Minuman Alfaone

Fenomena Kegilaan Membeli Bahan Bakar Minyak 

IMG 20220901 WA0028

 

Muara Enim, Extranews – Sebelumnya, masyarakat sempat dibuat cemas dengan kabar harga BBM naik mulai 1 September 2022. Namun, hingga saat ini terpantau harga BBM seperti Pertalite, Pertamax, dan Solar masih tetap seperti yang berlaku sebelumnya.

Pertamina justru menurunkan tiga harga BBM non, yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex. Sebelumnya, pemerintah sempat memberi tanda perihal kenaikan harga BBM. Berhembus kabar jika kenaikkan harga BBM Pertalite di SPBU Pertamina masih berada di bawah Rp10.000 per liter. Harga tersebut mendapat kenaikkan dengan range Rp1.000 sampai Rp2.500 dari harga yang saat ini Rp7.650 per liter.
Tak hanya Pertalite dan Solar, Pertamax juga akan mengalami kenaikkan dari yang sekarang dipatok Rp12.500 per liter. Pemerintah berencana menaikkan harga BBM subsidi, termasuk Pertalite dan Solar. Kenaikan harga BBM tersebut diperkirakan akan ikut menekan daya beli hingga menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

BACA JUGA INI:   Monitoring Persiapan Pemilu 2024 di Empat Kecamatan, Pj Bupati Fasilitasi PPK dan Panwascam Motor Dinas

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) wilayah Muara Enim-Lahat Raya Sanderson Syafe ST SH, mengatakan permintaan domestik Indonesia masih akan terakselerasi pada semester II-2022 sejalan dengan pelonggaran mobilitas. Namun, inflasi dan kenaikan harga BBM bisa melambungkan inflasi dan menekan pertumbuhan ekonomi.

“Menyayangkan tarik ulur keputusan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mendorong masyarakat di banyak daerah mengalami, apa yang dinamakan dengan fenomena buying frenzies (Fenomena Kegilaan Membeli),” ujar Sanderson, Kamis (1/9/2022).

Dimana fenomena masyarakat berbondong-bondong mengisi tangki akibat kabar harga BBM akan naik sepekan ini. Jadi cenderung membeli barang dengan tujuan mengantisipasi kenaikan harga.

Buktinya, kata dia, antrean panjang di hampir semua SPBU di Sumatera Selatan khususnya, meski keputusan kenaikan BBM bersubsidi batal naik karena mungkin menunggu ketok palu kompensasi dari DPR RI.

BACA JUGA INI:   Jika Kekayaan Sumber Daya Alam Tak Dikorupsi, Mahfud MD Sebut Warga Bisa Terima Rp20 Juta per Bulan

“Seharusnya pemerintah sadar kalau keputusan harga BBM bersubsidi ini bukan hanya terkait satu kementrian saja dan satu aspek kehidupan masyarakat saja, namun semua aspek kehidupan masyarakat akan berdampak,” pungkas Sanderson. (nur)

lion parcel