Kegundahan itu semakin hari makin memenuhi pikirannya.
Mulailah tiga dari lima bersaudara putra dari pasangan Yakub Hadi Siswoyo dan Sukiyah itu bertanya pada diri sendiri.
“Benarkah Tuhan ada?,” kata Bagyo seperti ditulis Carmelia Sukmawati dalam buku ‘Subagyo HS Kasad dari Piyungan”.
Pikiran tentang Tuhan itu tulis Carmelia, melintas begitu saja di benak Bagyo.
Tak pula tebersit apakah pikiran semacam itu layak untuk seorang bocah yang masih SD.
Pertanyaan tentang Tuhan itu terus berkecamuk.
Namun, sebuah momen mengubah segalanya.
Ujian matematika yang menepis segala kegamangan tersebut, lalu mengubahnya menjadi sebuah keyakinan yang kokoh di hati Bagyo.
Semasa bersekolah SD, salah satu pelajaran agama yang diingat Bagyo yakni orang yang dikabulkan doanya oleh Allah SWT yakni orang berpuasa, menderita dan memohon dengan tulus.
Di sekolah, pelajaran paling sulit yang dirasakan Bagyo adalah matematika. Dia selalu mendapatkan nilai jelek pada mata pelajaran itu.
Hari itu, dengan kepolosannya dan tanpa keraguan, dia pun memanjatkan doa.
“Tuhan, kalau benar Engkau ada, saya minta ujian saya lulus dengan nilai 8 semua,” ucap Bagyo kecil.
Menurut Carmelia, memperoleh nilai 8, tentu akan menjadi sesuatu yang luar biasa.
Sungguh ajaib! Doa yang dipanjatkan pria kelahiran 12 Juni 1946 itu, dikabulkan Allah SWT.
Bagyo mendapat nilai 8 untuk semua mata pelajaran dalam ujian akhir sekolah (UAS) kelas 6. Tak terkecuali Matematika.
Deretan nilai itu kontan membuatnya bangga dan bahagia teramat sangat.
Namun lebih dari itu, hasil tes ini seperti menjawab keresahannya selama ini bahwa Tuhan benar-benar ada.