10 CALON PENERIMA ANUGERAH KEBUDAYAAN PWI PUSAT 2021
Jakarta, Extranews —- Sepuluh Bupati Walikota, calon penerima AnugerahKebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI) Pusat pada Hari Pers Nasional 2021, didominasi para muda yang bergelar doktor dari dalam maupun luar negeri. Selainakademisi, mereka punya latar belakang birokrat, pengusaha, hingga politisi dari berbagai partai.
Masing-masing DR. Arya Bima Sugiarto, S.Hum, MA, Walikota Bogor, Provinsi Jawa Barat; IB Rai Dharma Wijaya Mantra, SE., MSi, Walikota Denpasar, Provinsi Bali; Hendrar Prihadi, SE, MM, Walikota Semarang, ProvinsiJawa Tengah ; H. Dedy Yon Supriyono, SE, MM, BupatiTegal, Pronvinsi Jawa Tengah; Tjhai Chui Mie, SH, MH, Walikota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat; DR. H. Dony Ahmad Munir, ST,MM, Bupati Sumedang, ProvinsiJawa Barat; DR.H. Taufan Pawe, Bupati Parepare, ProvinsiSulawesi Selatan; DR. Karna Sobahi, MM Pd, BupatiMajalengka, Provinsi Jawa Barat; DR. Ir. H. Herwin Yatim, MM, Bupati Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah; dan Hj.IkaPuspitasari, SE, Walikota Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Tim Juri yang bertanggungjawab memilihbupati/walikota ini terdiri dari DR. Nungki Kusumastuti(Dosen IKJ/pelaku seni), Prof. Ninok Leksono (RektorUNM/Wartawan Senior), Agus Dermawan T (pengamat dan penulis seni-budaya), Atal S. Depari (Ketua Umum PWI Pusat) dan Yusuf Susilo Hartono (Wartawan senior kebudayaan/ Pelaksana AK-PWI), dalam rapat Selasa, 5 Januari 2021, di Jakarta. Setelah dua minggu sebelumnyamasing-masing anggota Tim Juri melakukan pembacaan, pendalaman, penilaian, terhadap berkas proposal berikutlinknya di media sosial dan video. Sebanyak 16 berkas, dari30 pendaftar selama dua gelombang (Oktober-Desember2020).
Menurut Pelaksana AK – PWI Pusat Yusuf Susilo Hartono, kesepuluh bupati walikota tersebut akan diundang keJakarta untuk melakukan presentasi dan tanya jawab(pendalaman) secara langsung dengan Tim Juri. Dijadwalkantanggal 11-12 Januari 2021 bertempat di Sekretariat PWI, Lantai IV Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih Jakarta Pusat. ” Presentasi ini merupakan tahap akhir dari proses AnugerahKebudayaan PWI Pusat. Kalau proses ini lolos, bupati/walikota tersebut berhak menerima trofi di acara puncak HPN yang biasanya dihadiri Presiden. Mengingatsituasi pandemi, kami akan melakukan proses presentasi ini, dengan protokol kesehatan secara ketat,” ujar Yusuf Susilo Hartono selaku Pelaksana AK-PWI Pusat.
Pelaksanaan Anugerah Kebudayaan kali ini, yang ketiga. Setelah yang pertama pada HPN 2016 di Lombok, yang kedua, HPN 2020 di Banjarmasin. PWI Pusat bersamaAPKASI dan APEKSI sebagai mitra, harus melakukanberbagai pendekatan dalam rekrutmen pendaftar, karena Covid-19 dan bersamaan dengan Pilkada serentak di 270 daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota.rel/fk