Di sisi lain pengusaha lapangan sepak bola Gede Widiade memberikan testimoninya.
Dia pernah mempergunakan JIS untuk acara International Youth Championship dimana Barcelona dan Atletico Madrid ikut meramaikan.
‘’Kalau dibilang standar, kan standarisasi lapangan sepak bola harus diverifikasi dan yang mempunyai kewenangan yaitu FIFA,’’ ucapnya.
‘’Tapi kalau secara kasat mata pada saat kami pergunakan untuk dua kali event, secara kasat mata bagus,’’ imbuhnya.
Menurutnya tidak ada komplain dari tim internasional yang hadir. Akan tetapi memang saat Gede menggunakan belum ada verifikasi secara formal.
Lantas bagaimana teknis agar JIS memperoleh verifikasi dari FIFA?
Menurut Tommy Welly PSSI bisa mengajukan nama-nama stadion yang akan dicalonkan menjadi venue Piala Dunia U-17.
‘’Jadi pasti nanti FIFA juga akan menurunkan timnya untuk mengasesor. Lalu kalaupun ada yang kurang dia akan kasih catatan-catatan,’’ jelasnya.
Menurutnya PSSI harus bergegas melakukan persiapan fasilitas dan sarana sebab Piala Dunia U-17 akan segera dilaksanakan dalam waktu dekat.
Pasalnya apabila diganti dengan rumput asli maka menurut Gede akan memakan waktu yang lama sehingga tidak memungkin mengejar Piala Dunia U-17.
‘’Kalau soal rumput hybrid banyak stadion dunia yang pakai seperti Allianz Arena, Spartak Moscow, hingga Wanda Metropolitano,’’ katanya.
FIFA tentunya memiliki kriteria tentang permukaan atau lapangan sesuai dengan penggunaannya dalam hal ini Piala Dunia U-17.
Rumput di JIS ini menurut Gede berbeda karena lokasinya dan kebutuhan akan mataharinya tidak tidak optimal beda dengan lapangan-lapangan seperti di GBK atau Bung Tomo.
‘’Jadi kalau menurut saya sebelum mengeluarkan statement untuk mengganti dipelajari dulu. Karena kalau pun diganti rumput natural lihat apakah lingkungannya memungkinkan. Kalau dilarikan ke politis ya repot lagi,’’ pungkasnya. (*)