Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menyatakan 85 persen zona musim (ZOM) di wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan hingga menjelang akhir Desember 2020. Bahkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengutarakan bahwa musim hujan tahun 2020/2021 diwarnai latar belakang fenomena iklim global La Nina, yang terjadi sejak awal Oktober 2020. “Diprediksi akan berlangsung hingga Mei 2021 dengan intensitas La Nina Moderat menjadi La Nina Lemah pada Maret 2021.”
Kondisi ini tentunya membuat semua pengendara mobil khususnya, harus menyesuaikan diri dan kendaraan mengingat ada beberapa hal yang membedakan cara berkendara pada kondisi basah dan kering. Berikut ini daftar pemeriksaan dan informasi yang lebih komplit agar berkendara di musim hujan tetap nyaman:
1. Wiper
Pastikan wiper bekerja dengan prima. Baik motor, karet wiper maupun kapasitas air washer yang dapat menyapu kaca sehingga air hujan tidak menghalangi pandangan. Motor wiper mungkin saja macet, karet-karet wiper juga mungkin sudah keras sehingga kurang bagus saat menyapu kaca. Begitu juga dengan kapasitas air wiper, bisa saja kering dan semprotannya tidak pas mengenai sasaran. Untuk semprotan air wiper yang kurang tepat, sebaiknya lakukan penyetelan.
Pastikan wiper bekerja dengan prima. Baik motor, karet wiper maupun kapasitas air washer yang dapat menyapu kaca sehingga air hujan tidak menghalangi pandangan. Motor wiper mungkin saja macet, karet-karet wiper juga mungkin sudah keras sehingga kurang bagus saat menyapu kaca. Begitu juga dengan kapasitas air wiper, bisa saja kering dan semprotannya tidak pas mengenai sasaran. Untuk semprotan air wiper yang kurang tepat, sebaiknya lakukan penyetelan.
2. Lampu-lampu
Lampu-lampu juga amat penting jika berkendara di saat hujan turun. Selain untuk menyorot kondisi jalan, sinar dari lampu-lampu mobil Anda sangat membantu pengendara lain untuk melihat posisi kendaraan Anda saat melintas. Periksa kelayakan nyala pada lampu kecil dan lampu besar. Akan lebih baik juga seandainya mobil Anda dilengkapi dengan lampu kabut yang sinarnya mampu menembus gelap yang menyelimuti jalan. Jangan gunakan lampu hazard ketika hujan lebat, gunakan lampu hazard hanya pada saat berhenti dalam kondisi darurat.
Lampu-lampu juga amat penting jika berkendara di saat hujan turun. Selain untuk menyorot kondisi jalan, sinar dari lampu-lampu mobil Anda sangat membantu pengendara lain untuk melihat posisi kendaraan Anda saat melintas. Periksa kelayakan nyala pada lampu kecil dan lampu besar. Akan lebih baik juga seandainya mobil Anda dilengkapi dengan lampu kabut yang sinarnya mampu menembus gelap yang menyelimuti jalan. Jangan gunakan lampu hazard ketika hujan lebat, gunakan lampu hazard hanya pada saat berhenti dalam kondisi darurat.
3. Defogger
Penglihatan melalui spion dalam juga bisa terganggu jika kaca belakang mobil berembun. Untuk beberapa mobil dilengkapi fitur defogger yang berfungsi menghangatkan kaca belakang sehingga tidak menimbulkan embun. Karena itu periksa kembali fungsi kelayakan kerja defogger agar dapat bekerja dengan baik. Caranya, aktifkan switch defogger, jika kaca belakang terasa hangat berarti perangkat ini masih bekerja dengan baik.
Penglihatan melalui spion dalam juga bisa terganggu jika kaca belakang mobil berembun. Untuk beberapa mobil dilengkapi fitur defogger yang berfungsi menghangatkan kaca belakang sehingga tidak menimbulkan embun. Karena itu periksa kembali fungsi kelayakan kerja defogger agar dapat bekerja dengan baik. Caranya, aktifkan switch defogger, jika kaca belakang terasa hangat berarti perangkat ini masih bekerja dengan baik.
4. Permukaan ban
Pengendalian roda saat hujan turun jauh lebih sulit dibandingkan dengan keadaan permukaan jalan dalam kondisi kering. Apalagi jika kembang roda sudah dalam kondisi kurang bagus. Periksa kelayakan permukaan ban, sebaiknya lakukan penggantian ban jika kembang ban sudah kurang dari 1 milimeter. Dan jika hujan, cara termudah untuk menghindari efek hidroplanning (ban kehilangan traksi saat basah) adalah dengan berkendara di bawah 60km/jam.
5. Karet-karet pintu
Periksa dari kemungkinan bocor, dan lakukan pengggantian jika kondisinya memang sudah tidak layak lagi. Karet-karet pintu yang bocor bisa mengakibatkan air hujan merembes masuk ke dalam kabin yang tentu saja akan sangat mengganggu kenyamanan berkendara.
6. Hindari daerah rawan banjir
Daerah-daerah banjir tentu sudah bisa kita kenali. Sebisa mungkin usahakan menghindari jalur-jalur yang sering tergenang banjir jika hujan turun. Bukan hanya untuk mencegah kendaraan kita terendam banjir, pengenalan daerah banjir juga berguna agar kita terhindar dari macet berkepanjangan.
7. Segera bilas dengan air bersih
Tingkat pencemaran yang tinggi kadang membuat air hujan mengandung asam sehingga kurang baik bagi perawatan cat, body, maupun kaki – kaki mobil. Kami sarankan, segera bilas mobil dengan air bersih setelah melewati genangan atau hujan.rel
.