Inderalaya, Extranews —Henny Primasari, yang sehari-hari bekerja sebagai wartawan bertugas di daerah Ogan Ilir, mendatangi mapolres Ogan Ilir (OI), Jumat (12/3), bermaksud melaporkan pemilik akun Hendri Dika atas komentarnya yang dinilai oleh Hnny ujaran kebencian. Ia melapor didampingi puluhan teman-temannya yang juga wartawan dari media cetak, online dan tv. Pihak kepolisian kini masih menganalisa laporan Henny terkait dugaan pelanggaran UU ITE ini.
“Ya hari ini konseling dulu. Hari Senin, pelapor silakan kembali ke Polres Ogan Ilir untuk membuat laporan resmi tertulis. Sudah tadi juga dilaporkan ke Pidsus sudah dilihat akunnya apa, kata-kata yang berisi ujaran kebenciannya,” kata Kaur Humas Polres Ogan Ilir Iptu Abdul Haris.
Wartawan media online Jamal dan Emi mengatakan, miris akun abal-abal bernama Hendri Dika bisa menuliskan kalimat tidak pantas untuk seorang perempuan, ” apa pantas dia menulis seperti itu, apalagi itukan akun abal-abal alias akun setan. Yuk Henny itu wartawan berintegritas sudah 17 tahun bekerja sebagai wartawan. Memangnya siapa akun setan itu bisa menulis seperti itu? Otak dan hati nuraninya dimana?. Nanti kalau sudah diproses hukum ketahuan orangnya, nangis-nangis minta maaf. Dia tidak pernah berpikir apa perasaan orang yang dihina tersebut. Mudah-mudahan pihak kepolisian segera mengusut hal ini secara tuntas,”jelasnya
Sebelumnya akun Facebook atas nama Hendri Dika menebar kebencian di media sosial khususnya di lingkup grup Facebook Ogan Ilir Memilih Pemimpin.
Kejadian ini bermula saat akun Hendri Dika mengkritik kegiatan Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar pada pembukaan lomba bidar mini di Kecamatan Sungai Pinang pada 7 Februari lalu.
Unggahan dengan kata tak pantas tersebut lalu coba diluruskan oleh seorang jurnalis di Ogan Ilir, Henny Primasari. Henny menjelaskan jika kegiatan tersebut untuk meningkatkan UMKM di desa serta menjadikan lomba bidar mini agenda tahunan yang bisa jadi objek wisata.
Bukannya merespon dengan baik, akun Hendri Dika malah seperti marah dan melontarkan makian.Ia bahkan menyebut profesi jurnalis sebagai pelacur independensi. Henny sebagai orang yang ditandai dalam kolom komentar unggahan tersebut mengaku berang.
Terpisah, Dewan Penasihat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Ogan Ilir, Sardinan Delisep mengatakan, jika unggahan kebencian ini dilatarbelakangi perbedaan pilihan politik, ini seharusnya tak perlu terjadi.”Sebaiknya tidak perlu berpolemik lagi. Kembali sama-sama mendukung program pemimpin terpilih. Kalau sudah dilantik Bupati Panca dan Wabup Ardani mari kita dukung kita beri kesempatan untuk berbuat. Ini-kan baru beberapa hari kerja satu bulan saja belum. Memimpin itu-kan butuh proses tidak seperti membalikkan telapak tangan. Ayo move-on kalau sudah kalah ya sudah dukung yang menang, bersatu mewujudkan Ogan Ilir Bangkit! ,” kata Sardinan.
Sementara itu Ketua PWI Sumsel H Firdaus Komar mengatakan mengutuk keras tindakan yang dilakukan akun atas nama Hendri Dika yang melakukan pelecehan terhadap perempuan dan profesi jurnalis.
“Sangat tidak sopan berkata demikian apalagi melecehkan perempuan dan melecehkan profesi kami sebagai jurnalis. Hati nuraninya dimana?, bukankah kita para jurnalis melalui media yang membuka cakrawala dunia yang bisa menyampaikan informasi kepada masyarakat. Saya sebagai Ketua PWI Sumsel sangat mengutuk keras tindakan tersebut. Kami minta kepada pihak kepolisian agar ditelusuri dan diusut tuntas siapa pemilik akun tersebut, tangkap orangnya agar jangan selalu menyebarkan ujaran kebencian di FB atau dunia maya, karena melanggar UU ITE. Kalau mau mengkritik kinerja pemerintah tidak masalah namun secara baik, janganlah sampai melecehkan profesi kami sebagai jurnalis,”tegas Firdaus. Ohen