Kawah Tekurep Layak Jadi Objek Wisata Yang Menarik

Kawah Tekurep Layak Jadi Objek Wisata Yang Menarik
Foto: Paguyuban Pujakesuma (Putera Jawa Kelahiran Sumatera) bekerja sama dengan Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) kembali ziarah dan diskusi , Makam Para Raja dan Sultan Palembang, episode pamungkas: Kawah Tekurep, Jumat (25/2/2022).

 

Kajian DED Dibuat Pemkot Palembang Tahun Ini, SMB IV:  Kawah Tekurep Layak Jadi Objek Wisata Yang Menarik

 

PALEMBANG, ExtraNews – Paguyuban Pujakesuma (Putera Jawa Kelahiran Sumatera) bekerja sama dengan Kesultanan Palembang Darussalam (KPD) kembali ziarah dan diskusi , Makam Para Raja dan Sultan Palembang, episode pamungkas: Kawah Tekurep, Jumat (25/2/2022).

Dalam Diskusi sekaligus ziarah makam ini dipandu oleh budayawan Palembang Vebri Al-Lintani dengan narasumber Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn , Ketua Harian Pujakesuma Sumsel Hernoe Roesprijadji, dan sejarawan Sumsel Kemas Ari Panji, Sekretaris Umum MUI Sumsel K.H. Ayik Farid Alaydrus, Pengamat Sejarah Kebangsaan Sumsel Ramlan Holdan.

“Juga hadir diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Agus Rizal , Kasi Pelestarian Cagar Budaya Dinas Kebudayaan kota Palembang, Ghazali, SH , Kasi Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Isnayanti Syafrida , Kabid Kebudayaan Disbudpar Sumsel Cahyo Sulistyaningsih, Ketua Forum Palembang Bangkit, Idham Rianom, perwakilan Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Darussalam dan Sumatera Selatan (Kopzips), perwakilan Forum Wisata dan Budaya (Forwida), Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (Agsi) Sumsel, , aktivis kebudayaan dan sejarah dan seluruh pembakti Kesultanan Palembang Darussalam.

Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn menjelaskan di Palembang banyak makam bersejarah yang kondisinya memprihatinkan.

“ Tapi yang kita ambil adalah 5, ini (Kawah Tekurep) yang terakhir dimana disini adalah bukti kejayaan dan kebesaran atas Kesultanan Palembang Darussalam yaitu makam yang sangat besar dimana tidak ada lagi makam-makam lain di Indonesia yang seperti ini yang sangat baik dan indah,” katanya.

BACA JUGA INI:   Pemprov Sumsel Dukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia

Kedepan setelah kegiatan ini menurutnya ada rekomendasi dan pihaknya mulai akan membangun bagaimana semua makam-makam di Palembang ini bisa dijadikan tempat yang aman dan nyaman sehingga bisa menjadi objek wisata yang menarik bagi semua orang dan bisa mendatangkan kenikmatan rohani juga bisa memberikan bantuan kepada orang-orang sekitar lokasi Kawah Tekurep karena jika menjadi tempat wisata maka akan menambah penghasilan bagi warga sekitar.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang, Agus Rizal berharap kedepan pihaknya mendorong Kawah Tekurep menjadi kawasan cagar budaya.

“ Memang Palembang sudah ada tim TACB yang diketuai ibu Retno, kita minta nanti Kawah Tekurep menjadi kawasan cagar budaya, ini kita sedang diskusikan dengan tim TACB,” katanya.

Selain itu pihaknya kawasan Kawah Tekurep ini bisa menjadi lokasi wisata religi dan bisa menjadi daya tarik orang bisa datang ke Palembang.

“ Ditahun ini juga kita buatkan kajian untuk bagaimana desain Detail Engineering Design (DED) kawasan ini sehingga bisa menjadi daya tarik orang bisa ke Kawah Tekurep,” katanya.

Selain itu pihaknya akan lihat tahun ini study kelayakan untuk kawasan Kawah Tekurep.

“ Kalau memang selesai kita anggarkan untuk revitalisasi kawasan Kawah Tekurep ini, baru kajian untuk DED,” katanya.

Ketua Harian Pujakesuma Sumsel Hernoe Roesprijadji mengatakan, dulu raja dan ulama selalu berdampingan melambangkan persatuan antara ulama dan umaro.

