Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

Enam Mitos Penyakit Rematik yang Sering Bikin Salah Kaprah, Cek Faktanya di Sini!

Enam Mitos Rematik yang Sering Bikin Salah Kaprah, Cek Faktanya di Sini!
Ilustrasi

ExtraNews – Rematik menjadi salah satu penyakit yang sering banget dianggap remeh. Banyak yang mengira kondisi ini hanya sebatas pegal-pegal biasa atau radang sendi yang tidak terlalu berbahaya. Padahal kenyataannya, rematik bisa jadi momok menakutkan jika diabaikan dan tidak ditangani dengan benar dari awal. Penyakit ini bisa menyerang persendian dan tulang hingga membuat penderitanya kesulitan bergerak bebas di hari tua nanti.

Di tengah dampak buruk masalah rematik bagi kesehatan, ternyata masih banyak yang salah paham karena sudah terpengaruh mitos-mitos seputar rematik yang beredar di masyarakat. Mulai dari anggapan rematik cuma penyakit orang tua, sampai kepercayaan kalau tidur di lantai bisa membuat rematik kambuh.

Nah, sebelum kesalahpahaman itu makin meluas, setiap orang perlu meningkatkan pengetahuan seputar masalah rematik, agar tidak terlalu larut dalam mitos. Berikut sejumlah mitos tentang rematik yang sering bikin salah kaprah, dan fakta yang bisa jadikan pegangan.

BACA JUGA INI:   Salsabila Syaira Akhirnya Buka Suara Usai Diisukan Jadi Simpanan Ketua KPK Firli Bahuri

1. Mitos: Rematik Hanya Menyerang Persendian

Enam  Mitos Rematik yang Sering Bikin Salah Kaprah, Cek Faktanya di Sini!
ILustrasi

 

Faktanya, rematik bukan hanya menyerang sendi saja. Penyakit autoimun ini juga bisa menyebabkan peradangan pada bagian tubuh lain, seperti paru-paru, jantung, mata, bahkan kulit. Sehingga gejala rematik tidak hanya ditandai pada masalah persedian, tetapi juga sesak nafas dan ruam kulit. Di samping itu, rematik juga berpotensi merusak pembuluh darah dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh peradangan kronis yang terjadi di seluruh tubuh. Akibatnya, penderita berisiko mengalami masalah kardiovaskular seperti stroke atau serangan jantung.

2. Mitos: Rematik Hanya Menyerang Orang Tua

Enam  Mitos Rematik yang Sering Bikin Salah Kaprah, Cek Faktanya di Sini!
Ilustrasi

Faktanya, rematik bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak dan anak muda. Memang rematik lebih sering terjadi pada rentang usia 45 – 60 tahun, tapi bukan berarti rentang usia di bawah itu akan kebal terhadap penyakit tersebut jauh lebih kebal. Pada orang tua, tulang rawan pelindung sendi cenderung menipis dan cairan pelumas sendi pun berkurang. Kondisi ini memudahkan terjadinya gesekan dan kerusakan pada persendian, sehingga meningkatkan risiko rematik.

BACA JUGA INI:   Gubernur Minta Warga Tetap Disiplin Menjaga Jarak, Jumlah Pasien Positif Corona Bertambah 4 Orang

Meskipun demikian, rematik juga dapat menyerang anak muda. Salah satu penyebabnya adalah faktor genetik yang kuat, terutama pada jenis rematoid artritis, sehingga memicu munculnya suatu penyakit pada usia yang lebih muda. Gangguan sistem kekebalan tubuh (autoimun) juga dapat terjadi pada usia muda dan menyebabkan peradangan kronis pada persendian. Jadi, jangan sepelekan gejala rematik hanya karena masih berusia muda.

 

3. Mitos: Hanya Wanita yang Bisa Terkena Rematik

Enam  Mitos Rematik yang Sering Bikin Salah Kaprah, Cek Faktanya di Sini!
Ilustrasi

Faktanya, pria juga bisa terkena rematik, namun dengan rasio lebih kecil 1:3 dari pada wanita. Meskipun rasionya lebih rendah, pria yang terkena rematik dapat mengalami gejala yang sama seperti wanita, seperti nyeri sendi, kekakuan, pembengkakan, dan kesulitan dalam bergerak. Oleh karena itu, penting bagi pria untuk waspada terhadap gejala-gejala tersebut dan segera memeriksakan diri ke dokter jika mengalami masalah pada persendian. Penanganan yang tepat dan perubahan gaya hidup dapat membantu mengurangi risiko dan mengendalikan gejala rematik pada pria maupun wanita.

lion parcel