L’Oréal Bangun Fondasi Masa Depan IndustriKecantikan Indonesia Melalui Beauty Tech
Sejak tahun 2019, L’Oréal telah meluncurkan sebanyak 17 Beauty Tech di Indonesia yang memungkinkan dunia kecantikan yang lebih personal, kreatif, inklusif dan bertanggung jawab
Jakarta, Extranews —- Pandemi telahmengubah banyak aspek kehidupan di Indonesia, termasuk di industri kecantikan. Meskipun diterpapandemi, animo konsumen Indonesia terhadap dunia kecantikan tetap besar, hal ini dibuktikan dengankembalinya pertumbuhan pasar kecantikan di tanah air sebesar 12% di tahun 2021 dengan total penjualansenilai Rp. 43 triliun, selain itu Badan Pengawas Obat& Makanan (BPOM) juga mencatat kosmetika sebagaikategori produk yang mendapatkan ijin edar terbanyakdi Indonesia dalam 5 tahun terakhir, yaitu sebanyak411.410 produk baru.
Dalam acara diskusi media bertajuk ‘L’Oréal Beauty Tech: Inventing the Beauty of the Future’ di Hotel Tribrata Dharmawangsa, Junaid Murtaza, PresidenDirektur L’Oréal Indonesia menyatakan, “Pasar kecantikan di Indonesia sangatlah dinamis dan akansemakin dinamis melalui peran Gen Z yang akanmendorong transformasi di masa mendatang. Konsumen baru di dunia kecantikan menuntut lebihbanyak personalisasi, produk yang lebih sehat dan aman, lebih banyak transparansi, keberlanjutan dan juga sains di era yang semakin digital ini.”
Dalam diskusi tersebut, Aswaina Seroja, Chief Consumer Officer L’Oréal Indonesia mengungkapkan bahwa Gen Z akan menjadi populasidominan yang akan membentuk masa depan industrikecantikan di Indonesia karena mereka adalah generasidigital-native dengan akses penuh ke media sosialuntuk mengekspresikan diri. Mereka mencari segalainformasi secara online, termasuk seputar topikkecantikan yang merupakan 5 topik pencarian teratassebanyak 38%. 76% dari Gen Z berpendapat bahwakecantikan berperan dalam meningkatkan kepercayaandiri mereka, dan 53% percaya bahwa merawat diriadalah investasi masa depan.
Christy Raina, seorang penikmat beauty dan content creator Gen Z turut memberikan pandangan. “Aku perlu tahu persis mengenai kondisi dan kebutuhankulitku supaya tahu perawatan kulit apa yang tepatbagiku. Buatku teknologi berperan penting dalammendiagnosa kondisi kulitku sehingga dapatmembantuku memilih jenis perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhanku,” ujar Christy.
Memahami kebutuhan dan keinginan para konsumennya, L’Oréal telah mendorong transformasidigital yang besar melalui penggabungan sains dan teknologi untuk memungkinkan lebih banyakpersonalisasi. “L’Oréal membayangkan masa depandimana dunia kecantikan semakin inklusif terhadapkebutuhan dan keinginan masyarakat yang beragam; dunia kecantikan yang semakin bertanggung jawab dan transparan; dunia di mana tim kami semakin gesit dan kreatif. Itulah tiga pilar yang kami usung dalam L’Oréal Beauty Tech,” jelas Junaid.
Salah satu inovasi L’Oréal Beauty Tech yang ditelurkanadalah Kiehl’s Derma Reader Pro, sebuah perangkatyang memberikan secara langsung analisa mendalamterhadap 4 isu di permukaan kulit, yaitu: kerutan & garis halus, tekstur, noda dan pori-pori membesar; serta4 isu di sub-permukaan kulit, yaitu: kemerahan, nodakecoklatan, kerusakan akibat sinar UV dan pori-poritersumbat. Dipandu oleh para Skin Experts, konsumenakan menemukan kebutuhan kulitnya yang unik dan mengenali perawatan yang dibutuhkan untuk meraihtujuan kulit sehat yang mereka inginkan.
Pada kulit berjerawat, La Roche-Posay Spotscanmembantu konsumen menganalisa tingkat keparahanjerawat melalui teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dibangun berdasarkan data ilmiah yang luas untukmendapatkan personalisasi diagnosa pada jerawat. Untuk membangun algoritma yang paling akurat dan inovatif, keakuratan Spotscan telah divalidasi secaraklinis oleh sekumpulan pakar kulit dari berbagaibelahan dunia untuk menganalisa sebanyak lebih dari6.000 foto individu yang mewakili berbagai etnis, jeniskulit dan tingkat keparahan jerawat.
