Surabaya,Extranews – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim kemarau terjadi sejak akhir Agustus hingga akhir September 2019. Disusul kemudian masa pancaroba pada Oktober mendatang. Berbagai daerah sudah mengantisipasi terjadinya kekeringan di beberapa titik. Seperti yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember yang terus mengirimkan pasokan air ke beberapa kawasan terdampak kekeringan.
“Dari BMKG menyatakan, daerah Tapal Kuda sekarang ini puncak musim kemarau. Bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Ada tapi intensitasnya minim sekali,” ujar Heru Widagdo, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember yang kami kutip dari laman Merdeka.com, Sabtu (7/9).
Tapal kuda merupakan sebutan untuk daerah di Jawa Timur bagian selatan yang melingkupi Jember dan beberapa kabupaten/kota di sekitarnya. Sejauh ini, Jember termasuk relatif aman dari ancaman kekeringan. Namun potensi kekeringan tetap diwaspadai, terutama di lima kecamatan. Yakni Silo, Patrang, Pakusari, Sumberjambe dan Arjasa. “Sumberjambe pada tahun 2018 lalu mengalami masalah kekeringan,” ujar Heru.
Namun sejauh ini, pengiriman air bersih baru dilakukan di beberapa kelurahan atau desa yang melaporkan kekurangan air.
“Pengiriman air bersih dilakukan di Kelurahan Patrang dan Bintoro (Kecamatan Patrang), Desa Kaliwining (Kecamatan Rambipuji). Besok kita kirim air di Desa Sidomulyo (Kecamatan Silo),” urai Heru.
Volume pengiriman air tergantung kondisi atau tingkat kekeringan serta jumlah penduduk. “Kalau sedikit, mungkin satu tangki dengan kapasitas 5 ribu liter juga sudah cukup. Itu minimalnya. Bisa ditambah lagi,” papar Heru.
Langkah penanganan dan antisipasi kemarau tidak hanya dilakukan lewat droping air bersih. “Antisipasi lain kita siapkan beberapa tandon yang memang sudah ada di beberapa desa untuk menampung air bersih yang kita ambil dari sumber air terdekat, untuk kemudian disalurkan ke warga,” papar Heru.
Penanganan dan antisipasi kekeringan dilakukan dengan menggunakan pos anggaran bencana di APBD Jember di tambah bantuan dari Pemprov Jatim. “Tetapi saya tidak bisa berapa total anggarannya untuk bencana di Jember tahun ini,” ungkap Heru.
BPBD Jember juga mengimbau segenap masyarakat, jika memang terjadi kekeringan untuk segera cepat melapor agar BPBD segera melakukan tindakan, yakni dengan pengiriman air ke wilayah tersebut. red