Muba maju Lebih Cepat
Minuman Alfaone

Dewan Pertanyakan Penanganan Covid di Muaraenim

61E43973 2BD0 493E 8BDF 8700BE9958F1
PENDAMPINGAN : Bonny Noprian Pratama SH anggota DPRD Kabupaten Muara Enim dari Fraksi Golkar saat mendampingi kaluarga pasien dirumah sakit.

Muara Enim- Extranews , Jerit persoalan penanganan pasien Covid-19 tak henti-hentinya terus mengemuka. Beragam keluhan itu mendapat respon Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Muara Enim. Salah satunya masalah penanganan pasien yang diduga terpapar Covid-19 tidak mendapat penanganan yang maksimal di RSUD dr HM Rabain Muara Enim.

61E43973 2BD0 493E 8BDF 8700BE9958F1
PENDAMPINGAN : Bonny Noprian Pratama SH anggota DPRD Kabupaten Muara Enim dari Fraksi Golkar saat mendampingi kaluarga pasien dirumah sakit.

Penegasan tersebut disampaikan anggota DPRD Kabupaten Muara Enim dari Fraksi Golkar Bonny Bonny Noprian Pratama SH. Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi penanganan medis terhadap masyarakat yang terpapar Covid-19.

Dikatakannya, dirinya mendapat laporan dari pihak keluarga pasien. Bahwa bahwa pasien tidak ada tindak lanjut penanganan medis setelah hasil test swab antigen reaktif sehingga pasien tersebut tetap mendapat penanganan di Intalasi Gawat Darurat (IGD). “Aneh pasien yang telah dinyatakan reaktif tetap bergabung dengan pasien yang tidak Covid-19. Ini perlu menjadi perhatian khusus pihak rumah sakit,” tegas Bonny disela-sela melihat pasien di IGD RSUD dr HM Rabain Muara Enim, Sabtu (10/8) malam.

BACA JUGA INI:   Kapolres Muara Enim Melakukan Pemantauan Debit Air Sungai Lematang Di Kecamatan Ujan Mas

Kemudian, kata dia, pihak rumah sakit selalu beralasan kekurangan ruangan. Padahal dibawah ruangan rawat anak ada semuanya kosong tapi tidak ditempati sehingga pasien belum mendapatkan ruangan karena alasannya pihak rumah sakit hanya suspek. Selain itu virusnya tidak muncul dan harus di polymerase chain reaction (PCR).

“Bayangkan dari pukul 09.00 pagi hingga pukul 22.00 WIB. Setelah saya konfirmasi kepada pihak IGD baru pasien tersebut dipindahkan ke ruangan transit. Alasannya banya tidak ada ruangan dan ruangan sedang dilakukan sterilisasi. Masa sterilisasi ruangan harus membutuhkan waktu sampai 11 jam ,” katanya.

Lanjutnya, permasalahan ini dibuktikan lambannya proses penanganan terhadap salah satu pasien yang terpapar. Dalam persoalan kasus Covid-19, kata dia, dirinya memahami kondisi saat ini mungkin karena keterbatasan tenaga medis. Belum lagi ada tenaga medis yang sakit sehingga tenaga medis yang bertugas pun sedikit dan tugas yang banyak untuk melayani pasien Covid-19.

BACA JUGA INI:   Bung Teguh Nahkodai JMSI Periode 2020-2025

“Meski demikian penangan terhadap pasien Covid-19 harus reaksi cepat tanggap walaupun pelayanan medis tidak bisa mencapai titik maksimal sehingga tidak ada kesan bahwa pasien tersebut terlantar. Apalagi angka kasus Covid-19 di Kabupaten Muara Enim terus mengalami kenaikan,” imbuhnya.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD dr HM Rabaian Muara Enim dr Hendri Yatno SpM, ketika dikonfirmasi media enggan berkomentar banyak. “Saya juga masih dirawat. Hubungi saja humas,” jelas Hendri singkat.NH

PENDAMPINGAN : Bonny Noprian Pratama SH anggota DPRD Kabupaten Muara Enim dari Fraksi Golkar saat mendampingi kaluarga pasien dirumah sakit.

lion parcel