Inovasi lainnya adalah Lancôme Shade Finder, perangkat yang juga menggunakan teknologi AI untukmerekomendasikan shade foundation yang paling cocokdengan kebutuhan dan warna kulit konsumen. Teknologi ini mendorong inklusivitas dengankemampuannya untuk mengidentifikasi hingga 22.500 warna kulit melalui algoritma unik yang dibangundengan menggunakan data & informasi yang dikumpulkan dari lebih dari 400 orang, mulai dariwarna kulit yang sangat terang hingga sangat gelap, yang secara konstan terus dilengkapi dengan data terbaru sejak diluncurkan.
Masih dalam kategori make-up, L’Oréal meluncurkanYves Saint Laurent Rouge Sur Mesure, perangkatportable peracik pewarna bibir pertama di dunia yang dapat menghasilkan sampai dengan 4000 warna lipstikkapan saja dan dimana saja. Perangkat inimenggabungkan inovasi fisik berupa perangkatpengkoneksi dan cartridge lipstik cair dengan inovasidigital berupa try-on virtual dan algoritma warnaberbasis AI. Kombinasi tersebut memungkinkankonsumen melakukan try-on virtual secara real time; mendapatkan rekomendasi warna lipstik yang tepatuntuk untuk jenis kulit atau warna rambutnya ataubahkan warna yang matching dengan objek apa pun (misalnya baju, cat kuku, tas); dan pada akhirnyameracik sendiri warna bibir yang paling diinginkan.
L’Oréal Water Saver yang didapuk sebagai salah satudari 100 Best Inventions 2021 oleh majalah TIME, merupakan gagang pancuran air inovatif yang menggunakan teknologi mesin roket untuk menciptakanpengalaman mencuci rambut yang mewah dan efisien, sekaligus mengurangi konsumsi air hingga 61% dibandingkan dengan mencuci rambut dengan metodebiasa. Dirancang untuk industri salon profesional, L’Oréal Water Saver dapat berpotensi terhadappenghematan air miliaran liter setiap tahunnya.
L’Oréal Groupe memiliki daftar panjang akan inovasiBeauty Tech yang telah diluncurkan di antara 35 merekglobalnya, dan daftar tersebut akan terus bertambah. “Di Indonesia sendiri, kami mencermati konsumenyang sangat adaptif akan teknologi baru. Maybelline Virtual Try On merupakan Beauty Tech pertama yang kami luncurkan di Indonesia di tahun 2019, dan sejaksaat itu sebanyak 17 Beauty Tech sudah kami luncurkandi Indonesia dalam berbagai teknologi dan kategoriyang bervariasi, menjadikan L’Oréal Indonesia sebagai perusahaan Beauty Tech terdepan di tanahair. Sejak awal tahun ini kami pun telah mencatathampir 1 juta try-on telah dilakukan oleh konsumen, yang menempatkan Indonesia sebagai pasar denganadoption rate penggunaan Beauty Tech tertinggi di Grup L’Oréal,” ujar Junaid.
Selanjutnya, L’Oréal telah menyiapkan organisasinyauntuk berekspansi dari digitalisasi ke virtualisasi. “Beberapa tahun lalu, pasar kecantikan masihsepenuhnya berjalan offline. Kemudian pandemimendorong percepatan e-commerce dimana L’Oréal merupakan salah satu perusahaan kecantikan pertamayang memulai model offline + online (O+O). Kini, saatkami telah bertapak kuat pada akselerasi Web2, sebagaiperusahaan kecantikan no.1 di dunia, L’Oréal menuntunindustri kecantikan ke masa depan dengan model offline + online + on-chain (O+O+O), denganmembangun fondasi Web3 dan metaverse.
L’Oréal dengan sejarah 113 tahun eksistensi di dunia kecantikan telah memulai perjalanannya ke dunia metaverse dengan membangun pengalaman baru yang imersif melalui ruang-ruang virtual, kostumisasi in-game, advertising di dunia virtual, aktivasi e-sampling, virtual ambassador/influencer, dan gerai virtual di dunia metaverse, dengan sebanyak 17 aplikasi trademark telahdidaftarkan seputar NFT & metaverse. Rel