Semarang,Extranews – Dua siswa SMK di Purworejo dikeluarkan karena berangkat ke aksi demo mahasiswa di Magelang, Kamis (26/9). Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merespons hal itu dan kembali meminta KPAI turun tangan.
“Di Magelang itu mereka diundang, setelah jalan mereka tawuran. Yang jahat itu yang ngundang, saya sampaikan dengan keras,” kata Ganjar di hotel PO Semarang, kepada laman detik.com Senin (30/9). “Apa skenario tawuran diciptakan dengan itu? Jangan jahat-jahat,” imbuhnya.
Politisi PDIP itu pun berharap agar pembinaan bisa dilakukan pada siswa-siswa tersebut sehingga tidak sampai dikeluarkan dari sekolah. Menurutnya para pelajar itu berangkat untuk unjuk rasa tanpa memahami apa yang mereka protes.
“Bina saja, orangtuanya dikasih tahu. Mereka tidak tahu apa yang diprotes, kasihan kan. Ya makanya saya minta KPAI turun tangan, dong,” ujarnya.
Untuk diketahui, siswa berinisial ATS (17) dan MAH (17) mulai hari ini dikeluarkan dari sekolahnya di Purworejo. Dua anak itu ikut diamankan oleh polisi di Magelang saat ada razia berkaitan demo hari Kamis (26/9) lalu. Mereka disebut terbukti membawa senjata tajam.
“Per hari ini, kami keluarkan mereka berdua dari sekolahan karena sudah mengarah ke kriminal, kami tidak ragu-ragu yang melanggar kami tindak tegas. Setelah keluar nanti terserah orang tua mau melanjutkan dimana atau nunggu arahan dari dinas monggo, yang nangani dinas provinsi,” kata Ketua Pembina Sekolah dimana kedua siswa tersebut menempuh pendidikan, Drs Arie Edy Prasetyo, MBA.
“Tujuan diberi tindakan tegas bukan hanya untuk anak yang bersangkutan saja tapi juga untuk yang lain sebagai shock therapy. Tadi anak-anak juga mengucapkan ikrar agar secara psikologis terbentuk jiwa disiplin, diharapkan tidak melanggar ikrar itu. Isi ikrar antara lain tidak mendukung demonstarasi yang anarkis, cinta Pancasila, setia kepada UUD 45 dan NKRI karena NKRI harga mati,” lanjutnya. dtk