“ Ini patut kita contoh di pemerintahan sekarangpun itu bisa kita ambil hikmahnya bahwa ulama dan umaro bersatu, Insya Allah pemerintahan akan berjalan dengan baik,” katanya.

Kedepan pihaknya bersama komunitas yang lain siap bersinergi dengan pemerintah setempat untuk memperjuangkan makam-makam ini menjadi cagar budaya dan siap berkolaborasi menjadikan makam-makam Raja-Raja dan Sultan-Sultan menjadi destinasi wisata dan religi.

BACA JUGA INI:   Perkembangan Potensi Pariwisata serta Peluang Investasi di Kota Palembang?

Pengamat Sejarah Kebangsaan Sumsel Ramlan Holdan melihat makam –makam bersejarah di Palembang kondisinya memprihatinkan dan menjadi PR Dinas Kebudayaan Kota Palembang kedepan.

“Saya akan back up habis ini termasuk siapa yang menjadi walikota kedepan , karena saya ketua partai ini, kalau mereka tidak peduli dengan kebudayaan sorry tidak akan kita dukung,” katanya.

Sekretaris Umum MUI Sumsel K.H. Ayik Farid Alaydrus berharap kalau kegiatan ini menjadi kegiatan nasional maka dapat mengembangkan perekonomian di Palembang dan memelihara makam-makam yang ada.

“ Ada lima makam besar disini, yang setahun bisa keliling, misalnya 3 bulan sekali satu tempat, kalau ini bisa terjadi maka disamping pemeliharaannya tidak memberatkan pemerintah daerah maka ini bisa menyerap simpati masyarakat untuk membangun dan bisa meningkatkan PAD daerah, pengembangan ekonomi di daerah kita,” katanya.

Makam Kawah Tekurep sendiri dibangun pada tahun 1728 dengan menggunakan tiga unsur, yaitu kapur pasir, putih telur, dan batu. Makam ini dibangun dengan bersamaan dengan pembangunan masjid Agung Palembang. Di makam yang berlokasi di kecamatan Ilir Timur II, Palembang ini terdapat makam Sultan Mahmud Badaruddin beserta empat isterinya, yaitu Ratu Sepuh dari Demak, Ratu Gading dari Malaysia, ratu Mas Ayu dari Cina, dan Nyai Mas Naimah dari Palembang. Selain itu, pada bagian yang lain juga terdapat Imam Sayid Al Idrus yang merupakan guru besar bagi Sultan Mahmud Badaruddin.

Makam Kawah Tekurep ini dibangun bersamaan dengan pembangunan Masjid Agung PalembangKawah Tekurep, sebuah makam yang diperuntukkan khusus bagi raja, abdi dalem serta keturunannyaMakam Kawah Tekurep dibangun pada tahun 1728 dengan menggunakan tiga unsur, yaitu kapur pasir, putih telur, dan batu. Di makam ini terdapat Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo beserta empat isterinya.

BACA JUGA INI:   Closing Ceremony Sriwijaya Ranau Gran Fondo 2024 

Secara etimologi, Kawah Tekurep berasal dari kata kawah yang bermakna suatu alat yang menyerupai wadah untuk menanak nasi, dan Tekurep memiliki padanan makna terbalik.

Setiap hari makam Kawah Tekurep dikunjungi oleh para peziarah yang bahkan datang dari luar PalembangSecara umum, makam Kawah Tekurep memiliki luas mencapai 1 hektar, yang terdiri dari 6 bangunan makam yang diperuntukan bagi sultan dan orang-orang terdekatnyaKawah Tekurep dapat dimaknai sebagai wadah terbalik yang digunakan sebagai makam dan tempat pertemuan para wali dan sunanKawah Tekurep berlokasi di Kecamatan Ilir Timur II, Palembang.
Secara umum, makam Kawah Tekurep memiliki luas mencapai 1 hektar, yang terdiri dari 6 bangunan makam yang diperuntukkan bagi sultan dan orang-orang tedekatnya. Sedangkan makam yang berukuran kecil yang ada di bagian depan bangunan utama makam kawah tekureb merupakan makam yang diperuntukan bagi anak-anak keturunan, abdi dalem, dan para panglima. (dudy)