Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Muara Enim dr Yan Riyadi Mars saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Penurunan Angka Stunting Kabupaten Muara Enim.
Muara Enim, Extranews — Kasus stunting kian menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Pasalnya data kasus stunting mengalami peningkatan dibeberapa wilayah Bumi Serasan Sekundang.
Hal ini diungkapkan Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Muara Enim, dr Yan Riyadi Mars saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis Penurunan Angka Stunting Kabupaten Muara Enim tahun 2020, di Hotel Grand Zuri Muara Enim, Kamis (3/12).
Dikatakan Yan, secara umum kondisi stunting di Kabupaten Muara Enim selama 2 tahun terakhir 2018 dan 2019 menunjukan penurunan prevalensi dari 14,42 persen menjadi 6,83 persen.
Menurutnya terdapat beberapa Kecamatna mengalami penurunan kasus stunting yakni di Semende Darat Laut (SDL), Semende Darat Tengah (SDT), Semende Darat Ulu (SDU), Lawang Kidul, Muara Enim, Ujan Mas, Gunung Megang, Benakat, Belimbing, Rambang Niru, Lunai, Lubai Ulu, Rambang Gelumbang, Muara Belida, Kelekar dan Sungai Rotan.
“Sedangkan 6 Kecamatan yang mengalami kenaikan yakni SDU, Tanjung Agung, Gunung Megang, Rambang Dangku khususnya Desa Tebat Agung, Lembang dan Belida Darat,”ungkap Yan.
Lanjutya, saat ini kecamatan yang prevalensi stunting tahun 2019 lebih dari 20 persen atau sesuai target World Health Organization (WHO) adalah kecamatan Lembak 23,5 persen, Tanjung Agung 23,4 persen dan Belida Darat 22, 9 persen.
Menurut pria yang juga merangkap jabatan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Muara Enim ini faktor deteminan yang masih menjadi kendala dalam perbaikan status gizi balita di Kabupaten Muara Enim adalah kurangnya partisipasi masyarakat. “Pastisipasi masyarakat untuk datang ke posyandi masih kurang, terutama bagi balita yang sudah imunisasi lengkap tidak mau lagi ke posyandu,”jelasnya.
Faktor lainnya masih ada sebagian masyarakat yang belum dapat menjangkau akses air bersih dan ada sebagaian masyarakat belum mempunyai fasilitas sanitasi sehat. “kemudian masih ada balita yang belum diimunisasi lengkap, riwayat ibu hamil pada masa kehamilan kurang baik, kurang gizi hingga kurang terpantau kesehatannya,”ucapnya.
Untuk itu, melalui kegiatan tersebut, pihaknya berharap sedikit banyak mampu mengurangi angka stunting dengan penyebarluasan wawasan maupun informasi kepada masyarakat.NH