Memperoleh 35 Suara, Kaffa Terpilih Sebagai Wabup Muara Enim
Muara Enim, Extranews —- Setelah melalui proses tahapan-tahapan pemilihan. Akhirnya Ahmad Usmarwi Kaffah SH LLM (Abdn) PhD terpilih sebagai wakil bupati dalam pemilihan wakil bupati Kabupaten Muara Enim sisa waktu jabatan periode 2018-2023, Selasa (6/9).
Pemilihan itu digelar di ruang paripurna DPRD Kabupaten Muara Enim dipimpin langsung Ketua DPRD Kabupaten Muara Enim Liono Basuki BSc. Turut hadir wakil ketua DPRD, Pj Bupati Muara Enim Kurniawan AP MSi, Pj, Pj Sekda Muara Enim H Riswandar SH MH, Asisten, para OPD, Forkopimda dan tamu undangan.
Dalam proses pemilihan Pilwabup itu, dari 44 anggota DPRD Muara Enim yang mempunyai hak pilih, hadir 36 anggota untuk melakakukan pemilihan dua nama calon wakil bupati yang sudah ditetapkan oleh DPRD Kabupaten Muara Enim yakni Ahmad Usmarwi Kaffah SH, LLM (Abdn) PhD serta Muhammad Yuddhistira Syahputra SH MH.
Setelah dilakukan pemilihan, Ahmad Usmarwi Kaffah SH, LLM (Abdn) PhD meraih perolehan suara sebanyak 35 suara. Sedangkan Muhammad Yuddhistira Syahputra SH MH meraih sebanyak 1 suara.
Namun dalam proses tahapan penandatanganan berita acara penetapan wakil bupati terpilih oleh panitia pemilihan, terjadi insiden kecil. Dimana, salah satu panitia pemilihan Yupi SE MM terjadi perdebatan sesama panitia pemilihan sehingga Yupi SE MM meninggalkan Id Card Panitia.
Peristiwa tersebut sempat membuat kalangan pimpinan dewan dan anggota dewan serta para undangan terdiam. Tak hanya selesai disitu, Yupi saat itu sedang duduk dikursi kehormatannya sembari mendengarkan perbaikan administrasi oleh panitia langsung keluar ruang rapat paripurna. Namun langkah anggota DPRD Muara Enim dari Fraksi PDIP tersebut dihalangi salah satu anggota dewan agar tidak terbawa emosi.
Saat dirinya dipanggil penandatanganan berita acara penetapan wakil bupati terpilih, Yupi menyampaikan di forum rapat tersebut. “Saya menghargai lembaga DPRD Muara Enim. Kalu tidak saya tidak akan tandatangan karena disini menyangkut harga diri saya. Saya minta kepada ketua dewan, Pj Sekda untuk menga- reshuffle sekretaris dewan,” ucapnya.
Ucapan yang disampaikan oleh anggota Komisi I ini, disambut langsung oleh Sekretaris Dewan Lido Septon Toni. “Saya siap dan akan saya pertanggungjawabkan,” ucap Lido dengan nada tinggi.
Ketua DPRD Kabupaten Muara Enim Liono Basuki Bsc, mengatakan tahapan-tahapan pemilihan wakil bupati telah selesai. Tinggal dilanjutkan paripurna ke 18 dengan agenda pengesahan dan pengusulan ke Mendagri yang akan disampaikan oleh panitia pemilihan.
“Sama-sama kita saksikan tadi telah dilakukan penandatangan panitia dan saksi telah terpilihnya wakil bupati. Setelah paripurna ke 18 dengan agenda pengesahan dan pengusulan nanti akan disampaikan oleh panitia pemilihan,” katanya.
Lanjutnya, tugas DPRD Kabupaten Muara Enim hanya menjalankan proses dari awal pemilihan wakil bupati mulai dari tatib pemilihan, membentuk panitia pemilihan yang sudah dijalankan dengan baik. Tahap terakhir proses DPRD Kabupaten Muara Enim pengesahan dan pengusulan.
“Secepatnya. Begitu hari ini selesai kita akan memberi tugas lagi ke panitia pemilihan untuk membawa berkas ke Gubernur dan Menteri Dalam Negeri karena yang punya untuk membuat SK wewenang Mendagri,” jelasnya.
Ketika ditanya terjadinya insiden penandatangan panitia dan saksi? Dirinya menjelaskan, itu hanya soal tertib admistrasi tidak terlalu prinsip. “Hanya kurang teliti pengetikan adimistrasi. Tidak ada masalah dan bukan hal yang prinsip,” jelasnya.
Kaffah Tunggu Keputusan Mendagri
Terpilih dalam pemilihan wakil bupati (Pilwabup) Kabupaten Muara Enim sisa masa jabatan 2018-2023, Ahmad Uzmarwi Kaffah akan prioritaskan pembangunan chemistry (Terhubung), sambil menunggu putusan Menteri Dalam Negeri.
Hal tersebut disampaikannya, selepas kegiatan paripurna DPRD Muara Enim XVII dengan agenda pemungutan dan penghitungan suara, serta penetapan Wakil Bupati Muara Enim terpilih.
Dirinya mengaku, ke depan akan meneruskan apa-apa yang sudah menjadi visi dan misi Bupati Ahmad Yani dan Wakil Bupati Juarsah yang sudah bekerja keras menyajikan visi dan misi yang luar biasa baik untuk Kabupaten Muara Enim. “Beliau-beliau sudah bekerja keras untuk menyajikan visi dan misi yang luar biasa, sehingga relevansinya adalah tugas baginya, bagaimana agar bergerak cepat, apa yang sudah baik dilanjutkan dan apa yang belum baik nantinya akan diperbaiki,” katanya.
Mengenai pekerjaan rumah atau target utama, kata dia, dirinya merasa belum memiliki tahap untuk memberikan keterangan mengenai hal itu karena harus melewati tahapan pengesahan dahulu, sampai menunggu putusan menteri dalam negeri. “Pada akhirnya saya baru bisa bicara,” tegasnya
Sementara menunggu, dirinya mengatakan hal terpenting adalah membangun chemestri, hati dan pikiran saya terkoneksi dengan teman-teman DPRD di sini terutama teman-teman fraksi, seluruh anggota masyarakat beserta OPD. “Saya kira itu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat ini,” jelasnya.
Disinggung mengenai penolakan pemilihan pilwabup, lanjutnya, dirinya beranggapan bahwa hal itu merupakan tanda bahwa demokrasi kita sudah mekar. Pihaknya menghargai itu, dimatanya penolakan dan persetujuan itu adalah keniscayaan dalam demokrasi. “Justru dengan hal itu kita harus bersyukur. Artinya negeri kita semakin maju, Kabupaten Muara Enim semakin kritis. Ini merupakan modal utama untuk membangun Kabupaten Muara Enim untuk lebih baik lagi,” ujarnya.nur
PEMILIHAN : Ketua DPRD Muara Enim memasukan kertas suara ke dalam kotak suara.