Minuman Alfaone

Buka Final Karya Tulis Ilmiah STQH Sumsel, Helmi Nasaruddin Umar : STQH Bukan Sekedar Lomba Namun Juga Upaya Membumikan Al Quran

7C705893 0502 4F44 B211 E1E1EEB1E3E0 scaled

Buka Final Karya Tulis Ilmiah STQH Sumsel, Helmi Nasaruddin Umar : STQH Bukan Sekedar Lomba Namun Juga Upaya Membumikan Al Quran

Palembang, Extranews –Hakim Nasional LPTQ Hj. Helmi Halimatul Udhma Nasaruddin Umar didaulat membuka kegiatan final Karya Tulis Ilmiah Hadist (KTIH) yang merupakan salah satu cabang dari Seleksi Tilawatil Quran dan Hadits (STQH) tingkat provinsi Sumatera Selatan. Acara berlangsung di Pendopoan Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumsel, Sabtu (26/04/2025).

7B8CE20F 2B98 4DE3 9FD3 B056C754DE98 scaled B76B4EBE E1E0 4BF0 A0C2 F9C7745CBF8C scaled

Dalam sambutannya, Helmi Nasaruddin Umar mengatakan STQH bukan hanya sekedar kompetisi melainkan salah satu media pembinaan penguatan karakter dan bagian dari ikhtiar untuk membumikan al Quran. al Quran bukan hanya sekedar untuk dilombakan melainkan diamalkan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

BACA JUGA INI:   Prestasi Muba Dilirik DPPA Ogan Komering Ulu Timur

Helmi juga menegaskan bahwa membumikan al Quran bukan hanya tugas sesaat, melainkan misi yang harus terus dilanjutkan bersama seumur hidup. Menurut Helmi, setidaknya ada tiga strategi yang perlu dilakukan.

Pertama, memperluas akses pendidikan al Quran. Semua pihak hendaknya harus terus berupaya membuka akses baik di pedesaan, perkotaan hingga di wilayah terpencil agar masyarakat lebih mudah dalam mengakses atau belajar membaca al Quran.

“Anak-anak tidak perlu diperintah melainkan kita terlebih dahulu yang memberikan contoh dalam membaca dan mencintai al Quran. Dengan demikian akan lebih mudah mengajak anak-anak membaca al Quran,” ungkapnya.

Kedua, meningkatkan kualitas guru pembina Qurani. Ia mengatakan, guru mengaji merupakan pilar penting dalam pendidikan Qurani. Mereka bukan hanya pengajar tetapi juga teladan akhlak. Oleh karena itu peningkatan kompetensi kapasitas maupun penghargaan terhadap guru mengaji perlu ditingkatkan kesejahteraannya.

BACA JUGA INI:   KAHMI Palembang Siap Jawab Tantangan Revolusi Industri 4.0

“Kita membutuhkan guru Qurani yang bukan hanya fasih dalam melantunkan ayat tetapi juga mampu menampilkan nilai-nilai mulia kepada generasi muda,” ujarnya.

Ketiga, mengintegrasikan nilai al Quran dalam kehidupan sosial dan berbangsa. Yang menjelaskan Alquran tidak hanya mengajarkan tentang ibadah tetapi juga tentang etika, keadilan kejujuran, kerja keras, toleransi dan kepedulian sosial. Rel

lion parcel