Selain menunjukkan adanya penurunan aktivitas masyarakat sebesar 58% hasil survei Lifepal.co.id juga menunjukkan beberapa temuan menarik. Salah satunya adalah semakin muda kelompok usianya, makin berani pula mereka beraktivitas di tempat umum saat New Normal.
Sementara itu, makin tua kelompok usianya, semakin rendah keinginan untuk beraktivitas di berbagai tempat publik dan adanya perbedaan frekuensi aktivitas masyarakat dalam klasifikasi penghasilan dan gender.
Survei ini dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden dengan rentang usia 15 hingga 74 tahun. Para responden adalah warga yang berdomisili di Jakarta dan atau yang beraktivitas rutin di Jakarta. Ini merupakan analisis lanjutan dari analisis pertama pada survei yang sama, yakni New Normal, Aktivitas Turun Sampai 58% Dibanding Sebelum Covid-19
Di era New Normal nanti, frekuensi aktivitas belanja indoor di pusat perbelanjaan, minimarket, atau supermarket yang dilakukan warga usia 15 hingga 25 tahun akan mencapai 67,4% atau lebih tinggi ketimbang kelompok usia lainnya.
Sebagai informasi, supermarket dan minimarket yang menjual barang-barang kebutuhan pokok memang tetap diperbolehkan beroperasi di masa PSBB meski diwajibkan memberlakukan protokol kesehatan ketat, seperti memberlakukan physical distancing di kasir hingga menyediakan hand sanitizer atau tempat cuci tangan.
Pakar Epidemiologi FKM UI Dr. dr. Tri Yunis Miko Wahyono, berbelanja di pasar tradisional memiliki risiko penularan Covid-19 yang sangat tinggi apabila tidak mentaati protokol kesehatan Namun, nampaknya hal itu tidak menyurutkan keberanian Generasi Z Jakarta.
Frekuensi kegiatan kuliah ke kampus, atau bekerja di kantor warga Generasi Z juga akan mencapai 61% di masa New Normal.
Di era New Normal nanti, Generasi Z dan Milenial adalah dua kelompok usia yang akan lebih memilih untuk sering menggunakan taksi atau taksi online daripada dua kelompok usia di atasnya.
Hasil survei juga membuktikan bahwa frekuensi aktivitas rekreasi responden dengan tingkat penghasilan di bawah Rp 5 juta, jauh lebih tinggi dari responden dengan kategori penghasilan di atas mereka.
Tercatat, frekuensi kunjungan ke tempat rekreasi indoor padat massa (mall, diskotik, bar, dan karaoke) warga dengan penghasilan di bawah Rp 5 juta adalah 37,4%.
Selain lebih berani mengunjungi tempat rekreasi indoor maupun outdoor, masyarakat berpenghasilan di bawah Rp 5 juta juga lebih berani naik kendaraan umum ketimbang masyarakat dengan penghasilan di atas itu.
Sebut saja, persentase frekuensi aktivitas penggunaan ojek online ada di 43%, taksi atau taksi online 46%, dan kendaraan umum padat massa (bus, KRL, dan MRT) adalah 36%.
Fakta unik selanjutnya adalah bahwa frekuensi aktivitas pergi ke tempat ibadah para warga berpenghasilan di bawah Rp 5 juta, akan kembali mencapai 50% dibandingkan sebelum masa pandemi.
Dalam kategori gender, perempuan terlihat lebih berani untuk naik kendaraan umum ketimbang pria.
Seperti diketahui bahwasannya, risiko terpapar Covid-19 terbesar ada pada aktivitas olahraga di tempat indoor seperti gym atau pusat kebugaran lainnya.
Cukup menarik pula diketahui bahwasannya, pemulihan aktivitas belanja di pasar tradisional para pria adalah 48,9% dibandingkan masa sebelum pandemi.
Survei Aktivitas Masyarakat Memasuki Masa New Normal
Survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden yang merupakan warga domisili Jakarta, maupun orang-orang yang beraktivitas rutin di Jakarta.
Perbandingan jumlah responden dalam survei ini adalah, pria 48% dan wanita 52%.
Responden dikategorikan pula dalam kategori penghasilan. Sebanyak 26,6% responden memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan, 19,2% berpenghasilan Rp 10 hingga 20 juta, 29,4% berpenghasilan Rp 5 hingga Rp 10 juta per bulan, dan 24,7% dengan penghasilan Rp 20 juta per bulan.
Sementara itu untuk kategori usia, 20,6% responden berusia 15 hingga 25 tahun, 52,3% berusia 26 hingga 39 tahun, 21,5% berusia 40-55 tahun, dan 5,6% berusia 56 hingga 74 tahun.
Lewat survei tersebut, Lifepal mencatat bahwa rata-rata frekuensi aktivitas masyarakat di Jakarta saat New Normal hanya berkisar 42,6% saja dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.
Untuk mengklasifikasikan responden, Lifepal menggunakan Teori Generasi yang dikemukakan Graeme Codrington & Sue Grant-Marshall, Penguin, (2004).
Dalam literatur tersebut, manusia dibedakan menjadi lima generasi yaitu:
– Generasi Baby Boomer, lahir 1946-1964
– Generasi X, lahir 1965-1980
– Generasi Y, lahir 1981-1994, sering disebut generasi millennial
– Generasi Z, lahir 1995-2010
– Generasi i, lahir 2011-2015
Demikian hasil survei Lifepal terhadap aktivitas masyarakat di tempat publik pada era New Normal, khususnya di kalangan Generasi Z. Besar kemungkinan, mereka adalah yang paling tidak khawatir akan risiko terpapar Covid-19 layaknya generasi-generasi di atasnya.rel