PALEMBANG-SUMSEL, ExtraNews – Maraknya praktik penawaran kredit atau pembiayaan yang dilakukan oleh entitas ilegal seperti rentenir dan pinjaman online (pinjol) ilegal yang diduga telah terorganisir.
Sebab, dalam kesulitan terlilit hutang rentenir ditawarkan solusi kredit atau pembiayaan yang dilakukan oleh entitas ilegal seperti pinjaman online (pinjol) ilegal hingga korban gali lubang tutup lubang yang tak akan habisnya hingga mengalami ancaman.
Seorang pengguna pinjaman rentenir menceritakan pengalamannya saat melakukan pinjaman, dari bunga yang tinggi, ditawarkan solusi ke kredit hingga metode penagihan menyita perabotan yang mengancam dirinya, keluarganya bahkan sang anak menjadi korban pengancaman oknum “Debt Collector” di sekolahnya hingga terganggu proses belajarnya. Hal ini diungkapkan NA (50) warga Kec Sukarami Kota Palembang.
NA menceritakan, berawal dirinya terlilit hutang rentenir, dinilai angsurannya cukup lama, oknum rentenir memberikan solusi agar hutang NA lunas dengan meminta barang elektronik berupa laptop. Diduga telah terorganisir, oknum rentenir diduga menghubungi pihak salah satu perusahaan penawaran kredit cabang Palembang yang terletak di wilayah Jln Letkol Iskandar depan salah satu mall, ungkapnya, Jumat (25/11/2022).
Setelah transaksi sekitar (29/10/2022), NA mengaku telah melakukan pembayaran dengan angsuran pertama. Menjelang angsuran kedua, oknum Columbu5 Terduga Doni dan Terduga Monic berusaha mengetahui alamat kerja NA. Lantaran tidak berhasil mengetahuinya.
Akibatnya, oknum Columbu5 Terduga Doni dan Terduga Monic diduga mendatangi sekolah sang anak WA (15) di salah satu Sekolah Menengah Pertama di wilayah Kec Kemuning Palembang.
WA menceritakan dirinya telah ditemui oknum Columbu5 Terduga Doni dan Terduga Monic ke sekolahnya sebanyak dua kali, yang pertama sekitar (11/11/2022) pada hari Jumat sekitar Pukul 11.00 WIB. Para Terduga datang masuk ke kantor sekolah. Lalu sang guru memanggil WA untuk ke kantor sekolah.
Menurut WA, para Terduga menanyakan alamat dimana sang ibu bekerja. WA menjawab tidak mengetahuinya. Para Terduga meminta WA harus tau bernada teror dan mendesak dihadapan para guru.
Tiba-tiba masuk Kepsek ke kantor sekolah dan menanyakan, ada apa? Bernada bingung. Para Terduga langsung menceritakan tujuan kedatangannya untuk menagih dan mengetahui alamat kerja orang tua WA serta kenapa WA sulit dihubungi? Tanya para Terduga ke WA, “Saya sedang sekolah, dilarang menggunakan hand phone”, jawab WA.
Para Terduga diduga berusaha merebut hp WA. Lalu masuklah sang wali kelas ke kantor sembari mengatakan, “sudah selesai belum? Tidak bisa lama-lama, saat ini jam sekolah belajar mengajar, sekarang anak ini sedang ujian”, tegasnya.