Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

Belasan Penambang Tewas Tertimbun Longsor, Saat Bikin Jalan ke Lokasi Tambang Batubara

B27D6EA7 A4F4 4CA5 9C08 32A3150E9D48

Belasan Penambang Tewas Tertimbun Longsor, Saat Bikin Jalan ke Lokasi Tambang Batubara

Muara Enim,Extranews —
Kegiatan penambangan rakyat secara ilegal yang hanya menggunakan peralatan tradisional menggunakan linggis dan belincong untuk mengambil batubara pada kedalaman belasan meter akhirnya menelan korban jiwa hingga belasan orang,belasan orang diduga telah tewas akibat tambang batubara milik rakyat berada dilokasi tambang rakyat di desa Tanjung Lalang dan desa Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim amblas saat belasan pekerja sedang membuat jalan menuju lokasi penggalian pada Rabu (21/10)sekitar pukul 14.00 WIB.
Tambang rakyat yang amblas tersebut menurut informasi dilapangan memiliki kedalaman sekitar 15 meter,diduga akibat tanah yang kurang labil akibat peningkatan curah hujan pada sepekan terakhir membuat kultur tanah labil,sementara kondisi penambangan batubara milik rakyat tersebut sudah cukup dalam dengan kondisi membentuk gua yang diduga rawan longsor terlebih dikala musim hujan seperti sekarang ini.
Hasil pantauan sementara korban yang diduga tertimbun tanah tersebut berjumlah 11 orang,dari 11 orang tersebut baru diketahui identitasnya sebanyak 10 orang,satu orang belum diketahui identitasnya,berikut korban yang diduga meninggal dunia dalam musibah tersebut yakni,
1. Sumarli Muara Kisam OKU Selatan
.2. Hardiawan warga Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung
3. Sandra Jawa Tengah
4. Rukasih warga Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung
5. Joko Supriyanto Penyandingan Kecamatan
6. Purwadi Penyandingan Kecamatan Tanjung Agung
7. Zulpiawan Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung
8. Darwis Tanjung Lalang Kecamatan Tanjung Agung
9. Sukron warga Lampung
10. Umardani Suka Raja Kecamatan Tanjung Agung
Saat ini para korban yang sudah berhasil dievakusi dilokasi kejadian musibah tambang rakyat tersebut sudah di bawah ke puskemas Tanjung Agung untuk dilakukan pemeriksaa oleh tim medis dan petugas kepolisian.
Kemudian di tempat kejadian perkara warga desa Tanjung lalalng dan keluarga korban bersama aparat kepolisian terus melakukan evakuasi terhadap korban,dan juga tetap menyirir lokasi untuk mengetahui apakah masih ada korban yang tertimbun atau tidak,termasuk alat berat didatang ke tkp.
Terkait kronologis kejadian tersebut sejauh ini belum diperoleh informasi yang pasti,karena sejumlah pejabat yang terkait masih sibuk melakukan pendataan terhadap kejadian tersebut.
Kepala bagian Protokol dan humas Pemkab Muaraenim Deni yang dihubungi via telpon mengatakan, terkait kejadian tersebut PLT bupati H Juarsa telah mendatangi puskesmas Tanjung Agung untuk melihat para korban yang telah berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian.
Dikatakan Deni informasi sementara yang menjadi korban tersebut adalah sebagian warga pendatang,namun Deni belum bisa menjelaskan secara detail peristiwa tersebut karena saat dilakukan konformasi deni mengaku masih menyaksikan pendataan para korban oleh pihak yang terkait.
Semen kepala Badan Penanggulangan Bencara Daerah Rozik ST yang dikonfirmasi via Whatshapp membenarkan kejadian tersebut,Rozik mengatakan pihaknya bersama PLT Bupati telah meninjau para korban,melihat korban yang cukup banyak tersebut menurut Rozak bupati sangat prihatin atas kejadian tersebut,karena itu bupati sangat mengharapkan kepada masyarakat khusunya para pemilik tambang rakyat untuk tidak lagi melakukan penambangan batubara secara liar tersebut,terlebih saat ini memasuki musim hujan,dihimbau kepada rakyat Kabupaten Muaraenim untuk tidak melakukan kegiatan penambangan liar seprti itu,karena akan sangat membahayakan masyarakat itu sendiri,terlebih disaat curah hujan sedang tinggi seperti sekarang ini.
PLT bupati H Juarsa meminta Kapolres dan Dandim 0404 Muaraenim dapat mengamankan dan mengawal lokasi tambang, semua pemilik atau pengelola tambang ilegal diminta menghentikan kegiatan tersebut.
Dijelaskan Kepala BPBD Muara Enim ini dilokasi tempat kejadian perkara sudah dilakukan pemasangan police line oleh aparat kepolisian.
Disinggung kronologis kejadian Rozik mengaku belum mnegtahui secara detail, namun informasi yang semnatar berhasil dikumpulkan kata Rozik para korban tersebut sebelum kejadian melakukan kegiatan pembuatan jalan untuk menuju lokasi penambangan didalam trowongan tersebut,saat membuat jalan itulah tiba tiba tanah tersebut amblas dan menimpa sebanyak 11 orang tersebut dan semuanya tewas.
Kapolres Muara Enim,AKBP Donny mengatakan terkait kejadian tersebut pihak akan melakukan penyelidikan dan melakukan pemeriksaan terhadap kejadian tersebut.NH

BACA JUGA INI:   Berlaku Siang Ini Pukul 14.30 WIB, Jokowi Resmi Naikkan Pertalite jadi Rp 10 Ribu
lion parcel