PLN Mengucapkan selamat idul fitri 2025

Kantor KONI Sumsel Gelap Gulita, Padahal Ditengah Kota, kok Bisa?

Kantor Koni Sumsel Gelap Gulita, Padahal Ditengah Kota, kok Bisa?
Kantor Koni sumsel

Listrik Dicabut, Pegawai KONI Sumsel Juga Sudah 4 Bulan Tidak Gajian

 

 

PALEMBANG-SUMSEL, ExtraNews – Lantaran belum ada kucuran dana pencairan NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) dana KONI Sumsel 2023, staf pegawai Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumsel terpaksa berhutang untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya.

“Sejumlah staf KONI Provinsi Sumsel sebanyak 40 orang hingga kini belum gajian sejak Januari 2023. Mereka masih bersabar walaupun kondisinya sudah memprihatinkan.

Barangkali ada yang sudah berhutang karena staf kita ini rata-rata bergantung dari gaji mereka itulah. Mereka tidak punya penghasilan lain,” ungkap Sekum KONI Sumsel Ir Suparman Romans, Kamis (18/5/2023).

Tak hanya staf, sama halnya juga untuk penggantian transport pengurus juga belum ada pencairan.

Menurut Suparman Romans, ini juga yang terlihat dengan pasca menunggak tagihan rekening listrik selama 3 bulan sekitar Rp 33 juta, kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumsel di Jl Jenderal Sudirman Palembang gelap gulita setelah aliran listriknya diputus PLN.

“Kita masih work from home akibat listrik nunggak. Sudah tiga minggu listrik di KONI padam. Kenyataannya duit kita tidak ada. Kita pengurus sudah menutupi untuk bulan Januari, Februari bisa nalanginya,” katanya.

Tak hanya staf, sama halnya juga untuk penggantian transport pengurus juga belum ada pencairan.

Menurut Suparman Romans, ini juga yang terlihat dengan pasca menunggak tagihan rekening listrik selama 3 bulan sekitar Rp 33 juta, kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sumsel di Jl Jenderal Sudirman Palembang gelap gulita setelah aliran listriknya diputus PLN.

BACA JUGA INI:   Imbas BBM Naik, Tarif Angkot di Palembang Ikut Naik, Umum Rp 4.900, Pelajar Rp 3.000

“Kita masih work from home akibat listrik nunggak. Sudah tiga minggu listrik di KONI padam. Kenyataannya duit kita tidak ada. Kita pengurus sudah menutupi untuk bulan Januari, Februari bisa nalanginya,” katanya.

Kemudian sejak bulan Maret, April sudah tidak sanggup lagi untuk menalanginya. Saat ini pihak KONI sedang memproses pengajuan anggaran ke Gubernur Sumsel, melalui Dispora Sumsel untuk pencairan NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) dana KONI Sumsel 2023.

“Kemarin kita sudah koordinasi dengan pengurus lagi untuk kumpulkan talangan lagi. Ini kita masih kumpulkan. Ini sudah masuk tiga bulan nunggak listrik sekitar Rp 33 juta.

Kalau sebulan itu tagihan sekitar Rp 13 juta. Tapi karena sebulan terakhir ini listrik dipadamkan jadi agak turun tagihannya,” terangnya.

Stafsus Walikota Palembang Bidang Generasi Muda ini mengatakan informasi dari Dispora Sumsel, proses NPHD baru naik ke Gubernur.Dan itu biasanya tidak langsung cair. Karena setelah nantinya persetujuan baru berkas tersebut akan turun lagi.

“Barulah nanti Dispora bersurat untuk pencairan. Diperkirakan seminggu hingga dua minggu lagi,” katanya.

Diakui Suparman selama diputusnya aliran listrik di kantor KONI Sumsel, kerja pelayanan tidak bisa maksimal karena semua administrasi menggunakan komputer.

“Makanya kita buat kebijakan kawan-kawan standby saja di KONI mana yang ada dokumen untuk kita layani kita bawa ke rumah dulu, dikerjakan di rumah,” paparnya.

BACA JUGA INI:   Upaya Mewujudkan Wartawan Beretika, Profesional dan Berwawasan

Mantan Ketua Umum KONI Kota Palembang ini juga menjelaskan dengan belum cairnya NPHD (Naskah Perjanjian Hibah Daerah) dana KONI Sumsel 2023, otomatis dana pembinaan juga ikut mandek.

Ya pastilah (ikut mandek). Karena semua anggaran di dana hibah itu. Dana pembinaan atlet-atlet yang unggulan, untuk Kejurnas, semua masih menunggu dan kita jelaskan apa adanya faktanya mang seperti itu. Karena kalau kita mau mencari dana talangan nanti jadi masalah lagi,” jelasnya.

Ia juga menerangkan memang jadwal pencairan dana hibah untuk KONI setiap tahun itu paling cepat di bulan Mei.

“Itu sudah menjadi tradisi paling cepat cairnya bulan Mei. Kemarin kan mestinya berbarengan dengan NPCI di awal Mei. Tapi karena ada revisi penyesuaian karena ada koreksi juga masukan dari Dispora untuk komposisi RKA-nya itu.

Dari koreksi inilah jadi memakan waktu. Baru selesai seminggu yang lalu ditandatangani oleh Ketua Umum dan Kadispora. Nah ini baru naik berkas itu,” terangnya.

Suparman mengatakan dana tersebut tidak bisa diantisipasi untuk ditalangi lantaran jumlahnya cukup besar sebelum pencairan.

“Karena dananya besar. Kalau barangkali cuma sejuta dua juta masih bisa kita. Ini juga pengurus, staf belum ada yang menerima mengganti transport atau honor sejak bulan Januari hingga sekarang,” katanya.

BACA JUGA INI:   Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Serahkan Surat Tugas Plt Bupati OKI kepada Dja’far Shodiq

Sebetulnya kata Suparman kondisi ini sangat prihatin termasuk staf karyawan KONI namun masih sabar menunggu pencairan.

“Ya seperti itulah mau diapakan lagi. Memang ini harus dipahami juga oleh pihak-pihak luar bahwa bukan dana ini tidak standby, tidak ready dari Januari. Kita tidak menyalahkan pihak mana, kondisinya memang seperti itu,” katanya.

Sementara itu, secara terpisah kepada wartawan Gubernur Sumsel Herman Deru terkejut mendengar kabar aliran listrik di Kantor Koni Sumsel sudah diputus oleh PLN.

“Kupanggil dulu Kadispora Sumsel. Aku baru dengar inilah,” ucapnya dikonfirmasi usai acara Halal BI Halal di Griya Agung, Kamis (18/5/2023).

Saat ditanya masalah lainnya terkait mandeknya pembinaan para atlit, Herman Deru menuturkan, akan menanyakan hal tersebut langsung kepada Kadispora Sumsel.

“Kucek Kadispora dulu. Aku belum dapat laporan hal itu,” ucapnya singkat. (red***)

lion parcel