PLN Mengucapkan selamat idul fitri 2025

Reza Ghasarma Dosen Unsri Ditetapkan Jadi Tersangka, Begini Kronologi Kasusnya…

Reza Ghasarma Dosen Unsri Ditetapkan Jadi Tersangka, Begini Kronologinya...
Reza Ghasarma oknum dosen Unsri (kiri/maskeran/kemeja biru) bersama kuasa hukumnya (kanan/berbatik) saat memenuhi panggilan penyidik Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel. Jumat (10/12/2021)

PALEMBANG-SUMSEL, ExtraNews – Polisi resmi menetapkan Reza Ghasarma sebagai tersangka atas kasus dugaan pelec3han s3ksual terhadap tiga mahasiswinya, Jumat (10/12/2021).

Reza merupakan dosen sekaligus Kaprodi Fakultas Ekonomi (FE) Unsri namun statusnya kini sudah nonaktif sejak kasus dugaan pelec3han s3ksual ini mencuat ke publik.

“Kita tadi sudah melakukan gelar Perkara dan hasilnya dia ditetapkan tersangka. Jadi sekarang diperiksa sebagai tersangka,” kata Direktur Ditreskrium Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan saat dikonfirmasi wartawan.

Diketahui, nama Reza Ghasarma atau yang sebelumnya disebut Dosen R, langsung jadi perhatian masyarakat setelah kasus dugaan pelec3han s3ksual di Unsri dilaporkan mahasiswinya sendiri.

Selain Reza Ghasarma, ada juga oknum dosen FKIP Unsri bernama Adhitia Rol Asmi yang dilaporkan mahasiswi berinisial DR atas kasus serupa.

Namun bedanya, Adhitia Rol Asmi yang kini sudah berstatus tersangka dan menjalani penahanan di Polda Sumsel, dilaporkan atas kasus dugaan pelec3han s3ksual secara fisik.

Sedangkan Reza dilaporkan telah mengirim chat m3sum melalui aplikasi handphone pada sejumlah mahasiswinya.

Kronologi kasus Reza Ghasarma, semula, dua mahasiswinya berinisial C dan F yang lebih dulu melaporkan Reza Ghasarma.

Tak lama kemudian muncul satu mahasiswi lagi berinisial D yang juga mengaku jadi korban pelecehan oleh oknum dosen tersebut namun melalui pesan singkat di Telegram.

Sempat bungkam dengan hal itu, Reza Ghasarma akhirnya muncul untuk memberikan klarifikasi.

Kemunculannya setelah identitas dan fotonya beredar luas di sosial media.

Bahkan foto Reza Ghasarma juga menjadi meme dan olok-olok banyak orang.

Pria berkaca mata ini akhirnya bersedia buka suara.

“Nomor yang dilaporkan mereka itu bukan nomor saya, bukan saya yang chat ke mereka. Semua yang dituduhkan ke saya itu fitnah,” ucapnya saat menggelar konferensi pers di salah satu rumah makan kawasan Basuki Rahmat Palembang, Rabu (8/12/2021).

BACA JUGA INI:   Mahasiswi asal Rupit  Dikeroyok Teman Karena Tuduhan Mencuri Uang

Dia juga mengelak dari semua tuduhan terhadapnya.

“Saya berlaku selayaknya dosen dan mahasiswi,” katanya dalam kesempatan itu.

Bahkan dari ketiga terlapor, dia mengaku tidak mengenal mahasiswi berinisial D.

“Mereka mahasiswi kita. Tapi untuk yang D saya tidak kenal,” ujar Reza Ghasarma yang akhirnya bersedia buka suara.

Reza menyampaikan, selama proses mediasi yang dilakukan tim Etik Unsri, dirinya juga tidak dipertemukan dengan korban.

“Kami dipanggil terpisah,” ucapnya.

Menurutnya, selama menjalankan tugas sebagai dosen dan Kaprodi, dia selalu menerapkan pola-pola sewajarnya dosen dan mahasiswa.

“Selama bimbingan saya tidak pernah berdua saja dengan mahasiswi. Jadi selalu ada staf saya atau teman saya . Dan saya sangat menghindari fitnah seperti ini,” ujarnya.

Tanggapan Kuasa Hukum Reza Ghasarma

Sebelumnya, kuasa hukum Reza Ghasarma, Ghandi Arius menduga, kasus yang tengah menjerat kliennya tidak terlepas dari unsur politisasi dari oknum-oknum tertentu.

“Ini kental sekali kental ada agenda tersendiri politisasi. Karena kelihatan sekali anak-anak yang merasa dirugikan itu diarahkan, digiring supaya ke ranah hukum. Itu oleh siapa, tanda petik ya ada beberapa orang internal fakultas ekonomi sendiri yang mengarahkan ke BEM. Kemudian dari BEM mengadukan segala macamnya,” kata dia saat menggelar konferensi pers, Rabu (8/12/2021).

