Pasang Iklan Murah Meriah

Sopir Bus dan Pengusaha Mengeluh atas Larangan Mudik

110372C5 AE4A 4F4D 9F69 127947B851ED

“Cak Manolah Kami Idopi Anak Bini”
Muara Enim–Extranew
Momentum lebaran Idul Fitri yang ditunggu-tunggu para sopir bus antar kota dalam provinsi (AKDP) untuk mengais pundi-pundi rupiah dari para pemudik sepertinya tidak sesuai apa yang diharapkan.

Soalnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah resmi melarang mudik tahun ini berimbas bagi para pekerja tranportasi.

Anto (44), salah seorang sopir bus AKDP Alim Jaya jurusan Muara Enim-Palembang mengaku hanya bisa pasrah adanya keputusan pemerintah yang melarang mudik. Menurutnya, pelarangan mudik akan membuat dirinya dan rekan-rekan seprofesinya kehilangan pemasukan berhari-hari.
“Padahal lebaran momen kami para supir untuk cari rezeki lebih, kalau cak ini mak mano kami nak idopi anak bini,”keluh Anto disambangi di Terminal kota Muara Enim, Rabu (5/5).

BACA JUGA INI:   Tumbuhkan Nilai Kebangsaan, Satgas TMMD Bermain bersama Anak-Anak

 

Anto mengaku dihari terakhir sebelum pelarangan mudik 6-17 Mei, angkutan Bus AKAP belum mengalami lonjakan penumpang. “Penumpang masih sepi, pagi ini cuma ada 6 penumpang ke Palembang, ongkos pernumpang Rp50 ribu, sementara operasional PP Rp400 ribu,”ucapnya.
Lonjakan penumpang, kata Anto, akan terasa menjelang mendekati Hari raya Idul Fitri. Tapi harapan mendapat penumpang melimpah jelang hari raya harus pupus karena aturan larangan mudik oleh pemerintah.

 

“Untuk sekarang kami terimo dululah keputusan ini, tapi kami berharap pemerintah juga perhatike nasib kami para supir, ada solusi apo,”tuturnya.
Selain itu, dirinya berharap kepada pemerintah provinsi untuk menertibkan trevel-trevel gelap. Akibat menjamurnya travel-travel gelap, penumpang yang selama ini menggunakan jasa angkutan transportasi bus jari berkurang. “Kalu mau ditertibkan ya tertibkan semua. Kalau nanti trave boleh lewat tentu kami akan protes kepada pemerintah,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, arus mudik hari terakhir di terminal kota Muara Enim masih normal dan tak terjadi lonjakan. Beberapa masyarakat terpantau memanfaatkan hari terakhir jelang pelarangan mudik untuk berangkat ke luar Kota Muara Enim.
Ardiansyah (33), salah seorang pemudik mengaku memilih pulang ke kampung halaman ke kota Palembang lebih dini karena takut terhalang pelarangan mudik yang berlaku 6-17 Mei nanti. “Jadi milih berangkat sekarang, dari pada nanti tidak jadi mudik karena ada larangan mudik,”katanya.NH
SEPI : Suasana terminal dalam kota Muara Enim terlihat lengang hiruk pikuk para pemudik

BACA JUGA INI:   Luhut Diberi Gelar "King of Angin Sorga", Prima Jelaskan Deretan Janji Kosongnya