Tak ku sangka kau tenggelam dalam dangkalnya kecupan, hatiku.
Terima kasih, Kau rela berbuat langkah terbaik untukku.
Kau rela bertutur kata terindah padaku.
Gelisah selama ini,
Tak terasa ku tampakkan nyata.
Aku selalu berusaha pegang baik-mu ini.
Aku selalu berharap kan ku bawa selamanya.
Sadarkah aku kucilkan rasa, dirimu?
Maaf, aku tak sadar,
Aku tak tau, mengapa kau merasa ku kucilkan rasa, dirimu?
Dan mengapa kau merasa ku palingkan rasa, cintamu?
Sadarkah kau, aku sudah berhati-hati, namun
Kau kadang masih merasa langkahku mengganggu, asa-batinmu.
Mengapa? Aku tak tahu, hay
Hati yang bertanya gundah akan baik-mu.
23.06
01 Juni 2011
Puisi ini aku buat saat aku lihat note FB Saudaraku,
di catatannya ada beberapa puisi,
trus aku buat puisi balasan dari salah satu puisinya yang ada disitu…
jadinya ya itu tadi… ;D
Dan ini tanggapan dari Saudaraku,
“Wkwkkkww. . .
Keren men le. .(Keren banget, Dik)
Bljr ngko ngendi kui (Belajar dari mana itu). . .wah wah. . 100 bwt kamu. .
hagagagagaaaa.“