Dia lalu membandingkan laporan terhadap kliennya dengan kasus pelec3han yang terjadi di FKIP Unsri dengan tersangka dosen Adhitia Rol Asmi.

“Padahal kalau kita lihat, apa rugi daripada anak itu sendiri. Tindak pidana itu harus ada kerugian dulu. Umpamanya seperti yang terjadi di FKIP, itu dia menyebutkan ada trauma setelah dipegang ini dan itu, sehingga trauma ya itu wajar. Sedangkan terkait pak Reza, mereka tidak pernah bertemu. Jadi apa trauma yang diakui diderita oleh korban,” ucapnya.

BACA JUGA INI:   Rakor Pemkot Palembang Upaya Meningkatkan PAD

“Coba kita berpikir jernih saja, apa masa depannya suram setelah baca SMS itu, seandainya kalau ada SMS itu. Atau menjadi ketakutan setiap sudut dia ketemu manusia laki-laki jadi ketakutan, kan tidak. Jadi nilai kerugiannya tidak jelas bagi si korban itu apa,” katanya menambahkan.

Ghandi juga menyebut, kasus dugaan pelec3han s3ksual yang menjerat kliennya adalah masalah kecil yang dibesar-besarkan.

“Kami dari tim pengacara, akan memetakan persoalan ini karena ada indikasi dipublikasi dalam arti kata di politisasi. Kesalahan yang sangat ringan dibesar-besarkan, bahkan disebutkan masih ada tujuh orang lagi yang menjadi korban,” ujarnya.

“Maksud masalah kecil, ya kita tidak ber-suudzon. Namun dari kejadian yang kita amati tentang anak-anak itu (korban), sepertinya ada beberapa oknum yang terlihat sekali menggiring, melindungi dan segala macam,” ujarnya.

Ghandi menduga, kasus yang terjadi hanya untuk menjatuhkan nama baik kliennya.

“Hanya bertujuan menjatuhkan nama baik Pak reza saja. Nah persoalan mana yang paling benar kita serahkan di ranah hukum,” ungkapnya.

Tanggapan Mahasiswi D

Menanggapi pernyataan, Reza Ghasarma dan kuasa hukumnya, D bersedia angkat bicara.

D memberi tanggapan soal pengakuan Reza Ghasarma yang mengaku tidak mengenalnya.

“Dia bilang tidak kenal sama yang inisial D, mungkin karena korban-korban sebelumnya sempat berurusan (mediasi) dengan kampus. Jadi dia tahu korban sebelumnya dari pihak kampus. Sedangkan saya langsung ke Polda tanpa ada urusan dengan pihak kampus. Saya tidak mau ada urusan dengan kampus soal kasus ini, karena itu dia tidak tahu identitas saya,” ujar D kepada Tribunsumsel.com, Kamis (9/12/2021).

D juga membantah tegas pernyataan kuasa hukum Reza Ghasarma, Ghandi Arius yang menyebut dirinya bersama C dan F, sengaja dimanfaatkan sejumlah oknum untuk menjatuhkan nama Reza Ghasarma.

BACA JUGA INI:   Awal Tahun 2024, Daya Beli Petani Sumatera Selatan Katanya Melonjak Naik

Mahasiswi ini sampai tak habis pikir bisa ada anggapan seperti itu terhadap dia dan dua korban lain padahal mereka adalah korban tindak pelec3han.

“Karena disini saya tidak merasa dijadikan alat atau boneka. Saya yakin C dan F juga merasa hal yang sama dengan saya, makanya kami berani bawa persoalan ini ke polisi. Alangkah bodohnya kami, kalau mau makan rayuan untuk menyebar fitnah sampai ke ranah hukum,” tegasnya.

D menegaskan, memiliki bukti kuat untuk membawa tindakan pelec3han yang dialami ke jalur hukum.

Meski sebelumnya, Reza Ghasarma telah memberi pernyataan bahwa nomor yang diduga mengirim chat m3sum bukan miliknya.

“Untuk penyangkalan dari dia itu biar proses hukum saja yang menindak lanjuti. Kami sudah menyerahkan seluruh bukti terkait itu dengan pihak kepolisian,” ucapnya.

D juga mengungkap alasan berani membuka kasus ini ke publik.

Menurutnya harus ada orang yang berani maju memerangi tindak pelec3han supaya kejadian tersebut tidak sampai berulang kembali.

“Jadi menurut saya,memang harus ado yang berani speak up soal kejadian ini.
Sekalian biar ngasih efek jera dan tidak semena-mena dengan mahasiswi. Jangan sampai ada lagi yang jadi korban,” ujarnya. [*tribunsumsel]

 

 

lion parcel