PLN Mengucapkan selamat idul fitri 2025

LE Dinyatakan Dapat Menjalani Pemeriksaan

911D8F05 0499 4973 A62E AD78DB6BE6DE

Jakarta, Extranews —- Komisi Pembetantasan Korupsi (KPK) akan memeriksa kembali tersangka korupsi LE, setelah hasil pemeriksaan tim dokter RSPAD bahwa LE dinyatakan fit for stand trial.

Ketua KPK Firli Bahuri, dalam keterangannya menjelaskan, artinya LE dapat menjalani pemeriksaan di KPK.F220873B E55F 4F6A A972 9103A271C510 65AEBD34 D8CA 4549 B37E 570F9BFA2279

Selain itu Firli menjelaskan, Sabtu (14/1), kepada Extranews, proses pemeriksaan LE telah sesuai prosedur dan tidak ada pelanggaran.

Secara kronologi, Firli menceritakan,

Pada hari Rabu tgl 11 Januari  2023 sampai dengan ditahannya LE telah melalui proses hukum.

“Selama   di Papua, LE Melakukan aktivitas biasa. Bahkan terbang dari Sentani ke Jakarta via Manado  berjalan lancar. Kita menjunjung tinggi HAM. Begitu mendarat di Manado, LE diperiksa oleh dokter dan perjalanan dari Manado ke Jakarta didampingi Dokter dan perawat dari Dokkes Polda Sulut. Setibanya di Bandara Jakarta, LE lsg dibawa ke RSPAD untuk pemeriksaan kondisi LE dan dilakukan pemeriksaan tanda final, jantung dan laboratorium dengan kesimpulan LE perlu  perawatan sementara. Setelah perawatan sementara. Selanjutnya Kamis, 12 Januari 2023 dilakukan pemeriksaan mendalam oleh Tim dokter RSPAD dan Dokter IDI. Hasilnya LE dinyatakan *Fit for Stand Trial,” jelas Firli.

BACA JUGA INI:   Karma! Tewas saat Wikwik croOT di Hotel, Perselingkuhan Kepsek dan Guru SD Terbongkar

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal memanggil kembali Lukas Enembe untuk menjalani pemeriksaan perkara dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji dan gratifikasi terkait proyek pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua.

Diketahui, Lukas menjalani pemeriksaan perdananya sebagai tersangka pada Kamis (12/1) di Gedung Merah Putih KPK. Pemeriksaan oleh tim penyidik KPK dilakukan setelah Lukas selesai menjalani masa pembantaran penahanannya selama dua hari di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri membenarkan dalam pemeriksaan perdana terhadap Lukas semalam, baru ditanyakan hal-hal yang bersifat normatif. Namun, upaya penggalian informasi lebih lanjut juga akan ditanyakan dalam pemeriksaan berikutnya.

“Untuk pemeriksaan berikutnya, kami juga akan segera jadwalkan. Dijadwalkan minggu depan, kami akan kembali hadirkan yang bersangkutan, baik itu sebagai saksi maupun tersangka,” kata Ali kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (13/1).

BACA JUGA INI:   Kades di OKUT Diboyong ke Wyndham Ikuti Bimtek

Disampaikan Ali, pemeriksaan Lukas dalam kapasitasnya sebagai saksi ini dilakukan untuk berkas perkara atas nama tersangka Rijatono Lakka selaku Direktur PT Tabi Bangun Papua (TBP). Oleh karenanya, Lukas diharapkan dapat bersikap kooperatif di pemeriksaan selanjutnya.

“Kami sih berharap bahwa tersangka (Lukas) ini akan kooperatif, dapat memberikan jawaban-jawaban kepada tim penyidik KPK. Baik itu sebagai saksi ataupun sebagai tersangka, untuk kelancaran proses pemberkasan perkara sehingga ada kepastian hukum,” ujar Ali.

Ali menegaskan, pemeriksaan yang dijalani Lukas di KPK usai masa pembantaran penahanannya selesai, dilakukan berdasarkan keterangan tim medis di RSPAD Gatot Subroto yang menyatakan fit to stand trial. Artinya, Lukas dinyatakan dapat mengikuti seluruh proses pemeriksaan dalam rangka untuk kepentingan hukum.

Menurut Ali, pihak berperkara yang telah menjalani asesmen oleh tim medis dan dinyatakan fit, secara hukum, dapat mengikuti proses pemeriksaan sebagai tersangka, saksi, bahkan bisa dibawa kepada proses persidangan. 

Sebelumnya, Lukas menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka selama kurang lebih 4,5 jam di KPK. Usai diperiksa, dia dibawa ke Rutan KPK pada Pomdam Jaya Guntur.

BACA JUGA INI:   Program Pembinaan Olahraga Panjat Tebing PLTU Banjarsari, berhasil raih Indonesia CSR Award 2023

Dalam perkara ini, Lukas diduga menerima suap senilai Rp1 miliar dari Rijatono Lakka. Dugaan suap itu dilakukan untuk mendapatkan tiga proyek pembangunan di Papua senilai Rp41 miliar.

Temuan lain KPK menduga Lukas juga telah menerima gratifikasi yang terkait dengan jabatannya sebagai gubernur senilai Rp10 miliar. Rel

lion parcel