Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

Rocky Gerung Kutip Al-Qur’an, Ustaz Abdul Somad Malah Bercanda: Presiden Akal Sehat Ketemu Ustaz Akal Sehat!

Rocky Gerung Kutip Al-Qur'an, Ustaz Abdul Somad Malah Bercanda: Presiden Akal Sehat Ketemu Ustaz Akal Sehat!

ExtraNews – Pagi itu, Sabtu 10 Mei 2025, udara di Mapolda Riau terasa berbeda.

Bukan hanya karena matahari yang mulai menghangatkan kota Pekanbaru, tapi karena dua nama besar yang hadir dalam satu panggung.

Rocky Gerung, seorang filsuf yang kerap melontarkan kritik tajam dengan sudut pandang logika, berhadapan akrab dengan Ustaz Abdul Somad (UAS), ulama karismatik asal Riau yang dikenal lewat dakwahnya yang tajam sekaligus jenaka.

Keduanya hadir dalam sebuah kajian subuh bertema “Alam dan Kita dalam Perspektif Agama dan Sains”.

Acara ini bukan kajian biasa.

Ia mempertemukan dua dunia yang kerap dianggap terpisah—agama dan ilmu pengetahuan—untuk bersama-sama menyelami makna keterhubungan manusia dengan alam.

Momen ini sekaligus menjadi panggung unik bagi kolaborasi antara pemikiran rasional dan spiritual.

Dalam sesi pembuka, Rocky Gerung mengajak peserta menyelami hubungan manusia dan alam semesta melalui lensa filsafat dan sains.

Ia mengangkat fenomena ilmiah tentang bagaimana debu fosfat dari Gurun Sahara terbawa angin lalu menyuburkan Hutan Amazon, sebuah ekosistem yang letaknya ribuan kilometer jauhnya.

Menariknya, Rocky tidak sekadar menyajikan data ilmiah.

Ia juga mengaitkan temuannya dengan ayat dalam surat Ali Imron, yang mengajak manusia untuk merenungi ciptaan Tuhan sebagai bentuk perintah menggunakan akal.

BACA JUGA INI:   Kawasan Talang Buruk Jadi Talang Indah

Menurutnya, ayat tersebut bukan sekadar bacaan, melainkan ajakan eksplisit untuk berpikir kritis.

“Ini bukan sekadar ayat, tapi sebuah metode berpikir,” ujar Rocky sambil mengaitkannya dengan tanggung jawab manusia atas bumi.

Tiba giliran UAS berbicara, suasana menjadi lebih cair.

Ia membuka dengan gaya khasnya, ringan, jenaka, tapi tetap bernas.

Sambil menanggapi Rocky, UAS bercanda menyebut dirinya “Ustaz Akal Sehat”, dan menjuluki Rocky sebagai “Presiden Akal Sehat”.

Lelucon itu langsung disambut tawa riuh para hadirin.

Namun, di balik canda itu, ada kedalaman makna.

UAS menggarisbawahi bahwa agama tidak menolak sains.

Sebaliknya, ajaran Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan, terutama dalam menjaga dan memelihara alam sebagai amanah Tuhan.

Ia bahkan sempat membalas pantun Rocky, membuktikan bahwa pertemuan dua tokoh ini bukan hanya soal debat pemikiran, tapi juga pertunjukan intelektual yang menyenangkan.

Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting.

Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, Gubernur Riau Abdul Wahid, para kapolres, pejabat Polda, hingga masyarakat umum ikut menyimak dengan antusias.

BACA JUGA INI:   Tulis Surat Terbuka, Napoleon: Siapa pun Bisa Menghina Saya, tapi Tidak terhadap Alquran dan Islamku!

Mahasiswa pun tak ketinggalan, menjadikan forum ini sebagai ruang belajar yang hidup.

Kajian ini sejatinya tidak hanya menjadi wadah diskusi.

Ia adalah bagian dari program “Green Policing” yang tengah dijalankan oleh Polda Riau.

Program ini bertujuan membangun kesadaran lingkungan di tengah aparat kepolisian serta masyarakat luas, khususnya dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap menjadi ancaman tahunan di wilayah tersebut.

Gubernur Riau Abdul Wahid menyambut baik kajian ini.

Menurutnya, diskusi seperti ini sejalan dengan nilai-nilai budaya Melayu yang menjunjung tinggi harmoni antara manusia dan alam.

Ia menekankan bahwa menjaga lingkungan bukan semata urusan teknis, tapi juga bagian dari identitas budaya dan spiritual masyarakat.

Sebagai penutup, semua peserta, termasuk UAS dan Rocky, terlibat dalam aksi simbolik yang sarat makna.

Mereka bersama-sama menanam pohon di halaman Mapolda Riau, sebuah gestur kecil namun menggugah yang menandakan komitmen terhadap kelestarian bumi.

Bersama komunitas Bikers Subuhan, kegiatan ini menjadi penanda bahwa cinta lingkungan bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana.

Apa yang terjadi di Mapolda Riau pagi itu adalah refleksi bahwa pemikiran rasional dan keimanan tidak harus berjalan sendiri-sendiri.

BACA JUGA INI:   Pada Sidang TACB Nasional di Surabaya , Makam SMB II Berhasil Jadi Cagar Budaya Nasional

Keduanya bisa saling memperkuat, terutama dalam menyikapi isu lingkungan yang makin mendesak.

Melalui kolaborasi seperti ini, kita diajak untuk tidak hanya memahami alam lewat teori atau dalil, tapi juga mencintainya lewat tindakan nyata.

Tak heran jika banyak yang menyebut kajian ini sebagai titik temu antara langit dan bumi, antara logika dan nurani.

Apakah ini akan menjadi awal dari diskusi-diskusi serupa di tempat lain?

Kita tunggu saja, karena bumi butuh lebih banyak suara yang berpikir dan peduli.***

 

 

lion parcel