.
Bagaimana Tanggapan Kadis PUPerkim Ogan Ilir ?
Kadis PU Perkim Yulius Hendri didampingi Kabid Perumahan Hermansyah mengatakan tidak ada nilai fantastis dalam proyek yang dikerjakan selama 3 tahun tersebut, bahkan tahun keempat atau 2020 ini akan kembali dikerjakan proyek pembangunan taman kota tersebut diperkirakan senilai Rp7miliar. Nilai tersebut untuk pembangunan air mancur, taman bunga, taman Al-quran, beberapa sarana olahraga seperti lapangan voley, basket, pemasangan patung Soekarno dan sebagainya
” Nilainya biasa saja tidak fantastis, itu normal, diperkirakan kalau dihitung sampai tahun keempat ya Rp18miliaran. Tinggi taman itu dari jalan saja sampai 1,5meter, kan banyak biaya untuk penimbunan ditambah lagi banyaknya cor-an. Kalau ada yang retak, reges atau gompel keramiknya nanti kita akan perbaiki. Kan pemborongnya ada kewajiban untuk pemeliharaan, jadi bisa diperbaiki. Saya lihat juga antusiasme masyarakat menggunakan taman ini sangat baik, harusnya belum boleh dibuka namun karena melihat antusias maayarakat ya kami persilahkan. Kita tidak bangun podium karena konsepnya memang seperti itu, namun ditahun ini rencananya akan dibuat dan dipasang patung sukarno, air mancur,taman Al-quran, taman bunga dan beberapa sarana olahraga, tempat pedagang berjualan. Jadi nilainya diperkirakan 7miliar, karena wabah covid jadi sempat tertunda lelangnya, namun segera akan kita tenderkan. Ya insya Allah rampung tahun ini, bereslah dan secara full fasilitas bisa dinikmati warga,”jelasnya
Disebutkan Yulius, pembangunan taman kota dilakukan secara bertahap karena anggaran yang terbatas, sehingga harus dilakukan betahun-tahun. Disinggung soal banyak warga yang belum mengetahui soal nama taman tersebut adalah taman pancasila, menurut Yulius hal tersebut wajar karena belum ada plang atau tugu yang menyebutkan nama tersebut.
” Nantikan kita buatkan dan rampungkan semua fasilitasnya, bahkan ada patung sukarno. Wajarlah kalau banyak belum tahu namanya taman pancasila, karena rencananya baeu akan diberi nama seperti itu. Namun jangan juga disebut taman gersang, siapa juga yang menyebut itu? Yang jelas kami sudah bekerja keras memberikan fasilitas publik yang baik buat masyarakat agar bisa digunakan untuk kepentingan warga. Ingat ya ini jangan sekali-kali dikaitkan dengan politik, saya minta bener, jangan dikait-kaitkan. Karena saya hanya bekerja dengan baik untuk kemajuan Ogan Ilir,”tegasnya.
Sementara itu salah satu pemborong yang mengerjakan proyek tersebut juga belum bisa dimintai keterangan terkait hal ini. Bahkan saat ditanya ke Dinas PUPerkim OI siapa nama pemborongnya, salah satu kabidnya mengaku lupa. “Lupa saya nama PT dan pemborongnya siapa yang mengerjakan, karena setiap tahun kan berbeda,”katanya. Ohen