Pelabuhan Boombaru IPC Pelindo II Palembang (Bagian Terakhir dari dua tulisan), Maksimalkan Pelabuhan Sungai Lais Bagian Pengembangan Boombaru
Pelabuhan Boombaru yang mengandalkan Sungai Musi masih sangat berperan. Sungai Musi sebagai urat nadi ekonomi masyarakat Sumatera Selatan, masih sangat dibutuhkan. Sementara belum ada kejelasan kapan Pelabuhan Tanjung Api-api bisa operasional, kenyataannya Boombaru masih strategis. Sejarah panjang dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Sungai Musi merupakan alur urat nadi ekonomi. Sungai Musi yang panjangnya sekitar 700 kilomater dan lebar 200 meter, menjadi salah satu pendorong maju pesatnya kota Palembang. Bahkan menjadi pusat perdagangan terpenting di Asia Tenggara.
GENERAL Manager PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Palembang, Silo Santoso, menjelaskan, hinterland produk produk dari Sumsel yang diekspor melalui Pelabuhan IPC Palembang, di antaranya dari Kabupaten Muba menghasilkan komoditi karet, kelapa, dan sawit, batubara, Banyuasin (batubara), Palembang (pulp and paper), OKI (karet dan sawit), Musi Rawas (karet dan sawit), Pagaralam (kopi), Muaraenim dan Pali, Lahat (batubara, karet dan sawit), OKU (karet sawit). Produk produk ini tidak berdampak langsung terkait bencana pandemic covid-19 ini, oleh karena itu manajemen IPC Pelindo II sangat ketat menerapkan protokol kesehatan. Mengingat aktivitas bongkar muat tetap dilaksanakan. Bahkan sebelum kapal sandar, harus clear dulu dengan melakukan pemeriksaan kesehatan standar covid-19.
Terkait dengan kondisi Pelabuhan Boombaru makin padat, dengan pertimbangan mendukung pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, yang bertujuan memperlancar arus logistik barang. Apalagi bongkar muat di pelabuhan Terminal Boom Baru saat ini cukup sulit untuk dilakukan pengembangan dikarenakan berbatasan dengan lingkungan padat penduduk. Pertimbanganalternatif yang masih berpotensi dan lebih mudah untuk dikembangkan adalah Terminal Pelabuhan Sungai Lais di Kecamatan Kalidoni, Kota Palembang.
Menurut Santoso, performance IPC Pelindo Palembang, IPC Palembang telah mendapatkan persetujuan dari Gubernur Sumatera Selatan terkait dengan RIP Pelabuhan Palembang untuk pengembangan sampai dengan Sungai Lais. IPC Palembang telah memperbaiki akses jalan ke Sungai Lais yang sebelumnya tidak layak menjadi layak sehingga pengguna jasa dapat menikmati kelayakan tersebut sebagai bentuk untuk memasarkan lahan dan percepatan kinerja kepelabuhanan di Sungai Lais.
Beberapa rencana pengembangan pelabuhan di Terminal Sungai Lais dimana telah sesuai dengan RIP Palembang yang saat ini sedang dalam proses penetapan di Kementerian Perhubungan. 1. Dermaga berikut Trestle dan Dolphin: a. Dermaga 50 m’ x 25 m b. Trestle 50 m’ x 10 m c. Dolphin = 1 unit breasting dolphin + 2 unit mooring dolphin Perbaikan Sheetpile eksisting sepanjang 300 m’ 2. 3. Pembangunan lapangan penumpukan Multipurpose luas ±2,5 ha. “Saat ini RIP Palembang sedang dalam proses penyusunan draft keputusan menteri di Biro Hukum Kemenhub,” ujar Santoso.
Santoso juga menjelaskan, konekvitas jaringan, terdapat rencana pembangunan jaringan jalan arteri lingkar sepanjang 20 km yang merupakan program pemerintah kota Palembang, program tersebut bagian dari karya bakti TNI, dan kemudian jalan tersebut terkoneksi dengan jalan lingkar selatan yang melintasi Jalan Tanjung Api-api dan menyusuri jalan Noerdin Panji dengan trase dari jalan sako Baru meunju Jalan Pinisi menyusuri jalan akses eksisting di Terminal Pelabuhan Sungai Lais yang saat ini direncanakan untuk dikembangkan.
Dengan adanya rencana jalan arteri Lingkar Timur maka konektivitas jaringan jalan dari dan menuju Pelabuhan Sungai Lais menjadi lebih lancar karena langsung bertemu di jalan Pinisi yang saat ini digunakan sebagai akses jalan ke Pelabuhan Sungai Lais. Pengembangan pelabuhan Sungai Lais menjadi inline dengan program pemerintah Kota Palembang untuk memperlancar arus logistik sehingga dapat meningkatkan arus pertumbuhan ekonomi Kota Palembang pada khususnya dan Sumsel umumnya. (Firdaus komar)